Hubungan Baru

23 3 0
                                    

Author POV

        Hari ini pemakaman papa Kyra dilaksanakan. Semua sanak saudara, keluarga, kerabat, rekan kerja, sahabat, semuanya datang untuk mengucapkan ikut berbela sungkawa. Tidak hanya itu semua teman teman dan guru disekolah Kyra pun juga datang melayat. Mereka semua ikut menemani mengantarkan papa Kyra ketempat peristirahatan terakhirnya.

        Selama masa pengerukan tanah, Kyra tidak sengaja melihat Jendra sedang berjalan menghampiri salah satu makam seseorang yang tidak Kyra ketahui siapa pemiliknya. Diletakkannya bucket bunga mawar dimakam itu lalu Jendra memanjatkan berdoa. Dia mengusap nisan dan tersenyum tipis. Kyra memutuskan menghampirinya.

"Jendra,"

Merasa dipanggil, laki laki itu mendongak. "Pemakaman papamu sudah selesai?"

        "Belum. Aku melihatmu menghampiri makam ini." Kyra melihat nisan yang bertuliskan nama 'Radja Ibrahim Sebastian.' Kyra sempat bingung tetapi ia langsung mengingat fakta bahwa saudara kembar Jendra sudah meninggal dan mungkin ini nisannya.

"Ini makam adikku, Raja." Ternyata dugaan Kyra benar.

"Saudara kembarmu kan?" Jendra terlihat kaget saat Kyra mengatakannya. "Darimana kamu tahu?"

        "Bundamu yang menceritakan semuanya." Kyra ikut menyamakan pisisinya dengan Jendra, berjongkok mengamati nisan adiknya itu. Kyra bisa merasakan kesedihan Jendra meskipun peristiwanya cukup lama. Jendra pasti merindukan Radja.

        "Perkenalkan, namaku Kiara Lesmana. Teman dekat saudara kembarmu. Namamu Raja kan? Aku sudah tahu. Kamu mirip sekali dengan Jendra. Kata bunda kalian, kamu lebih ceria dibanding Jendra yang pendiam. Meskipun kalian serupa ternyata memiliki kepribadian berbeda ya." Kyra melihat Jendra terkekeh melihat dirinya yang memperkenalkan diri dan mengajak berbicara sebuah nisan.

        "Kembaranmu ini dingin sekali padaku dan sekitarnya. Aku sampai bingung harus berbuat apa agar dia tidak begitu padaku. Dia juara dikelasnya tetapi tidak suka bergaul dengan teman temannya. Kira kira apa kamu memiliki cara untuk membuatnya tidak dingin lagi?" Jendra semakin melebarkan senyumnya geli. Menurutnya, Kyra ini seperti sedang mengadu pada saudara kembarnya.

        "Andai saja kita sempat bertemu. Sikap kita ini sama. Mungkin jika aku bertemu denganmu lebih dulu dibanding dengan Jendra, mungkin aku akan menyukaimu lebih dulu." Ucap Kyra mencoba membuat Jendra cemburu. Dan benar saja, raut wajahnya berubah masam setelah Kyra mengatakan kalimat terakhir.

        "Tetapi ternyata Tuhan berkata lain. Dia mempertemukanku dengan Jendra. Meskipun aku harus sedikit berjuang untuk membuatnya mencair dan hangat, tidak apa apa. Akan kulakukan."

        "Doakan aku ya supaya berhasil mendapatkan kakakmu. Aku yakin kamu merestui kami." Kata Kyra yang terakhir sebelum mengusap nisannya yang terlihat masih baru, meskipun kematiannya sudah sangat lama. Mungkin makam ini rutin dibersihkan.

        "Aku sudah meminta restu pada adikmu. Aku sangat yakin dia memberi restunya. Aku jadi ingin bertemu dan bertatapan langsung dengan Raja. Dia pasti sangat mengasyikkan."

        Jendra memandang Kyra dengan tatapan hangatnya. Tangannya menangkup bahuku dan mengusapnya dengan ibujari. "Sekarang, kamu tidak perlu lagi berusaha atau mencoba segala macam cara untuk membuatku berubah. Mulai saat ini, aku akan menjadi seseorang yang benar benar akan melindungimu. Aku akan menjadi seseorang yang bisa kamu butuhkan, apapun itu. Entah sebagai sandaran, pelampiasan, aku akan menjadi seseorang yang kamu butuhkan."

        Kyra justru ternganga mendengar ucapan panjang Jendra barusan. Ucapannya terdengar tulus dan tidak bersandiwara atau hanya sekedar ucapan semata. Kyra merasa senang Jendra mengucapkan kalimat seperti itu. Tetapi Kyra masih ragu apakah Jendra memang sudah berubah, secepat itu. Atau mungkin Jendra sedang salah memakan sesuatu sehingga membuatnya seperti ini.

MELTED MY BOYFRIEND[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang