Ketonjok Jendra

48 2 1
                                    

        "Kyra pulang!!!" Aku berteriak setelah masuk kedalam rumah. Dari sini aku melihat mama sedang berkutat dengan barang barang keramatnya. Maksudku bumbu bumbu dapur karena mama sedang memasak.

        "Kamu ya, selalu begitu, teriak teriak setelah pulang sekolah. Untung saja mama tidak jantungan." Tegur mama yang hanya kujawab dengan cengiran. Aku nenghampirinya dan mencium pipinya.

"Hmmm aromanya harum."

        "Bersih bersih dulu sana! Setelah itu makan sama mama. Mama sengaja menunggu kamu untuk makan bersama." Perintahnya dan aku mengangguk lalu segera pergi menuju kamar untuk mengganti pakaianku.

        Aku menikmati makananku bersama mamaku. Seperti biasa, masakan perempuan yang sudah susah payah melahirkanku ini tidak ada bedanya dan tandingannya. Masakannya selalu membuatku merasa bangga karena merasakannya. Masakannya selalu membuatku berpikir 'bagaimana caranya mama membuat masakannya seenak ini.'

        "Masakan mama ini enak banget, lho." Pujiku sambil mengangguk-anggukkan kepalaku. Saking enak dan menikmatinya.

        "Bukannya masakan mama ini memang enak dari dulu? Kamu kemana saja 17 tahun ini? Baru mengetahui seenak ini masakan mama?" Aku tertawa canggung karena ucapan mama. Memang dari dulu masakannya tidak berbeda sama sekali.

        "Bukan begitu maksudnya. Masakan mama memang tidak bisa membuatku berpaling, bahkan dengan masakan oranglain yang seenak apapun aku tetap memilih masakan mama."

"Apa kamu lagi merayu mama?"

        "Tidak kok. Aku berkata jujur." Ucapku membenarkan. Karena aku memang tidak mengada ada atau dibuat buat. Suasana menjadi hening selama beberapa menit karena kami menikmati makanan kami masing masing.

        "Dikelas ada anak baru, namanya Jendra. Orangnya tampan sekali. Tapi dia dingin dan jarang berbicara. Orangnya juga cuek. Kami duduk sebangky. Dia tidak pernah mengajakku atau yang lain berbicara kalau oranglain tidak memulai pembicaraan duluan padanya." Ceritaku tanpa sadar sedikit menggebu gebu.

        Aku seperti exited menceritakan Jendra pada mama supaya mama tahu Jendra seperti apa dan aku tertarik padanya. Aku ingin dekat dengannya, dan aku menyukainya. Tidak salah kan jika perempuan menyukai duluan? Karena itu yang kurasakan saat pertama memandangi Jendra.

        Mama mendekat kearahku. "Orangnya beneran tampan?" Bisiknya. Apaan sih mama ini. Membuatku malu saja. Mungkin pipiku merona saat ini.

        "sangat sangat tampan, melebihi papa." sahutku bangga. Memang Jendra tampan. Kulitnya putih bersih, matanya bulat namun banyak warna putih dimatanya daripada bola matanya. Tatapannya juga tajam. Bibirnya merah alami yang hampir menyerupai bentuk hati.

        "Mama jadi penasaran dengan Jendra Jendra itu." Katanya penasaran. Baiklah, aku akan membawa Jendra pulang kerumah secepatnya, hahaha. "Tunggu aku bisa membawanya pulang kesini ya," mama mengangguk menyetujui.

        "Jadi, intinya sekarang kamu menyukai Jendra murid baru?" Sebenarnya aku malu mengakuinya. Aku tahu aku perempuan dan Jendra laki laki. Aku juga tahu dimana mana bahwa notabe perempuan itu dikejar bukan mengejar. Tetapi apa aku salah karena aku juga ingin mengejar Jendra.

        Aku tidak malu jika harus mengejar. Aku juga tidak malu jika harus mengakui perasaanku dulu pada Jendra. Aku tidak peduli Jendra juga menyukaiku atau tidak. Tetapi setidaknya aku sudah memberitahu Jendra akan perasaanku padanya.

        "Tidak papa kan, ma kalau aku menyukai Jendra duluan. Aku memang tertarik untuk mendekati Jendra. Kyra penasaran dengan Jendra yang dingin. Akan lebih bagus jika aku bisa merubah sifatnya. Siapa tahu setelah mengenalku, Jendra tidak menjadi orang yang dingin dan cuek lagi."

MELTED MY BOYFRIEND[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang