Apa Yang Sedang Terjadi?

27 2 0
                                    

        Aku menatap bingung orang orang yang juga menatapku dengan pandangan yang menurutku tidak bersahabat. Setelah menatapku mereka kemudian saling berbisik satu sama lain. Aku tidak mengerti kenapa seluruh penjuru sekolah menatapku begitu. Aku rasa ada sesuatu.

"Tidak tahu malu ya! Terlihat murahan sekali."

        Aku mendengarnya. Aku tidak tahu kata kata yang ditujukan oleh siapa tetapi aku merasa itu untuk diriku. Aku berjalan santai melewati siswa siswi yang melihatku dengan sinis itu. Dengan sikap berpura pura acuh dan tidak menanggapinya aku menuju ke kelas.

        Tidak hanya diluar, didalam kelaspun aku juga merasa diacuhkan. Banyak sekali bisikan bisikan yang aku tahu itu pasti tentangku. Rasanya tidak nyaman dan canggung sekali. Teman teman dekatku juga belum datang, aku harus bagaimana untuk menghilangkan ketidaknyamanan ini.

        "Semua makhluk ini kenapa sih? Tatapannya tidak bersahabat sekali kurasa." Itu pertanyaan yang dilontarkan Dara setelah menyadari sikap seluruh murid padaku yang berbeda.

        "Aku juga tidak tahu kenapa mereka seperti itu padaku. Apa aku melakukan sebuah kesalahan disekolah?" Tanyaku pada Dara, Tina, Malik dan Jendra. Saat ini kami berasa dikantin karena merasa tidak nyaman dikelas. Namun tatapan demi tatapan semakin mengerikan. Mereka terlihat seperti ingin memakanku hidup hidup.

        Semua yang kutanyai menggeleng. Sungguh hari ini aku sangat merasa tidak nyaman berada dimanapun. "Sebenarnya mereka kenapa sih?" Gumamku heran.

        "Lihatlah, perempuan yang memalukan. Kalau aku jadi dia aku pasti pulang dan menangis dikamar karena malu." Ucapan itu lagi. Sepertinya mereka memang sedang menyindirku. Tetapi dalam hal apa mereka seperti itu. Aku merasa tidak membuat kesalahan.

        Dara memelototi siswi yang menyindirku tadi. "Kalau ingin membicarakannya bicarakan didepan orangnya! Jangan menyindir seperti ini! Pengecut sekali kalian." Ujar Dara marah. Siswi itu malah berdecak dan menjauh dari meja makan kami.

        "Sepertinya aku harus ke toilet dulu." Aku beranjak dan saat aku berjalan melewati beberapa siswa mereka malah sengaja menyenggolkan bahu mereka pada bahuku membuatku terguncang dan hampir jatuh.

        Ternyata ditoilet banyak murid juga. Aku berusaha bersikap biasa dan seolah oleh tidak melihat pandangan mereka. "Dasar perempuan tidak punya harga diri." Aku menatap tajam siswa yang mengataiku barusan. Aku menghampirinya, bersamaan dengan teman temannya yang lalu mengelilingi kami. Kulihat bedge namanya bertuliskan "ERINA YULIAWATI"

"Barusan kamu mengataiku apa?!"

        Satu persatu teman disampingnya membuka mulut mulai mengataiku. "Perempuan tidak punya harga diri."

"Perempuan memalukan!"

"Tidak tahu diri."

        "Apa maksud kalian memakiku begitu? Memangnya kesalahan apa yang telah kulakukan pada kalian? Aku merasa tidak memiliki kesalahan pada kalian. Bilang padaku, jika ada masalah denganku mari kita selesaikan bersama!" Bentakku. Amarahku yang sedaritadi kupendam akhirnya keluar.

        "Selain murahan ternyata kamu tidak sopan juga ya! Bicara yang sopan sedikit, jangan membentak temanku!" Kali ini teman satunya membela. Aku memutar kedua bola mataku geram.

        "Sopan? Untuk apa aku harus bersikap sopan pada orang yang memakiku. Bukankah kalian yang bersikap tidak sopan padaku? Memaki maki seenaknya. Menyindirku seperti cabai. Sekarang yang terlihat tidak sopan siapa?"

Byurr!!

        Aku tersentak begitu ada seseorang dibelakangku tiba tiba mengguyurku dengan air seember. Tubuhku benar benar basah saat ini. Mereka yang mengelilingiku dan Erina ini tertawa besar setelah berhasil mengerjaiku. Aku hanya bisa menunduk dan sedikit menggigil karena air yang disiramkan sedikit dingin dan mulai merambat menyentuh kulit.

MELTED MY BOYFRIEND[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang