Rumah Sakit

37 3 0
                                    

        Lega. Satu kata yang kurasakan setelah keluar dari toilet disekolahan. Aku bingung sepertinya tadi malam aku tidak memakan makanan yang terlalu pedas, tetapi saat tiba disekolahan perutku sangat mulas tidak tertahankan dan akhirnya toilet yang pertama kukunjungi.

        Aku berjalan menuju kantin untuk membeli air mineral. Tubuhku sedikit melemas jika sehabia buang air besar. Jadi aku butuh air untuk menghilangkan rasa lemasnya. Baru aku duduk dan memesan, aku sudah mendegar beberapa siswi datang ke kantin. "Ayo ayo! Kita lihat! Ada siswa sekolah kita yang bertengkar dengan anak luar sekolah!"

        Aku menoleh ke belakang. Dan kulihat beberapa siswa dan siswi juga berlarian seperti terburu buru. Apa mereka juga penasaran dengan perkelahian anak siswa sekolah ini. Sejujurnya aku juga penasaran hingga membuat heboh satu sekolahan seperti ini.

        Aku langsung berjalan mengikuti arah anak anak yang lain berjalan. Sesekali aku bertanya apa yang terjadi dan siapa yang sedang bertengkar namun mereka kebanyakan tidak tahu jawabannya.

        Sesampainya aku ditaman dekat parkiran tempat itu sudah ramai dengan kerumunan siswa siswi. Aku mencoba berjinjit namun apadaya diriku yang bertubuh kecil. Aku mencoba sekuat tenaga menyelipkan badanku agar aku bisa melihat mereka yang bertengkar.

"Kyra!"

        Aku berbalik karena Dara memanggilku barusan. Anehnya mukanya memperlihatkan raut yang sedang panik. "Gawat Kyra gawat!" katanya yang membuatku tambah tidak mengerti.

        "Kalau mau berbicara atur nafas dahulu. Kamu seperti habis dikejar maling saja. Ada apa? Kenapa panik sekali?" Aku menepuk punggungnya. Dara langsung mengambil botol minumku yang bahkan masih bersegel. Menyebalkan memang orang satu ini.

"Jendra!"

        Dahiku sukses berkerut. Ada apa dengan Jendra? Sepertinya Dara panik sekali. "Ada apa dengan Jendra?"

        Tanpa menjawab Dara langsung menarik tanganku untuk ikut dengannya. "Ikut aku!"  Aku semakin bingung sebenarnya ini ada apa? Lalu apa yang terjadi dengan Jendra hingga Dara sepanik itu? Apa Jendra dan perkelahian ini saling berkaitan?

        Dara menarikku untuk ikut masuk kedalam kerumunan yang sudah seperti penonton diarea tinju ini. Dara berhenti setelah kami berhasil berbaur didepan. Tangannya menunjuk sesuatu seperti menyuruhku untuk melihat arah tunjukannya.

        Sontak mataku melotot karena aku melihat sosok familiar ditengah sana. Jendra dan Dio sedang berkelahi disana. Rasanya seperti pipiku ditampar oleh sesuatu dengan kencang. Tidak habis pikir dengan pemandangan didepanku saat ini.

        "Jendra?! Kenapa bisa terjadi?!" Tanyaku pada Dara yang juga masih terlihat panik. "Aku melihat Dio didepan gerbang sekolah kita. Dia terlihat seperti menunggu seseorang tapi aku tidak tahu siapa yang sedang ia tunggu. Kupikir Dio mencarimu lagi. Tetapi setelah aku melihat Jendra datang ternyata Jendra yang Dio cari. Dio menghampiri Jendra dan mereka berbicara apa aku tidak tahu. Setelah itu Dio menyeret Jendra kesini dan mereka berkelahi." Ceritanya disela sela paniknya.

        Aku menyibakkan rambutku frustasi. Dio bisa bisanya bertengkar dengan Jendra. Ada apa masalahnya?! Mereka bahkan tidak saling mengenal tetapi Dio berani mengajak Jendra berkelahk disekolahnya sendiri. Ada masalah apa diantara mereka?

        Tanpa berfikir panjang aku langsung berlari menuju tengah kerumunan dan menghentikan aksi adu pukul antara Dio dan Jendra itu. "Berhenti!" Teriakku pada semuanya. Dan sekarang semua pasang mata tertuju padaku dan beberapa siswi berbisik dengan temannya.

        "Kalian ini kenapa?! Kamu itu kenapa?! Apa maumu selalu menggangguku dan orang orang terdekatku?!" Aku berdiri didepan Jendra dan berteriak didepan muka Dio. Dia terlihat tidak bisa berkata kata.

MELTED MY BOYFRIEND[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang