27. Hujan

1.9K 53 2
                                    

Typo bertebaran 😪

****
Ketika hujan mengguyur bumi dengan deras, membuat Lala yang baru saja ingin pulang tidak jadi. SMA Rajawali di guyur dengan hujan yang amat deras. Padahal ini sudah waktu nya pulang sekolah sejak tadi. Membuat Lala dan kawan kawan diam di kelas sambil memainkan ponsel nya. Namun sebaliknya. Taska dan kawan kawan malah berlarian di koridor. Membuat Nyong dan Saga melancarkan asik nya.

Para siswi yang melihat ini tidak akan membuang waktu lama lagi untuk melihat pangeran SMA nya. Apa lagi ketika melihat Taska dengan rambut yang sedikit basah lalu turun menerpa wajah nya. Sungguh pemandangan yang sangat indah bila di lewatkan. Namun tiba tiba, langkah kaki mereka terhenti karena Fika dan Febry memanggil nama Thomas. Membuat sang pemilik nama menoleh ke sumber suara.

"Aaa Thomas. Nia nih lagi ga mood karena ujan payungin geh" suara Fika membuat Nia yang sedang asik memainkan ponsel nya menoleh ke arah nya seraya berdecak kesal.

Lardo dengan cepat ikut berbicara. Membuat Nia tambah berdecak. "Ya Mas. Anterin geh. Kasian cewe luh nih liat geh" kata Lardo menunjuk ke arah Nia.

"Gue sentil ginjal lu Do" kata Nia keras membuat Lardo langsung berlari ke belakang Thomas.

"Lu ngapain?" Tanya Thomas galak dan malas

"Mak lamper marah" sahut Lardo yang masih berada di belakang Thomas.

Mereka semua terkekeh. Tapi tidak dengan Nia. Ia menatap kesal ke arah Fika lalu Lardo. Ada ada saja teman nya satu ini.

"Gue pulang duluan" kata Nia tiba tiba membuat mereka semua melihat aktivitas Nia. Ya itu merapihkan tas nya.

"Ga pernah liat orang lagi beberas ya?" Tanya Nia dengan kilatan di mata nya.

"Peace yang" sahut Thomas yang langsung merangkul Nia. Pacar nya.

"Masih ujan beb" kata Febry mencoba untuk melarang Nia untuk pulang.

"Gue bawa mobil" sahut Thomas membuat alis Febry terangkat.

Bagaimana bisa. Anak motor seperti Thomas membawa mobil. Dan kenapa bisa, ketika hujan ia membawa mobil.

"Gue nebeng" sahut Fika yang mendapatkan anggukan dari Febry.

"Selagi gue baik. Dan gak jahat. Skuy pulang bareng gue. Tapi jangan ganggu gue pacaran"

"Asihapppp. Masalah itu santuy aja bos" kata Febry yang langsung mengambil tas nya.

"Excel gimana?" Pertanyaan itu dari Lala. Membuat mereka semua langsung ingat dengan Excel.

"Kenapa jadi gue?" Excel yang sudah merasakan sesuatu aneh langsung pergi begitu saja.

"Tuh liat. Gue ikut lo titik" kata Febry yang langsung pergi begitu saja. Membuat Fika langsung mengikuti langkah nya.

"Ga mau ikut?" Tanya Thomas ke arah Lala. Sedangkan Lala yang hendak menjawab terhenti karena Taska sudah mencela terlebih dahulu.

"Pulang bareng gue" kata Taska yang langsung menarik tangan Lala. Membuat Lala yang refleks mendekat ke tubuh nya.

Taska menarik paksa Lala. Lala hanya diam sambil mengikuti langkah kaki Taska. Entah lah. Hujan semakin deras. Bahkan semua murid memilih untuk di dalam kelas. Namun ada juga yang sudah pulang karena membawa mobil pribadi.

Sampai pada akhirnya Lala dan Taska hanya tinggal melangkah maju. Hanya beberapa langkah. Tapi langkah itu tidak dilakukan. Karena hujan yang melarang nya. Tiba tiba Lala merasakan sesuatu yang melekat di tubuh nya. Hangat.

