Hai semua,, ada yang merindukan aku. Maaf aku baru keluar dari goa. I. Allah akan sering update setelah ini. Jika kalian lupa dengan cerita nya, silahkan baca part sebelumnya...
*******
Sudah dua minggu kepergian Taehyung ke Jerman dan selama itu pula Jungkook mengalami hal yang aneh pada tubuhnya. Jungkook lebih suka bermalas- malasan dan akan pusing jika melakukan banyak aktifitas.
" Wuek,,," Jungkook hampir saja memuntahkan makanannya ke mangkuknya sendiri. Irena dan Lisa saling pandang dengan sikap Jungkook yang membuat mereka curiga akhir- akhir ini.
" Apa makanan ku seaneh itu" ucap Lisa kesal.
" Bukan nak, sepertinya Jungkook hamil."
" Hamil? Bagaimana bisa, apa dia melakukannya dengan pria lain!" ucap Lisa setengah berteriak.
PLAK
Irene memukul kepalas Lisa yang asal bicara.
" Penculikan waktu itu, Taehyung sempat mengatakannya pada ku. Ia melakukannya dengan Jungkook, karena Jungkook terpengaruh obat perangsang"
" Wah,,, Taehyung harus diberi tau. .."
" Jangan!!!" ucap Jungkook tiba- tiba.
" Tapi kenapa?" tanya Lisa.
" Aku sudah memeriksakannya. Aku tidak hamil, aku hanya kelelahan saja"
Irene dan Lisa kecewa. Padahal mereka berharap Jungkook hamil setelah mengalami keguguran kemarin. Dan pasti Taehyung juga akan senang mendengarnya.
" Kau bisa membuatnya jika Taehyung sudah kembali. Sekarang ayo siap- siap kuliah" ucap Lisa diiringi dengan jitakan dari Irene.
***
Lisa dibuat geram dengan pihak kampus yang bisa- bisanya memberikan surat izin pindah kuliah Jungkook. Ternyata Jungkook sudah lama mengurus kepindahannya dan sekarang dia sudah hilang.
Kekeselannya bertambah ketika melihat hasil testpack yang positif terletak begitu saja dilantai kamar mandi Jungkook. Lisa yakin Jungkook sudah sangat lama merencanakan ini bahkan ketika Taehyung masih berada di Korea.
" Bagaimana ini, Taehyung akan marah kepada kita. " ucap Irene.
" Eomma, Jungkook menipu kita. " menyodorkan hasil testpacknya.
Irene mengurut pelipisnya. Taehyung pasti akan merasa marah besar kepada mereka berdua. Mereka pikir Jungkook sudah sedikit agak jinak, ternyata diam- diam ia sudah merencanakan sendiri hidupnya.
.
.
.
Jerman
" Tampan"
Taehyung terbangun dengan suara yang sama- samar ia dengar. Wajah pertama yang ia lihat adalah wajah Bianca. Terapist pribadinya utusan dokter Daniel, dokter pribadinya.
" Hai, Taehyung. Sudah siap terapi selanjutnya?" tanya nya.
" Sudah,, hmm.. Bianca bukan kah kau terlalu dekat?"
" Oh,, maaf"
Tok...tok...
Hoseok membisikan sesuatu yang membuat Bianca sangat penasaran. Raut wajah Taehyung yang damai berubah menjadi menakutkan.
" Berapa kali aku harus terapi untuk bisa berjalan?" tanya nya ke Bianca.
" Ini sudah terapi mu kedua. Masih ada delapan lagi, tapi jika perkembangan mu bagus kau tidak harus menunggu sampai selesai."
" Lakukan dengan cepat, akan kupastikan aku bisa berjalan dengan cepat" ucap Taehyung mantap.
Bianca mengangguk ketakutakn. Ia tehipnotis dengan Taehyung yang dalam keadaan marah. Cerita tentang Taehyung yang menakutkan itu tidaklah bohong.
***
Jungkook menghirup udara negera baru yang akan menjadi tempatnya mengadu dengan anaknya yang berada didalam perutnya saat ini. Ia memandang sebuah foto yang berada diponselnya, foto itu adalah alasan kuat dia untuk pergi.
Jika sebelum nya ia masih ragu untuk kabur, namun foto itu menguatkannya. Sengaja tidak ia hapus untuk membuatnya semakin kuat dan semakin membenci sosok Taehyung.
" Kau akan aman bersama eomma nak, akan kupastikan kita tidak bertemu dengan pria itu" ucap Jungkook mengusap perutnya.
TEBECEHHHHH