29. Taska kecelakaan

2.2K 60 1
                                    

Typo bertebaran 😪

HAPPY READING....

*****

Sudah dua hari dari kejadian kemarin. Sebenarnya, Lala tidak jadi terkena batu yang di lempar oleh orang yang belum mereka ketahui. Karena Taska dengan cekatan mendorong tubuh Lala.

Hari ini Lala sedang berada di rumah sakit. Kemarin sore, tiba tiba papa Lala terkena serangan jantung. Di ruangan rawat ini hanya ada mama Lala dan juga Lala. Sahabat Lala sudah pulang sekitar lima menit yang lalu.

Durtttt........

Suara ponsel Lala memecah keheningan. Gadis ini baru saja keluar dari toilet rumah sakit. Sedangkan Mama Lala masih sibuk dengan Papa Lala.

"Kenapa?" Tanya Lala dengan nada suara santai.

"Gue di depan rumah sakit. Papa ruangan ke berapa?" Tanya penelpon itu. Membuat senyuman Lala menggembung.

"Jangan masuk dulu bang. Beliin dede nasi goreng dulu" kata Lala membuat Dito memutar bola mata nya dengan malas.

"Ya ruangan keberapa njirrr" sahut Dito kesal. Tau begini ceritanya, mending tadi ia menanyakan kasir depan.

"Ruangan ke lima. Anggrek" kata Lala yang langsung mematikan sambungan telpon itu. Membuat Dito dengan malas kembali ke pinggir jalan.

"Nasi goreng nya tiga om" kata Dito yang langsung duduk di kursi yang biasa nya di pakai untuk pembeli lain nya.

Cuaca malam hari ini terasa lebih dingin. Membuat kulit sawo matang milik Dito terasa sangat merasakan nya. Suasana di luar ini cukup ramai. Banyak sekali kendaraan yang berlalu lalang.

Arah pandang Dito tertuju pada segerombolan lelaki. Ya Taska dan teman teman nya datang. Terlihat Saga dan Nyong membawa banyak sekali buah buahan.

"Ngapain Lo?" Tanya Dito binggung. Bagai mana, anak anak revoger bisa ada di sini. Di mana ada ia dan Lala, pasti ada Taska dan lain nya. Membuat Dito sedikit kesal.

"Mau ngejengguk calon mertua gue" jawab Taska enteng. Membuat Dito tambah kesal.

"Bayarin dulu nasi goreng gue" ujar Dito membuat Taska ingin sekali menjitak kepala Dito.

Lima menit berlalu. Dan sekarang, segerombolan anak lelaki itu sudah memenuhi ruangan rawat inap milik papa Lala. Ada yang sebagian hanya di depan. Lala hanya diam. Tidak menyapa Taska. Sedangkan Taska hanya diam dan menatap tajam Lala. Membuat Thomas menyonggol lengan kanan milik Taska. Taska menoleh dan menatap Thomas seperti bertanya "kenapa Thom?".

"Ajak ngomong napa. Jadi sepi nih ruangan" kata Thomas lirih. Suasana di ruangan ini memang sangat sepi. Hening. Itu lah yang di alami oleh mereka. Bukannya tidak ada bahan yang akan di bahas. Namun takut mengganggu beliau yang sedang tertidur dengan pulas.

"Bang. Ka. Gua pamit duluan" kata Excel memecah keheningan. Membuat Dito dan Taska langsung memhangguki kepalanya dengan sepontan.

"Kita kita bubar juga ya Ka" pamit salah satu dari mereka. Yang mendapatkan anggukan dari Taska.

Sekarang, di ruangan ini hanya ada delapan pria dan dua wanita. "Gimana Tan, keadaan Om?" Tanya Lardo memecahkan keheningan ini.

"Kalo besok udah membaik, bisa pulang kok" sahut Mama Lala. Membuat mereka menganggukan kepala nya.

"Udah larut malam, kalian tidak pulang?" Sambung Mama Lala. Membuat Taska menyengir. Mungkin mama Lala akan membatin seperti ini. "Ada apa dengan anak ini? Ganteng ganteng geh bego".

"Ga deh Te. Nanti dulu" sahut Saga.

"Ya sudah. Tante pulang dulu, Lala sama Dito tunggu di sini. Jagain papa" titih Mama Lala yang mendapat anggukan kepala dari Lala dan Dito.

TASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang