Dampak Besar Untuk Jendra

58 1 0
                                    

Jendra POV

        "Bikinin minuman dong, Jendranya." Ucap wanita paruh baya yang kuketahui mamanya Kyra. Orangnya ini humble sekali ternyata. Kutebak umurnya masih sekitar 45-an. Dia bahkan bertingkah seolah dirinya sedang berumur belasan tahun.

        "Kyra cerita banyak lho sama saya. Saat dia cerita sama saya, kelihatannya semangat banget, ecxited banget gitu. Jelas Kyra suka, anaknya seganteng ini."

        "Mama apaan deh. Jangan bikin Kyra malu didepan Jendra ya!" Kyra berbisik pada mamanya dikalimat kedua. Aku cukup geli mendengarnya. Dan sepertinya kedua perempuan ini memang sangat dekat. Bisa dilihat dari keduanya saling memukul dengan santai seperti tidak memandang 'dia ibuku' atau 'dia anakku'.

        Aku juga bisa merasakan kehangatan dalam keluarga ini. Kyra yang kukira perempuan yang menyebalkan, selalu menggangguku ketika dikelas ternyata memiliki sisi menyenangkan juga.

        Aku cukup lama berada dirumah Kyra. Perbincangan terasa tidak pernah habis yang dilakukan mamanya Kyra. Selalu saja ada topik yang bisa membuatnya mengajak berbicara.

        "Saya minta maaf karena secara tidak sengaja membuat Kyra lebam lebam." Ucapku dengan penuh permohonan. Entah kenapa rasanya aku tidak mau mamanya Kyra salah paham dan marah denganku karena hal ini.

        "Kamu tidak bersalah, Jen. Ini juga salahku yang tidak menghindari pukulanmu." Sahut Kyra cepat. Kenapa dia malah membelaku? Jelas jelas aku yang bersalah. Bagaimanapun juga ini salahku.

        "Iya, tidak menghindar karena kamu itu terlalu tampan baginya, Jen. Kyra jadi gagal fokus. Kyra memang begitu, jika melihat seseorang yang ganteng sedikit langsung membuatnya tidak fokus jika melakukan sesuatu." Tiba tiba mamanya menyahut lagi. Sementara Kyra sendiri membelalakkan matanya. Aku menahan tawa atas ucapan mamanya itu.

        "Mama sendiri katanya mau memukuli orang yang sudah membuatku bonyok begini? Katanya mama mau bertemu dan mengatai orang yang membuatku begini. Sekarang mama sudah bertemu dengan orangnya. Jadi apa mama mau melakukannya sekarang?" Lagi lagi Kyra menyahut. Kedua perempuan ini menjadi saling adu mulut.

        "Kamu kenapa bilang begitu? Saat itukan mama tidak tahu kalau orangnya Jendra. Mama juga tersulut emosi karena terlalu khawatir. Jadi reflek mama bilang kalau mama ingin memukuli dan memarahinya habis habisan." Ujar mama Kyra beralasan. Sungguh perdebatan dua perempuan yang membuatku mati matian menahan tawa.

        Saat ini aku dan Kyra duduk bersama. Didepan kami juga tersuguh mie instan dan minuman serta camilan ringan. Kami hanya berdua sementara mama Kyra pamit kerumah temannya sebentar. Apa mamanya tidak curiga membiarkan anaknya hanya berduaan dengan seorang laki laki seperti ini?

        Karena sekarang banyak beredar kasus pemerkosaan, pembunuhan, dan masih banyak lagi terjadi karena anak yang tinggal berdua dengan pacarnya atau seseorang tidak dikenal. Kenapa mamanya Kyra tidak merasa khawatir sedikitpun meninggalkan anaknya bersamaku disini? Apa dia tidak takut akan terjadi sesuatu pada anaknya?

        Kyra tiba tiba tertawa saat matanya tertuju pada televisi didepan kami yang memperlihatkan sebuah acara kartun lucu dan imut. Padahal itu menurutku biasa saja dan dimana letak lucunya. Tapi Kyra terlihat benar benar tertawa karena kartun itu, tawanya sangat nyata dan alami, tidak dibuat buat.

        "Gimana bisa hewan sebesar itu bisa masuk ke kerongkongan," ucapnya disela sela tawa renyahnya itu. Dia juga sesekali memasukkan makanan ke dalam mulutnya itu hingga mulutnya penuh dan dia kesusahan untuk mengunyahnya. Aku hanya menatap televisi dan Kyra bergantian. Entah mengapa aku suka melihat Kyra tertawa senang begini.

MELTED MY BOYFRIEND[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang