15. Perasaan Aneh

74 17 33
                                    

SEMUA pengurus OSIS berkumpul di ruangan, mereka baru saja melakukan pengesahan jabatan sebagai pengurus OSIS tahun ini yang disaksikan oleh semua penghuni SMA Gemilang. Kecanggungan sangat terasa di antara Dito dan Danish, entah ada apa dengan mereka berdua yang duduk bersebelahan namun tidak saling menyapa. Dito asyik dengan laptopnya sedang Danis dengan ponselnya.


"Mereka kenapa sih, Nad? Lo tau?" bisik Mita di tengah keributan.

"Katanya mereka nggak pernah akur, gue juga belum tahu sebabnya apa."

Mita mengangguk. Selang beberapa detik Romi datang dan ikut duduk bersama Mita dan Nada. "Lagi ngomongin apa sih?" tanya Romi yang baru datang.

Nada dan Mita kompak menggeleng, takut jika Dito atau Danish mendengarnya.

"Kantin yuk? Gue laper nih," ajak Romi sambil mengusap perutnya yang rata.

Nada segera bangkit, dia menghampiri Dito. Niatnya hanya basa-basi mengajak, Dito melihat Nada yang kini berdiri di depannya. "Kak, aku mau ke kantin, kak Dito ikut gak?" ujar Nada sambil mengusap lehernya canggung.

Dito berdiri dan langsung menutup laptopnya yang bahkan belum dia matikan, ia menghampiri Nada lalu menarik ikat rambut Nada agar rambutnya tergerai. "Eh, kak Dito ngapain sih?" protes Nada yang kini rambutnya berhamburan.

"Gue nggak suka lihat lo pakai ikat rambut," ujar Dito sambil membimbing Nada untuk menuju kantin.

Danish melihat kepergian mereka berempat, dia melempar ponselnya ke meja lalu menyandarkan punggung pada penyangga kursi.

Rengga menghampiri Danish dan duduk di sampingnya, ia membuka laptop Dito lalu melirik Danish yang tengah melipat tangan di dadanya. "Kenapa lo?" tanya Rengga sambil menggeser touchpad laptop.

"Shinta Nada Adninda," ujar Danish yang lebih seperti bisikan.

"Apa?" tanya Rengga yang sedikit mendengar nama Nada disebut-sebut.

Danish memandang Rengga sejenak, ia menghela napas lalu pergi begitu saja. Rengga hanya menunjukan ekspresi kesal karena merasa telah diacuhkan.

***

Suasana kantin kali ini sungguh berbeda dari biasanya, biasanya kantin sangat ramai tapi kali ini masih sepi, iya karena ini belum waktu istirahat. OSIS tidak mengikuti pelajaran karena sibuk menyusun program kerja selama setahun ke depan, yang nantinya akan diajukan kepada kepala sekolah supaya segera diACC.

Nada terkadang mengkhawatirkan nilai akademiknya, namun untung saja dia terlahir sebagai orang pandai dengan Iq yang lumayan tinggi. Namun sejauh ini dia masih penasaran dengan Dito yang katanya selalu nomor satu, apakah itu benar? Ah, ulangan tengah semester akan segera tiba, dan dari situ Nada akan tahu.

***

Lia tengah sibuk menghapus noda dari kertasnya, akan tetapi bukan jadi bersih tapi malah semakin mengerikan, lantas dia melempar penghapus yang dia dapat dari Yugo. "Ih! Penghapus itu harusnya bisa bersihin noda, tapi ini malah nambah noda, nyesel gue minjam ke lo!" ujar Lia ke Yugo.

"Salah lo sendiri, udah SMA masih pake pensil."

Mereka sedang bingung mengerjakan soal Fisika. Lia kesulitan dalam pelajaran ini, sedang Yugo sepertinya dia memiliki otak yang agak cemerlang, andai dia tidak menyandang status preman kelas sepuluh MIPA 2.

Masa Badai yang Indah [ COMPLETE ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang