bab 11

7.9K 705 127
                                    

" Aku sudah pesan kan tiket untuk kita ke Jeju sayang, aku sudah mencocokan dengan jadwal syuting mu."

"...."

" Persiapkan diri mu untuk ku?" ucapnya sensual.

"...."

" Aku juga merindukan mu." Taehyung menutup ponselnya, ia tersenyum senang membayangkan malam panasnya bersama Hanni besok malam. Ketika ia membalikan badan ia terkejut melihat Hajoon berdiri menatapnya kosong.

" Minggir " ucapnya marah.

" A..ppa..jangan ke Jeju.." ucapnya terbata-bata.

" Apa urusan mu, anak idiot seperti mu tau apa hah!!" bentak Taehyung.

" Boleh kah aku memeluk mu?" ucap Hajoon tiba-tiba tidak seperti biasanya. Taehyung sempat ragu namun memandang wajah anak itu seperti memohon Taehyung memeluknya sebentar. Hanya sebentar, lalu dia pergi. Kesenangan Ha joon saat appanya memeluk dirinya diam-diam disaksikan Jungkook. Hanya sebuah pelukan yang sebentar saja sudah membuat Hajoon bahagia.

Jungkook hanya bisa menangis ketika Hajoon tak henti-hentinya tersenyum. Senyum yang sudah lama hilang dari hajoon kembali muncul ketika appanya memeluknya sebentar.

" Ha Joon kau anak baik nak. " bisik Jungkook menangis sambil terisak-terisak dibalik tembok. Apa jadinya penyakit Hajoon tidak bisa disembuhkan. Ia tidak bisa membayangkannya, karena sampai sekarang belum ada jantung yang cocok untuk Hajoon.

***

Jungkook dan Taehyung sama- sama sibuk dengan pemikirannya masing-masing. Jungkook takut jika Taehyung menanyakan surat cerainya sehingga ia menyembunyikan, sedangkan Taehyung memikirkan bagaimana menemukan surat itu sebelum Jungkook menemukannya.

" Apa kau menemukan sebuah dokumen didalam amplop bewarna coklat?" Tanya Taehyung.

" Tidak, aku tidak pernah melihatnya" dusta Jungkook.

Taehyung kembali diam. Ia menyelesaikan sarapannya cepat seperti biasa.

" Nanti malam aku akan ke Jeju,"

" Apa kau melakukan perjalanan dinas?"

" Hmm...aku akan melihat proses sebuah iklan"

" Apa itu iklan Hanni?" Tanya Jungkook penasaran.

" Bukan urusan mu!! Jangan membuat mood pagi ku rusak Jungkook"

" Maafkan aku." ucap Jungkook menunduk menahan tangis.

***

Jungkook mencurahkan semuanya dihadapan Yoongi saat wanita hamil  itu datang berkunjung. Berusaha bertahan namun ia tidak bisa berbohong lagi, karena berbohong dihadapan Yoongi itu percuma saja.

" Ceraikan saja dia, aku akan membiayai seluruh pengobatan Ha joon." ucap Yoong marah.

" Tapi eonni kau tau, tadi malam Ha Joon dipeluk Taehyung sebentar. Ha joon tersenyum Eonni, selama ini kau tau kan, dia sangat susah sekali tersenyum." ucap Jungkook sambil terisak.

Yoongi mengelus rambut Jungkook, wanita yang sudah seperti adiknya ini adalah wanita yang kuat. Tidak ada orang tua tempat berlindung tapi masih saja tetap bertahan dengan suami yang sudah sangat kelewatan. Hanya Hajoon lah harapan Jungkook.

" Oh mana Hajoon." tanya Yoongi.

" Nyonya, Hajoon nyonya!!!" teriak Maid yang disuruhnya menjaga Hajoon sebentar.

****

" No,,sayang. Tidak ada ponsel hari ini. kau boleh menghidupkannya hanya besok pagi." Hanni sudah menahan ponsel Taehyung sedari tadi semenjak dari Seoul.

" Itu lama sekali sayang," ucap Taehyung mencium pundah Hanni yang baru habis mandi.

" Atau tidak untuk malam ini." ancamnya.

" Baiklah aku kalah."

Taehyung menarik handuk yang membalut tubuh Hanni sehingga tubuh Hanni telanjang. Malam ini Taehyung akan membuat Hanni mendesah dibawah kukungannya . Hanni menyambut ciuman panas Taehyung yang selalu membuatnya terlena dengan permainan lidahnya.

Namun Taehyung menghentikan ciumannya. Tiba - tiba perasaan Taehyung tidak enak. Detak jantung nya bergerak cepat kala ia mengingat Hajoon.

" Kenapa?" tanya Hanni membuka pelan kancing kameja Taehyung.

" Tidak. Aku teringat sesuatu?"

" Baiklah kita lupakan malam ini." ucapnya pura-pura cemberut.

" Oh sayang ku cemberut, ayo kita lanjutkan" ucap Taehyung meremas bokong sintal itu lalu mencium bibir itu panas.

Desahan beserta erangan menjadi satu malam ini, dua insan manusia ini bena-benar mengabaikan hujan badai yang terjadi di luar sana. Mereka terlalu sibuk dengan kegiatan panas untuk memenuhi hasrata mereka.

.

.

.

Taehyung diam-diam menghidupkan ponselnya yang sedari tadi dimatikan Hanni. Ia mengabaikan puluhan panggilan tak terjawab dan pesan dari Jungkook lalu melompat ke pesan Jimin.

Taehyung bergegas memakai bajunya. Kenapa dadanya sesak saat membaca pesan itu. Selama ini ia mengharapkan ini namun kenapa sekarang dadanya terasa sesak. Apa yang ia lakukan? Ia memandang tubuh Hanni yang dibalut selimut, terpaksa ia harus meninggalkan Hanni karena memang sudah mestinya.

Taehyung menghubungi Jungkook namun ponsel istrinya itu tidak aktif. Taehyung menghubungi Yoongi tapi sama saja, ponsel mereka sama-sama tidak aktif.

" Siapkan jet pribadi ku" perintahnya.

SORRY( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang