Sesampainya di rumah, Shena langsung menginterogasi kakaknya. Mereka duduk di ruang tv.
"Sebenarnya ada apa sih antara kakak,Ivi dan Felix?" Tanya Shena kesal.
"Bukan urusan lo!"
"Kak,jawab pertanyaan aku! Aku gak bisa terus-terusan kayak gini."
"Gak penting!"
"Kak,please. ..."
"Well, Ivi mantan gue!"
Deg!!
Shena terkejut,sangat terkejut. Jadi ternyata ini permasalahan nya.
"Lalu kenapa tadi Felix pukul kakak?"
"Gue mau rebut Ivi dari dia! "
"Kakak gila?! Ivi itu istri orang! Jangan main-main deh! Ivi juga sahabat aku kak!"
"Ya aku gak peduli! Pokoknya aku akan rebut Ivi! Bagaimana pun caranya..." Alfi mengeluarkan smirknya.
"Kakak bener-bener gila! Cewek di luar sana tuh masih banyak! Kenapa harus Ivi?!"
"Lo gak akan pernah tahu kenapa! Ivi beda! Bahkan dia jauh lebih baik dari lo! Lo gak usah sok menggurui gue! Lo cukup diam! Dan-" Alfi menunda kalimatnya.
"Dan apa?!"
"Lo harus bantuin gue buat rebut dia!"
"Gak! Aku sudah cukup kecewa waktu kakak bilang mau rebut Ivi. Jangan lagi libatkan aku ke dalam masalah kakak! Aku gak mau mengusik Ivi. Dia sudah sangat bahagia dengan Felix! Terserah kalau kakak mau rusak,aku gak peduli dan gak mau ikut campur!"
"Pokoknya lo harus bantuin gue! Mau gak mau,suka gak suka!!" Alfi langsung masuk ke kamarnya.
"Argh!! Kenapa jadi gini sih?!" Shena mengusap wajahnya gusar.Felix dan Ivi telah tiba di rumah mereka. Ivi ternyata beneran ketiduran di mobil. Felix menatap istrinya dalam. Tenang,Ivi begitu tenang dalam tidurnya. Lalu Felix mengelus puncak kepala Ivi dan mengecupnya.
"Aku bakal selalu jagain kamu... Aku gak akan biarin siapapun rebut kamu dari aku sayang..." Setelah itu Felix langsung mengangkat Ivi ala bridal style dan membawanya ke kamar.
"Selamat tidur istriku.... I love you a lot.." Felix mengecup kening Ivi dan ikut tidur.Di lain sisi, Calvin baru saja pulang dari kantornya. Ia sedang merenggangkan tulang-tulangnya karena lelah kerja seharian.
"Hoam... Capek banget ya Allah..." ucap Calvin sembari menguap dan menutup mulutnya. Kemudian,ia teringat Ivi.
"Ivi gimana ya? Sudah pulang belum? Kak Felix sudah berhasil temui dia gak ya? Huuh semoga dia baik-baik aja deh... "
"Tapi... Kenapa kak Felix bisa cemburu banget sama gue? Lagian gue juga gak ada feeling ke dia. Kenapa ya?"
Tok Tok Tok...
"Masuk!" perintah Calvin.
"Permisi Mr... Ini ada berkas yang harus ditandatangani.." ucap Elya dengan mentel, sekretaris nya.
"Hmm letakkan disitu..."
"Baik Mr... Hm,ada yang bisa saya bantu?"
Ucap Erlyn menggoda.
"Nothing! Back to your room.."
"Are you sure?"
"Lo ngapain sih ha? Ga usah gatal deh.. Gue pecat juga ntar lo!" hardik Calvin.
"Ma-maaf mr. Saya permisi." ucap Erlyn ketakutan dan keluar dari ruangan Calvin.
"Ganggu aja! Jijik banget gue ya Allah... Kenapa ada cewek begituan disini? Ish!"
Calvin pun kemudian pulang. Setibanya di rumah,ia langsung bersih-bersih,makan malam bersama keluarganya.
"Vin,kamu kapan ngenalin calon ke mama papa?"-ucap mamanya.
"Uhuk uhuk..." Calvin yang mendengar langsung terbatuk.
"Minum vin." ucap Papanya.
Calvin pun minum.
"Mama apaan sih... Aku belum mikir ke situ."
"Terus kamu kapan mikir ke situ.? Umur kamu sudah 24 vin..."
"Ya nanti kalau sudah waktunya..."
"Ya Allah vin... Emang kamu gak capek jomblo terus?"
"B aja ma... Lagian belum ada yang pas.."
"Pokoknya mama gamau tahu ya... Dalam waktu dekat ini,kamu harus kenalin ke mama cewek itu."
"Lah,gimana bisa? Ma,cari pasangan itu gak gampang..."
"Ya mama gak peduli.. Ayuk pa kita tidur.." Sekarang tinggalah Calvin sendiri di meja makan.
"Duhhh gimana donk?" monolog Calvin.Keesokannya..
Shena yang merasa badannya kurang fit langsung ke RS untuk memeriksa dirinya.
Sebelumnya ia telah membuat janji terlebih dulu. Kebetulan,temannya adalah pegawai di RS tersebut. Setibanya disana, ia langsung menemui temannya.
"La, jam berapa dokternya datang?"-Tanya Shena pada Ola.
"Barusan aja dia datang na.. Maybe ntar lagi. Tunggu disana aja yuk..." Mereka pun menunggu tepat di depan ruangan dimana Shena akan diperiksa.
"Dokternya ganteng banget na... Lo awas naksir ya..." canda Ola.
"Yaelah gak lah... Emang lo suka?"
"Ya suka gak suka sih heheh... Mukanya itu adem banget na.. Pokoknya ganteng deh tapi ya gitu.. Dingin.."
"Yaelah ada-ada aja lo. Lo kira es batu.. Wkwk"
"Ihh dia malahan lebih dingin dari es batu."
"Ada-ada aja sih lo..."
"Shena Adinda..."Panggil seorang perawat di depan ruangan periksa.
"Eh na, nama lo dipanggil tuh.."
"Yaudah gue periksa dulu ya.."
"Sip..."
Shena pun langsung masuk ke ruangan itu bersama perawat tersebut. Di dalam, Shena duduk di depan dokter tersebut.
"Ada keluhan apa?" Tanya dokter tersebut dingin.
"Belakangan badan saya tuh kayak pegel-pegel gitu dok... Kepala saya juga sering pusing... "
"Baring di sana.." perintah dokter pada Shena untuk berbaring di bed.
"Mari mbak..." ucap perawat itu. Shena mengikuti.
"Kepala kamu pusing migran atau gak?" Tanya dokter tersebut.
"Gak sih dok.. Pusing di bagian puncak kepala.."
"Hmm..."
'Gila.. Ini orang beneran ganteng banget sih. Tapi dinginnya juga luar biasa...'Batin Shena.
"Kamu flu?"
"Kalau malam saya suka bersin-bersin dok."
"Demam?"
"Gak ada dok..."
"Ok,saya akan buatkan resepnya. Kamu hanya kelelahan. Banyakin istirahat aja dan minum obat yg teratur. Ini resepnya langsung tebus di bawah..."
'Eh? Barusan dia ngomong panjang awowkwk... ganteng nya masya Allah...'Shena kembali membatin.
"Kenapa diam? Tebus resepnya.." Calvin menyadarkan Shena. Yups, dokternya itu Calvin guys awowkwk....
"Ah.. Iya.. Makasih dok... saya permisi.." Pamit Shena yg hanya diangguki oleh Calvin.Di lain sisi, Ivi dan Felix sedang bersantai di depan tv. Ivi duduk di samping Felix dan Felix merangkul Ivi. Ivi menyandarkan kepalanya di pundak Felix. Kemudian Felix,mengelus puncak kepalanya.
"Kamu sudah siap kan aku tinggal berlayar?"Felix membuka obrolan.
"Hmm..." Ivi sebenarnya tak rela jika harus dipisahkan dari Felix,namun apa boleh buat? Felix terlalu mencintai pekerjaan nya.
"Aku tahu kamu belum siap..."
"Kalau tahu gausah ditanya lagi." Ketus Ivi
"Iyaiya maaf.. Jangan ngegas donk.."
"Hmm.."
"Aku bakal lebih sering hubungi kamu kok nanti.."
"Hmm.."
"Kamu jaga hati,iman dan diri kamu disini ya... Aku juga bakal gitu kok..."
"Hmm..."
"Jangan hmm terus dong sayang dari tadi.. Aku serius..." kesel Felix
"Aku juga..."
"Ya Allah... Jangan ngambek ya.. Aku gak akan sanggup kalau dicuekin kamu kayak gini.. Yayaya??" bujuk Felix.
"Dah ah gausah bahas itu. Males tahu..."
"Iyaiya... Kamu gak mau shopping?"
"Gak."
"Kok jutek?"
"Isss sudah deh gausah mulai! Aku pusing!"
Felix langsung merubah posisi duduknya.
"Kamu pusing? Yang mana? Ayo ke dokter.."
Ivi menatap jengah Felix.
"Iss aku gak apa-apa. Cuma pusing sama mual doank.."
"Tuh kan.. Kayak gitu kamu bilang gapapa?"
"Ya gapapa... Sans.."
"Gak sayang... Kamu harus ke dokter. Kita periksa di Calvin aja. Ayo.."
"Aku mager sayang..."
"Aku gendong deh.."
"Ihh kamu ada-ada aja sih.. Yaudah deh aku siap-siap dulu..."
"Yaudah ayo bareng.. Aku juga mau siap-siap.."
"Gendong... Heheh" Ucap Ivi manja.
Tanpa basa-basi, Felix langsung menggendong Ivi ala bridal style. Setelah selesai siap-siap, dan akan keluar kamar, Ivi mendadak mual.
Hueg!! Hueg!!
Ia langsung berlari ke toilet. Ya, Ivi muntah. Tapi, tak ada sesuatu yg keluar. Felix yang melihat itu pun langsung menghampiri Ivi.
"Kamu gapapa sayang?" tanya Felix lembut.
"Aku mual deh sama aroma perfume aku.. Gatau deh kenapa.."
Felix berpikir sejenak.
"Jangan-jangan kamu hamil sayang... " ucap Felix dengan gembira.
"Ha? Jangan bercanda deh.."
"Iya beneran... Yaudah ayo kita langsung periksa.."
Mereka pun langsung ke RS...
..
..
Alhamdulillah sudah masuk part 13.. Happy reading all...
Maafkan typo :)
Thank youuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship Between Captain And Lecturer
HumorKisah cinta seorang dosen dengan kapten yang akan membuat para pembaca baper parahhhh!! Let's read!! No Copy Paste!! Versi lengkapnya tersedia di WEBNOVEL ya guys!! Peringkat 10 #TNI