Taska melepaskan Jaket kebanggaan nya. Dan di lekatkan pada tubuh Lala. Membuat Lala sedikit terkejut dan bangga memakai nya. Jarang. Bahkan sangat jarang untuk bisa memekai jaket ini. Tapi dengan mudah nya, Taska melekatkan pada tubuh Lala.

"Pake biar gak basah baju Lo. Entar keliatan aja bra lo. Gue ga rela kalo harus berbagi sama mereka" ujar Taska. Karena Lala menatap nya meminta untuk penjelasan. Namun jawaban nya membuat Lala kesal. Dasar cowok mesum.

"Lagian bukan punya lo" sahut Lala tiba tiba. Membuat Taska mendengus.

"Iya. Sekarang belom punya gue. Tapi besok bakal jadi punya gue" sahut Taska dengan entang nya membuat Lala menoleh malas.

"Gue mau pulang bukan mau adu mulut sama lo"

"Siapa bilang gue mau adu mulut sama lo. Gue juga mau pulang" sahut Taska. Kenapa laki laki ini selalu bisa menjawab perkataan Lala?.

"Ikut gue" ucap Taska membuat Lala mau tidak mau mengikuti langkah kaki nya.

Taska dan Lala sudah berada di dalam mobil. Hening. Itu lah suasana di dalam mobil milik Taska. Dan seperti nya, anak anak REVOGER semua nya membawa mobil. Kenapa bisa? Apakah mereka semua yang merancang agar hujan membasahi bumi. Tapi itu seperti sangat mustahil.

Lala hanya diam. Menatap dalam diam. Hujan ini membuat nya teringat pada masa lalu nya yang sangat bahagia. Di mana ia bisa bebas menikmati dingin nya air hujan dan deras nya air hujan menimpa wajah nya. Itu dulu. Bukan sekarang.

Sekarang. Jangankan bermain hujan. Melihat hujan saja rasa nya Lala ingin selalu berada di atas kasur nya. Sambil di hangatkan oleh tebal nya selimut.

Suasana hujan ini, memudahkan Taska untuk mengambil topik perbincangan. Tapi ia lebih suka melihat Lala sedikit tersenyum dengan pikiran nya itu. Entahlah apa yang sedang di pikirkan gadis itu. Tapi Taska sangat suka melihat nya. Jika tulang punggung memerlukan tulang rusuk. Makan Lala lah tulang rusuk untuk Taska.

"Hujan ini indah ya" kata Taska membuat Lala menoleh ke arah nya. Menatap penuh dengan tanda tanya.

"Tapi terkadang sebalik nya" Lala masih menyimak perkataan Taska.

"Dia indah ketika membawa pelangi setelah selesai membasahi bumi. Dan sebaliknya. Hujan akan mengerikan ketika ia datang bersama dengan petir"

"Dan gue harap. Setalah semua nya selesai, lo bakal kaya hujan yang membawa pelangi bukan hujan yang datang bersama petir"

Lala hanya diam. Kenapa Taska bisa sebijak ini jadi manusia. Taska berubah seratus delapan puluh derajat. Sangat dewasa.

"Maksud lo?" Tanya Lala yang masih belum paham atas perkataan Taska.

"Hehehe. Lama lama Lo paham La" kata Taska yang masih fokus dengan jalan di depan nya. Namun sedikit melirik gadis yang ada di samping nya. Gadis yang akan menjadi milik nya seutuh nya kelak.

Setalah itu, Taska sudah berada di depan rumah Lala. Tiga detik Taska diam. Sama dengan hal nya. Lala binggung harus melakukan apa. Hujan saja belum terhenti. Jika ia turun dan akan di pastikan dalam hitungan detik tubuh nya habis di guyur hujan.

"Gimana dong. Hujan nya ga berhenti" kata Lala yang binggung.

"Santuy sih. Lebih lama hujan nya lebih lama Lo di dalam mobil gue" kaya Taska yang kini sudah berpaling ke ponsel nya.










AN:mau tanya apa??

Udah lama up dikit pula.

Vote Komen Follow dan dan








NEXT 👉👉










NiWayanDillaMaharani



TASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang