Aku seorang wanita bersuami, aku memiliki satu orang anak, hari- hari itu aku merasa bagai di penjara, ya.. 5 bulan lamanya aku di penjara
.
Bisa bayangkan bagaimana rasanya jadi aku?
Aku sampai saat ini masih trauma, padahal aku sudah bebas.Aku masih ingat, bagaimana tatapan benci ibu mertua, bagaimana sindiran ibu mertua, bagaimana kata- katanya menyakiti hatiku, dan bagaimana ia berburuk sangka padaku tanpa mengetahui terlebih dahulu kebenarannya.
Entah kenapa meski telah memaafkannya, bayangan- bayangan itu selalu ada.
Aku lelah di hantui rasa trauma, aku ingin sembuh dari trauma ini.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wahai Ibu Mertua
Narrativa generaleSelepas menikah suamiku berkata, "Jika kelak salah satu diantara kita ada masalah, jangan cerita ke masing- masing keluarga kita ya, karena hanya akan menambah masalah menjadi besar", ia mengatakannya saat kami sedang makan diluar, makan Bubur Cakwe...