Suatu pagi, aku ingin buang air kecil ke kamar mandi, suamiku sudah selesai mencuci baju, ternyata hanya tersisa pakaian kotor milik ku di keranjang pakaian, rupanya ia hanya mencuci pakaian milik Aqso dan miliknya, oh.. mungkin ia mulai perhitungan pada istri sendiri, baiklah lebih baik aku mengabaikan hal ini. Dari pada hanya membuatku sakit hati.
Keluar kamar mandi, ibu mertua mengatakan, "Sya.. tadi ibu liat baju kamu masih ada yang kotor, cuci aja biar gak numpuk", pungkasnya.
Oh.. aku mulai paham, aku masih ingat bagaimana suamiku melarangku mencuci karena takut aku masuk angin, rupanya dia (ibu mertua) penyebab suamiku jadi perhitungan padaku.
Baiklah kalian. Bagus sekali kerja sama kalian membuat hati ini semakin benci!
Pagi itu juga, suamiku menawarkan agar aku menonton salah satu video tausiyah miliknya di handphonenya, aku pun menyetujuinya.
.
Setelah video itu selesai, muncul pikiran isengku untuk membuka whatsapp nya, aku pun membuka pesan- pesan dari tanggal yang sudah berlalu, selama ia di Tangerang, pertama kali yang ku cari adalah pesan dari Mawar."Dek, di sana istri nyuci baju sendiri kan?", tanya suamiku pada Mawar dalam pesan Whatsapp
"Iya mas nyuci sendiri kok", jawab Mawar membalas ketikan suamiku.
"Awas ya, jangan sampe ibu nyuciin baju istri", kata suamiku kepada Mawar.
"Engga ko mas, mba Alisya nyuci sendiri", balas Mawar di pesan itu.
Oh, baru ku tau, jadi itu isi kepala suamiku selama ini, dia mengira selama ini ibunya yang mencucikan bajuku, memuakkan sekali isi pikirannya itu, mana mungkin aku menyuruh ibu mertuaku mencuci bajuku, apakah pikiran suamiku selalu di penuhi pikiran negatif terhadap ku seperti ini?!
"Dek, kamu kalo bisa ajak ngobrol istri ya, dia orang nya introvert parah", lagi ku baca pesan suamiku pada Mawar, bahkan dia berani menulis kata- kata semenyakitkan itu. Aku di bilang introvert parah.
"Iya mas", jawab Mawar sekena nya.
"Iya kalau bisa kamu yang mulai ngobrol duluan", balas suamiku lagi.
"Ngurus dia, kayak ngurus 8 adekku dek, sifat jeleknya adek- adek ada di dia semua, mungkin ini karena aku jarang ketemu adik- adik, makanya di uji punya istri yang sifatnya kaya dia" suamiku menjatuhkan harga diriku pada adiknya.
"Masa mas, 8 orang di rangkap jadi satu, hehe", Mawar membalas nya santai.
Astaghfirullah, sakit sekali hatiku membacanya, di depan ku suamiku tak pernah mengatakan kejelekanku seperti ini, ternyata di belakangku, ini yang mereka lakukan, yaa Allah, ambil saja dosa- dosaku, lalu limpahkan dosaku kepada orang yang menggunjingku di belakangku
Belum selesai rasa sakit hatiku. Aku pun beralih ke pesan Whatsapp ibu mertua
"Mas, lama- lama ibu kesel juga sama Alisya, masa siang begini baru bangun", ternyata mertuaku aslinya seperti ini
"Tadi istri bilang semalam gak tidur bu, Aqso muntah karena susu formula, emang ibu kasih susu formula?", balas suamiku
"Kalau udah jadi seorang ibu tuh, istri kamu harus banyak berkorban mas, udah di kamar mulu, gak mau belajar, kenapa ibu kasih susu formula, karena asi dia dingin, makanya muntah, udah kamar nya pengap, gimana bayi gak muntah", jawab ibu suamiku bernada sewot di ketikkan Whatsapp.
"Suruh ayah gedor aja bu. Dobrak pintunya biar dia bangun", balas suamiku begitu teganya.
"Udah gitu, tiap ibu kontrol ke kamarnya, dia pasti kelabakan, dia lagi pegang hape, hape nya langsung di taro, sering ibu menyaksikan itu, hampir setiap hari, dia kirim pesan sama kamu bukan mas?", tanya ibunya. Oh.. rupanya ibu mertuaku mencurigai aku selingkuh.
"Terakhir kirim pesan subuh bu, dia bilang belum tidur, ibu dapet omongan dari siapa? Adik- adik yang bilang?", tanya suamiku di Whatsapp, oh pantas saja.. adik- adik suami yang kecil suka mengutak- atik hape ku, ternyata jadi bahan mengorek- ngorek tentang aku.
"Sifat cueknya itu loh, seperti yang kamu bilang, belum berubah juga, kalau buat diri sendiri aja dia cuek, gimana ngurusin orang lain", kata ibunya lagi.
"Iya bu, ajarin aja, aku udah cape bilangin", jawab suamiku.
Oh, jadi begini kelakuan busuk mereka di belakangku, mereka suka membicarakan keburukan ku, silakan kalian makan bangkai busuk ini hingga kalian kenyang, aku akan menuntut amal kebaikan kalian di akhirat, hingga amal kalian hangus di neraka.
Silakan ibu mertua, fitnah aku sesuka hatimu, adu domba saja aku dengan suamiku, sekalian saja katakan kalau aku selingkuh, padahal kamu tidak tau kebenarannya, bertabayun denganku saja tidak, malah menuduhku yang bukan- bukan tanpa bukti.
Apakah kamu bertanya padaku, aku kirim pesan dengan siapa? Tidak kan? Kamu tidak menanyakan nya, asal kamu tau wahai ibu mertua, aku berkirim pesan dengan teman sependeritaanku, aku curhat segala derita ku padanya, aku tertekan hidup satu atap denganmu, hanya itu yang bisa membuat aku bertahan sampai hari ini.
Wahai ibu mertua, apakah kamu tau, aku tertekan karenamu, aku hampir gila karenamu, rasanya aku ingin kabur saja karenamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wahai Ibu Mertua
Ficção GeralSelepas menikah suamiku berkata, "Jika kelak salah satu diantara kita ada masalah, jangan cerita ke masing- masing keluarga kita ya, karena hanya akan menambah masalah menjadi besar", ia mengatakannya saat kami sedang makan diluar, makan Bubur Cakwe...