Before Arch

3.2K 181 2
                                    

Malam hari yang cerah, dengan cahaya jutaan bintang kelap-kelip di atas sana. Rembulan terang malam itu juga turut meramaikan suasana indah nyaman malam itu, sangat sunyi, dan sangat hening. Angin pun berhembus sangat sepoi, membawa siapapun yang di sentuhnya terhanyut di dalam alam mimpinya.

"Aku tetap tidak bisa menduga dia bisa menghianatiku seperti itu." keluh Naruto kesal, mengingat sesuatu. Ia kini terbaring di atas tanah, di samping api unggun. Menggunakan kedua tangan sebagai bantalnya, terbaring di kain tebal, sebagai kasurnya.

Hari ini adalah hari yang cukup panjang baginya, bertarung melawan puluhan Ninja Iwa, lalu anggota elit Orochimaru dan terakhir membebaskan para tawanan, warga desa Daizugakure. Ia tidak ingin kembali ke desa itu lagi. Ia khawatir kalau emosinya tidak bisa ia kendalikan karena penghianatan yang di lakukan oleh Sontoryu padanya.

Ia tidak perduli apakah alasan ia melakukan itu karena ada alasan tertentu atau tidak. Baginya seorang penghianat adalah penghianat, apapun alasannya. Ia memutuskan untuk saja, setelah menepati janjinya pada Kaeda. Jika ia melihat Sontoryu lagi, kemungkinan orang itu tidak akan hidup dan akan membuat bocah yang dekat dengannya sedih. Ia membenci untuk mengakui kelemahannya itu, tapi ia harus menerimanya.

"Aku sudah menghabiskan banyak waktu untuk hal yang tidak perlu." Gumamnya kembali sambil menghela napas panjang. Jika saja ia fokus pada tujuan utamanya, mungkin ia sudah menemukan posisi Orochimaru, atau mungkin ia sudah ke tujuannya yang berikut. Kemudian sebuah senyuman pecah dari bibirnya, senyuman sambil menyeringai.

Ia mengingat kembali saat ia melepaskan segel ke Kaguya Kimimaro. "Paling tidak aku sudah mengetahui dimana letak si maniak itu. Semua rencanaku berjalan sesuai dengan yang kuinginkan" gumamnya, menatap indahnya langit malam ini. 'aku penasaran kenapa bintang hanya bisa di lihat malam hari saja' dan pikirannya semakin bergerak ke arah ti dak menentu.

.

.

.

Keesokan Harinya, Iwagakure.

"Aku tetap tidak percaya, kenapa 33 anggota terbaikku kalah hanya oleh seorang bocah saja" Runtuk Onoki, kesal dari balik kursi Kagenya.

Otak kecilnya masih belum ingin menerima penjelasan dari anaknya sendiri tentang kagagalan mereka. Bukan hanya itu, kerjasama Iwa dan Orochimaru juga sudah menjadi pertanyaan saat ini. Ia merasa telah di khianati oleh si Sannin itu. Kesepakatan mereka adalah, Iwa akan mendapatkan kepala Naruto dan Orochimaru akan memdapatkan tubuh. Kenyataannya, Orochimaru juga menginginkan kepala si Uchiha-Uzumaki itu.

Tidak bisa di pungkiri, banyak orang yang menginginkan sepasang Sharingan Naruto, apalagi dengan kemampuannya yang telah terbukti dahsyat itu. Iwagakure juga diam-diam menginginkannya, sama seperti Orochimaru. Hal inilah yang membuat iwa sangat menginginkan kepala Naruto, bukan sekedar balas dendam, seperti yang ingin ia lakukan pada Minato, tapi juga karena alasan lain, apa yang ada di kepala Naruto.

Ia kembali menatap data Bingo Book tentang bocah itu. Tertulis dengan jelas kalau Naruto adalah seorang Ninja kelas S, dan Iwa yang menjadikan Naruto pada kelas itu. Ia mencoba untuk memancing para pemburu Ninja untuk menangkap si Uzumaki dengan bayaran besar. Tapi ia kembali ragu, melihat anggota terbaiknya di kalahkan dengan mudah olehnya. Jika seperti itu, kemungkinan hanya seorang dengan level S atau Kage saja yang bisa melumpuhkannya.

Konoha terus saja menciptakan Ninja-ninja hebat menggantikkan generasi pendahulunya, di mulai dari Hashirama Senju, Uchiha Madara, Hiruzen Sarutobi, lalu tiga legenda Sannin, dan kini ada Minato Namikaze. Lalu yang kini sedang naik daun, Naruto Uzumaki. Ada juga Menma Namikaze Senju yang digadang-gadang sebagai Nidaime Tobirama Senju dalam pengendalian Suiton. Dunia memang benar-benar tidak adil pada Iwa, itulah yang ada di kepalanya.

Rise uchiha uzumaki narutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang