54. Pulang

389 31 6
                                    

Happy reading
Typo di maafkan:)

****

Anak anak Revoger khusus yang cowok sedang melakukan olahraga kecil kecilan. Hari ini mereka akan kembali ke sarangnya masing masing. Bercanda ria dengan kasur kesayangan mereka.

Ada yang sedang memanasi motor ada yang sedang siap siap. Bahkan masih ada yang tidur. Seperti Taska, pria ini masih tidur nyenyak di atas sofa.

Awalnya keenam sahabatnya tidak ada niat untuk menganggunya. Namun sampai mereka sudah siap, pria itu masih tidur di atas sofa. Bahkan sekarang ada Lala yang berkacak pinggang. Sedangkan ke enam sahabatnya sudah pada siap.

Siap menyiapkan kamera untuk merekam, siap menghidupkan lampu senter di ponsel untuk menyoroti mata Taska. Siap dengan segelas air dingin. Siap melempar tas Taska ke wajah pria tersebut dan siap siap untuk tertawa melihat ekspresi wajah Taska karena terkejut.

Lala duduk jongkok menatap Taska. Ia memencet hindung Taska, namun pria itu menempis tangan Lala.

Lagi lagi Lala membuka salah satu kelopak mata Taska. Namun pria itu menempis dengan kasar dan berkata "Ji, bisa ga? Gue masih ngantuk. Liat jam sono! Masih malam"

"Sakit tauuuu" Lala mencubit lengan Taska kuat kuat "aku Lala bukan Oji. Terus ini udah siang. Kamu gimana si? Ketuanya tapi bangunnya telat sendiri" ujar Lala.

Taska tidak bergeming dari tempat tidurnya.

"Ikan teri pake saos,
Iri bilang bos"

Taska menarik Lala jatuh di dalam pelukannya. Lala hanya diam karena terkejut. Sedangkan ke enam sahabatnya meletakan satu persatu alat yang mereka siapkan dan ingin sekali menendang kepala Taska sekarang juga. Pria itu benar benar menyebalkan.

"Tau gini, gue ga ikut" ujar Saga kesal.

"Pantun gue di copas" lanjut Nyong sebelum mereka benar benar keluar dari kamar apartemen yang menyebalkan ini.

Setelah kepergian ke enam pria itu, Lala masih diam di dalam pelukan Taska. Walaupun kakinya terasa sangat sakit karena menahan tubuhnya.

"Pake sampo apa si? Rambutnya wangi banget" ujar Taska dengan tangan yang mengelus rambut Lala namun matanya masih terpejam.

"Emang kamu bau" ujar Lala. Bukannya menarik tubuhnya untuk melepaskan pelukan Taska. Ia malah membenarkan posisi tubuhnya agar kakinya tidak sakit.

"Jadi pengen buru buru nikah biar tiap pagi bisa cium aroma wangi dari rambut kamu" blusss pipi Lala sekarang sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Nikah?" Ujar Lala malu malu

"Iya. Nikah? Mau nikah diem diem ga? Nanti kalo udah lulus kita pestain" ujar Taska ambigu. Lala hanya bisa tertawa renyah dengan ucapan Taska di pikir sedang di aplikasi wattpad apa?

"Gila. Makin hari makin gila" ujar Lala dengan tawanya.

"Sini rapatkan tubuhmu dengan ku wahai kekasihku" ujar Taska. Pria ini melepas pelukannya dan menggeserkan tubuhnya sampai ujung sofa dan tersenyum menatap Lala.

"Kita mau pulang"

"Biarin aja anak anak nungguin kita enak enak dulu" ujar Taska tidak peduli.

Lala tersenyum dan menatap Taska penuh suka. Baru saja Lala ingin menempatkan bokongnya di atas sofa, pintu sofa sudah di buka oleh Rafa. Pria ini tanpa berbalik dengan apa yang ia lihat.

"Banggg belom waktunya banggg. Astagfirullah" ujar Rafa membelakangi Taska dan Lala.

Lala dan Taska yang di kejutkan dengan Rafa hanya bisa diam sambil saling menatap kesal bercampur malu. Kenapa anak kecil ini datang ketika masa masa seperti ini?

TASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang