Part 11

560 18 0
                                    

Pagi ini Alfi akan membahas masalah dirinya yang akan berhenti berlayar.
#Meja Makan
"Ayah, ibu.. Aku sudah memikirkan semuanya. Aku akan resign dari berlayar.." ucap Alfi tegas
Ketiga orang yang mendengar itu pun terkejut. Bagaimana tidak? Alfi belum mendapat jabatan sebagai kapten namun dia sudah memutuskan untuk resign.
"Apa kamu yakin Al? Bukankah kamu bilang bahwa kamu akan berhenti setelah menjabat sebagai kapten selama 5 tahun? Dan sekarang, kamu belum menjadi seorang kapten..." ucap Rudi.
"Aku yakin yah.. Keputusanku sudah bulat dan tidak dapat diganggu gugat. Aku sudah memutuskan pilihanku. Lagipula, aku sudah ada kerjaan lain yang gajinya juga gak jauh beda dari berlayar." ucapnya tegas
"Kalau ibu sih terserah kamu saja. Yang terpenting kamu tidak menyesal nantinya. Lagipula, kenapa kamu tiba-tiba resign? Apa ada sesuatu?" tanya Rini penasaran
"Tidak ada. Jangan tanya apapun lagi. Sudah cukup penjelasanku. Aku harus pergi.. Assalamualaikum" pamitnya dan langsung meninggalkan mereka bertiga. Sementara Shena menatap tak percaya pada abangnya itu. Ia tak menyangka bahwa abangnya kini telah berubah.
"Bu,yah, Shena rasa ada sesuatu yang terjadi. Makanya kak Alfi jadi begitu.. Shena bingung kenapa kak Alfi jadi berubah.. Shena sedih.." ucapnya sendu dan menunduk.
Rini mengelus bahunya dan menenangkan putri bungsunya.
"Mungkin kakak kamu sedang ada masalah. Kita berdoa saja ya..." tenang Rini
"Iya bu.." ucap Shena
"Yasudah, ayah harus berangkat kerja dulu ya.. Shena kamu ingin bareng atau tidak?" tanya Rudi
"Hmm gak usah yah.. Aku pergi sendiri aja naik taxi." ucap Shena
"Ok ayah pergi ya bu.." ucap Rudi. Rini dan Shena pun menyalimnya.
Tak berselang lama setelah kepergian Rudi, Shena pun pamit.
"Ibu, Shena pamit ya.. Ibu hati-hati di rumah. Kalau perlu sesuatu katakan pada bibi ya.." ucap Shena lembut
"Iya sayang... Kamu gak perlu cemasi ibu.. Ibu kan gak apa-apa.. Sudah kamu berangkat sana. Nanti telat.. Bekal kamu sudah dibungkus bibi?" tanya Rini
"Oiya aku hampir lupa.. Bi.." Shena memanggil ART di rumahnya.
Bi Ina pun datang membawa bekal Shena.
"Mbak Shena, ini bekalnya." ucap Bi Ina
"Makasih bi.."
"Sama-sama mbak.."
"Bi, jagain ibu ya.."
"Siap mbak.."
Shena pun tersenyum dan pamit pergi.

Alfi kini sedang berada di sebuah cafe.
"Gimanapun caranya gue harus dapetin Ivi. Meskipun gue harus kehilangan pekerjaan gue.! Gue harus hubungi rekan gue untuk memastikan pekerjaan yang ditawarkan kemarin." monolog Alfi.
Fyi guys, jadi sepulang dari rumah Ivi kemarin, Alfi itu dapat telepon dari perusahaan Ekspor-impor gitu. Nah, jadi dia ditawarkan untuk menjadi manager marketing dengan gaji yang cukup besar. So, dia mutusin buat resign deh. Gajinya emang sih gak sebesar gaji seorang nautika cuma kan ya karena niat Alfi buat ngehancurin rumah tangga Ivi and Felix, so dia ambil deh kerjaan itu.

"Halo..."
"Halo bro.. Gimana tawaran gue kemarin?"
"Gue terima tawaran lo. Kapan gue mulai interview?"
"Gak perlu interview. Besok, lo datang dan bawa lamaran lo. Terus gue bakal langsung temui lo sama bos gue. Gimana?"
"Ini dijamin diterima gak? Jangan main-main lo sama gue!"
"Sans bro.. Lo nethink banget kalau sama gue. Besok gue tunggu lo jam 8 pagi di lobi kantor. Bisa kan?"
"Ok."

Alfi memutuskan sambungan.
"Terpaksa gue relain mimpi gue buat menjadi seorang Captain demi Ivi. Argh! Kenapa gue jadi terobsesi gini sih?!" kesal Alfi dan mengacak rambutnya frustasi.

Calvin sedang ada jadwal operasi di RS dan siang nanti dia akan melakukan meeting dengan karyawannya mengenai sistem marketing kantor. Saat sedang bersiap di ruangannya, seseorang mengetuk pintu ruangan Calvin.
Tok Tok Tok...
"Masuk!" sahut Calvin dari dalam sembari mengenakan sarung tangan untuk operasi.
Seorang suster masuk.
"Dokter Calvin, apakah anda sudah siap? Dokter Jason sudah menunggu anda di Operation Room.." ucap Suster itu.
"Saya sudah siap. Tinggalkan saya dan saya akan menyusul." ucapnya dingin
"Baik dok.. Permisi..."
Calvin tak menanggapi dan suster itu pun pergi.
"Kenapa sih semua suster disini tuh pada kecentilan? Malesin banget!" gerutunya dan berjalan menuju Ruang Operasi.

Relationship Between Captain And LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang