Motivasi Jendra

32 2 1
                                    

Author POV

        Kyra mengusap air matanya asal ketika melihat Jendra duduk disampingnya. Ia dan Jendra saling menoleh. Kyra tahu Jendra tersenyum. Jendra tanpa sadar selalu tersenyum setelah memandang Kyra.

        "Aku dan yang lain mencarimu kemana mana. Dara dan Tina panik setelah kuberitahu kamu hilang." Ucap Jendra setelah hening beberapa saat. Kekhawatirannya sedikit berkurang saat ini karena sudah menemukan orang yang dicarinya tadi.

        "Jangan bilang siapa siapa. Aku tidak apa apa. Aku hanya ingin sendirian, menenangkan diri." Jawab Kyra setenang mungkin. Supaya Jendra tidak tahu bahwa dirinya saat ini sangat ingin menangis.

"Silahkan menangis jika itu bisa membuat tenang dan lega." Kyra mencoba tersenyum lebar, berusaha bersikap biasa didepan Jendra supaya ia tidak terlihat lemah dan menyedihkan.

"Untuk apa menangisinya? Tidak ada gunanya,"

        "Jangan terlalu memikirkan ucapan laki laki tadi. Dia kan tidak tahu dirimu yang sebenarnya. Anggap saja dia anti-fan mu (hatters)."

"Untuk apa memikirkan ucapan yang hanya membuat kita down dan terpuruk. Aku tidak akan menjadi perempuan yang lemah hanya karena ucapan."

"Bagus kalau begitu."

        "Jendra, kenapa kamu tadi terlihat marah dan tidak terima saat Dio menghinaku seperti itu?" Jendra bungkam. Bingung harus menjawab apa. Tidak mudah baginya untuk mengatakan yang sejujurnya bahwa Jendra sakit hati karena Kyra dihina seperti itu. Jujur Jendra tidak bisa menerima jika Kyra diperlakukan seperti tadi.

        Jendra memang mulai menyukai Kyra. Tetapi tidak mudah untuk Jendra bisa mengatakan pada Kyra. Jendra masih harus tetap bersikap cool.

        "Jangan terlalu senang dulu ya. Aku bersikap begitu karena aku ingat bundaku yang juga seorang perempuan. Aku paling membenci orang yang menyakiti perempuan. Aku paling tidak suka melihat perempuan disakiti. Entah fisik atau batin."

        Kyra merasa sedih. Beberapa menit yang lalu Jendra bilang bahwa dia khawatir padanya. Namun sekarang alasan Jendra yang tadi terlihat marah karena diinjak bukan karena Jendra peduli. Itu karena Jendra hanya tidak mau seorang perempuan disakiti. Baru tadi Kyra merasa senang karena Jendra khawatir, namun sekarang rasa senang Kyra sudah menghilang dalam sekejap.

"Kamu tidak kekelas?" Tanya Kyra.

Jendra menggeleng. "Tidak."

"Kenapa?"

        Jendra diam. Bingung harus menjawab apa. Lagi lagi pikirannya berkata tidak mungkin dirinya berkata jujur kalau dia disini ingin menemani Kyra yang sedang sedih dan Jendra khawatir. Jendra sepertinya belum berani untuk berkata jujur mengenai perasaannya pada Kyra.

"Kamu sendiri tidak kekelas?" Jendra bertanya balik.

        "Aku masih ingin disini. Hanya ketenangan saat ini yang aku butuhkan. Hanya kesendirian temanku saat ini."

        "Kamu ingin aku pergi?" Jendra tidak ingin meninggalkan Kyra saat ini. Ia ingin menemani Kyra hingga hatinya membaik. Tetapi sepertinya Kyra ingin menyendiri dulu sekarang. Jendra akan pergi jika Kyra yang meminta.

"Yasudah, tenangkan dirimu ya. Aku pergi---"

"Jangan pergi. Temani aku ya."

        Jendra tersenyum tipis saat mendengar ucapan Kyra yang terdengar seperti permintaan itu. Tanpa berfikir panjang ia mengangguk dan menyamankan posisi tubuhnya untuk duduk.

MELTED MY BOYFRIEND[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang