Kyra vs Mama

39 4 0
                                    

        Aku tidak bisa menyembunyikan rasa senangku saat ini karena Bu Dita membagi kelompok untuk mengerjakan tugasnya dan 1 kelompok terdiri dari 4 orang. Dengan amat sangat senang kelompokku yang terpilih beranggotakan diriku, Dara, Tina, dan JENDRA.

        Sekarang kalian tahukan kenapa aku merasa sesenang itu. Rasanya seperti lebih bahagia daripada menang hadiah rumah 1 milyar. Aku dipertemukan dengan Jendra dalam satu kelompok. Sungguh, keberuntungan selalu datang pada anak anak yang baik dan patuh, sepertiku.

        "Oke, saya beri waktu satu minggu mulai dari sekarang untuk mengerjakan tugas yang sudah saya bagikan pada kalian. Tolong kerjasamanya, karena ini juga demi nilai kalian. Saya akan menambahkan nilai rapot kalian jika kalian semua selesai tepat waktu. Atau bahkan lebih awal dari waktu yang sudah saya berikan. Sekian, pelajaran kita akhiri sekarang dan sampai jumpa minggu depan." Ucap Bu Dita lalu pergi meninggalkan kelas kami.

        "Dimana kita akan mengerjakan?" Tanyaku ketika kami berempat sedang mendiskusikan tempat untuk mengerjakan tugas kami nanti. Semuanya nampak diam termasuk aku dan Jendra.

        "Jangan dirumahku. Kamu tahu kan, Ky mamaku seperti apa." Jawab Dara yang kenyataannya mamanya yang galak setengah mati dan tidak mengijinkan seseorang datang kerumahnya kecuali keluarganya sendiri. Benar benar aneh sekaligus menyebalkan memang mamanya Dara itu. Selama aku berteman dengan Dara memang aku belum pernah datang kerumahnya karena mamanya itu.

        "Apalagi rumahku. Banyak anak anak yang tidak akan bisa kalian bayangkan sebelumnya. Nakal, mengganggu, bikin rusuh, dan ribet. Bukannya tugas kita selesai justru membuat kita dalam masalah besar. Aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi nantinya." Tina ikut menolak sambil geleng geleng frustasi. Keluarga Tina memang ramai karena banyak sanak keluarga yang sering menginap dirumahnya. aku jadi merasa bingung sekarang.

        Sekarang ada dua pilihan antara rumahku dan Jendra. "Baiklah begini saja, satu hari kita mengerjakan dirumahku satu hari kita menggerjakan dirumah Jendra." Putusku akhirnya. Kupikir Jendra akan menurut karena dia kan bisanya hanya diam dan hanya mengikuti aturan.

        "Kamu setuju kan, Jen?" Tanyaku menoleh pada laki laki disampingku. Jendra hanya melirikku sekilas lalu mengangguk sambil berdehem. Oke, itu artinya semuanya setuju karena sudah tidak ada yang protes.

        "Oke semuanya final. Kita bekerja mulai besok ya. Besok dirumahku saja. Aku akan bilang pada mamaku bahwa kita akan bekerja kelompok." Ucapku diangguki semua orang kecuali Jendra yang hanya diam. Sungguh dia benar benar tidak pernah angkat bicara sedaritadi.

        Aku jadi bingung dan penasaran bagaimana bisa orang bisa seperti Jendra. Maksudku tidak berbicara berjam jam dan irit suara sekali. Diriku saja susah untuk menjadi seseorang yang sangat sangat pendiam. Tetapi Jendra bisa. Salut juga sih dengannya bisa menjadi seperti itu.

        Aku memilih naik angkutan umum karena selain irit uang jajan, akhir akhir ini biaya taksi cukup mahal untuk kantong pelajar sepertiku. Jadi menurutku daripada habis untuk naik taksi lebih baik kugunakan untuk membeli makanan kesukaanku atau kutabung.

        Saat sedang asyik dengan duniaku tiba tiba aku merasa angkutan yang kutumpangi berhenti secara mendadak dan itu membuat ponsel yang kupegang hampir terpental keluar. Aku mengernyitkan dahi. Mataku terarah kedepan untuk melihat ada apa yang terjadi dijalanan yang membuat angkutanku berhenti secara mendadak.

Author POV

        Saat mata Kyra yang fokus terarah kedepan, tanpa Kyra sadari Jendra lewat dengan sepeda motor miliknya. Keduanya fokus pada jalanan didepan masing masing yang sama sama ramai.

MELTED MY BOYFRIEND[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang