Irene sudah keluar dari RS setelah 1 minggu lamanya. Ia kembali ke rumahnya dan Calvin. Kepulangan Irene disambut hangat oleh seluruh anggota keluarga.
Elven, Felix,Ivi, Veni dan Adri sedang berkumpul di ruang keluarga yg ada di rumah Calvin.
"Mommy, tante Irene pulang hari ini kan sama dedek Icana?" Elven
"Iya sayang... Sebentar lagi mereka sampai di sini. Elven seneng gak?" Ivi
"Seneng donk Mom.. Kan Elven punya adek"
"Elven, mau gak punya adek lagi?" Felix memancing.
"No! Kan sudah ada dedek Icana.."
"Tapi kalo dedek Icana kan kamu gak bisa ketemu dan main setiap saat.. Kalo adek dari Mommy sama Daddy, kamu bisa ketemu dan main kapan pun lho"
"Bener mom?"
Ivi menyubit tangan Felix dengan keras.
"Aduh... Sakit sayang..." Keluh Felix saat tangannya dicubit dengan keras oleh Ivi.
"Biarin. Siapa suruh kamu gunain Elven buat keinginan kamu itu" Ivi
"Ya sayang... Elven kan sudah gedek.. Thn depan dia 4 tahun lho... Ayolah kita buat lagi yaaaa"
"Ish! Jangan bahas ini di sini Felix! Buat malu tahu"
"Yaudah iya di rumah nanti.. Awas kalo kamu ngelak"
"Hm"
"Assalamualaikum.... Orang ganteng pulang.." Calvin berteriak saat masuk rumahnya.
"Waalaikumsalam orang jelek yg kepengen ganteng" Felix
"Sialan lo! Gantengan juga gue ketimbang Elven"
"Enak aja! Gantengan Elven! Elven kan gak ikutan kenapa jadi bawa-bawa Elven sih akel?!!!" kesal Elven
"Anak Daddy tetap yg paling ganteng donk" Felix
"Jelek aja bangga" Calvin
"Akel!! Akel tuh jelek lebih jelek dari Opa!"
"Lho, kamu bilangin opa jelek?" Adri
"Wihh durhaka Eleven durhaka" Calvin
"No Opa! Elven gak bilang gitu.. Elven cuma ngatain Akel yg jelek. "
"Elven jahat sama Opa.. Sementang Opa sudah tua terus dikatain.." Adri berpura-pura merajuk.
"Sana sayang minta maaf sama Opa" bujuk Ivi pada Elven.
"Elven harus apa Mom?"
"Peluk Opanya terus minta maaf ya"
"Iya Mom..." Elven berjalan ke arah Adri dengan wajah cemas.
"Opa... Elven apologize... Maafin Elven kalo Elven salah.. Maaf sudah buat Opa sedih"
"Huhuhu... Cucu Opa tega" Adri berpura-pura.
"Maaf... Hiks" Elven menangis
Tega bener ya opa nakutin Elven sampai nangis wkwkwk.....-Author"Hahahah.... Opa bercanda sayang... Opa slalu maafin cucu opa yg paling ganteng donk" Adri
"Ish opa! Aku sudah panik padahal..."
"Yaudah maaf... Ntar kita beli ice cream"
"Yeay...."
Owek... Owekkk...
"Duhhh sayang Papi nangis... Cup cup cup" Calvin menenangkan anaknya yg digendong Irene.
"Sini Ren biar kakak gendong.. Kamu buatin susu aja.. Mungkin dia haus" Ivi
"Iya kak.. Makasih ya"
"Sip"Alfi baru saja mendapatkan bonus dari atasannya karena berhasil memenangkan proyek besar.
"Congrats! Saya bangga dengan hasil kerja kamu selama ini. Saya putuskan jabatan kamu akan naik dan tentu gaji kamu juga akan naik." Ucap CEO perusahaan itu.
"Terima kasih pak sudah mempercayai saya untuk mengurus proyek ini. Terima kasih juga karena sudah mau mengangkat jabatan saya" Alfi
"Ini surat penaikan jabatan untuk kamu" Ceo itu memberikan sebuah amplop putih berisikan keterangan penaikan jabatan Alfi.
Inti dari surat itu berisi :Atas kerja keras yg baik selama bekerja di perusahaan ini, saya selaku CEO memutuskan untuk mengangkat anda menjadi Wakil Direktur III.
Semoga jabatan ini menjadikan anda lebih giat lagi dalam bekerja.
Selamat atas keberhasilan anda dalam karier anda...
"Pak, saya beneran diangkat menjadi WaDir III?" tanya Alfi tak percaya.
"Ya, sekali lagi selamat"
"Terima kasih banyak atas kebaikan bapak terhadap saya..." Ucap Alfi terharu.
"Saya bangga sama kamu.. Saya berharap dengan peningkatan jabatan ini, kinerja kamu bisa semakin baik."
"Aamiin In Syaa Allah pak .."
"Saya harap kamu tidak mengecewakan saya"
"Saya berjanji tidak akan mengecewakan bapak"
"Saya percaya itu"
Ceo itu meninggalkan Alfi di ruangannya.
"Finally, setelah bertahun-tahun gue kerja di sini, gue bisa dapetin jabatan ini. Setelah gue berhasil merebut posisi WaDir I, akan lebih mudah bagi gue untuk memiliki perusahaan ini sepenuhnya. Gue memang cerdas" gumam Alfi dengan smirknya.
Tring tring....
Telepon kantor yg berada di ruangan Alfi berbunyi.
"Ada apa?"
"Seseorang ingin bertemu dengan anda Pak"
"Atas nama siapa?"
"Zayn"
"Suruh dia ke ruangan saya"
Tut.."Ada apa si brengsek itu nyamperin gue? Ini pasti ada hubungannya dengan Ivi... Untuk saat ini gue gak akan ganggu dia dulu sebelum misi gue tuntas. Ivi sayang, tunggu aku sebentar.... Lagi" Alfi menyunggingkan senyumnya.
Tok Tok..
"Masuk!" Perintah Alfi
"Pak, ini orang yg ingin bertemu dengan anda"
"Ok, kembali bekerja"
"Baik pak, permisi"
Zayn dengan santai duduk di sofa ruangan Alfi. Ia mengangkat kakinya membentuk segitiga. Duduk angkat kaki gitu pokoknya ya guys heheh...
"Ruangan lo bagus juga" Zayn
"Ada perlu apa lo ke sini?" Alfi ikut duduk di hadapan Zayn
"Lo pasti tahu donk tujuan gue"
"Relivia?"
"Yaps.. Gue kira lo sudah lupain dia" Zayn menyunggingkan senyum.
"Hahah.... Zayn Zayn... Perempuan bukan cuma dia.. lo kayak gak laku tahu"
"Bukan masalah gak laku. Gue sudah berprinsip bahwa apa yg pernah menjadi milik gue, akan tetap jadi milik gue selamanya. Apapun yg terjadi"
"Lo gak bisa maksain Ivi buat suka sama lo!"
"Maksud lo apa? Jangan bilang lo sudah ikhlasin Ivi sama Felix?"
"Saatnya bermain... Sekarang gue akan gunain cara manis ini untuk menjauhkan kuman-kuman seperti lo dan Felix dari hidup Ivi.. Ternyata gue jauh lebih cerdas sekarang." Batin Alfi dengan smirknya.
"Ya mungkin memang sudah saatnya buat gue lupain dia. Untuk apa perjuangin orang yg gak mau diperjuangin? Itu sama aja bego dan buang-buang waktu.. Perempuan banyak bro..."
"Are you kidding me?"
"Sekarang gue sudah fokus sama karier gue. Gue sudah gak peduli soal Ivi.. kalo lo masih mau perjuangin dia, silahkan. Cinta itu memang dikejar, tapi kalo lo lelah mengejarnya, lo juga perlu istirahat dan sadar diri. Jangan dipaksa. Hal yg dipaksa itu gak baik"
"Sok bijak lo sat!"
"Terserah lo... Tapi, gue bakal slalu ada buat lo kok kalo lo perlu bantuan gue"
"Wah it means that tobat lo masih setengah-setengah donk?"
"Hahah... Hati orang bisa kapan aja berubah. Sekarang gue ngomong B, gatau sedetik lagi mungkin sudah berubah jadi C hahah"
"Plinplan... Tapi bagus deh kalo lo mundur dari Ivi, it means that saingan gue cuma Felix sialan"
"Cuma dia tapi gak semudah itu buat lo dapetin Ivi.. Hahah"
"Sialan! Gue pastiin Ivi bakal berada di pelukan gue! Cepat atau lambat, segala cara akan gue lakuin untuk ngerebut Ivi. Bahkan gue gak segan buat habisi nyawa kapten sialan itu"
"Itu urusan lo.. Gue gak mau lagi ikut campur.. Btw, Felix sudah resign bukan?"
"Hahah... Itu cuma omong kosong.. Pada saat itu, dia cuma bohongi Ivi.. Dia cuma ambil cuti beberapa bulan, terus dia balik kerja lagi. Fyi, dia pengen resign cuma atasannya gak izinin karena tanggung jawabnya dia belum selesai. Alhasil dia minta tolong buat izin selama beberapa bulan sampai Ivi bisa ditinggal. Dia juga minta tolong untuk bisa pulangs setiap bulannya..."
"Ivi tahu?"
"Entahlah.. Tapi gue rasa gak tahu... Karena setahu gue, setiap dia berangkat, dia slalu bilang kalo dia mau nugas kantor di luar kota. Hahah gue rasa ini waktunya"
"Maksud lo?"
"Gue akan bongkar semuanya.. Dan Ivi akan beralih ke pelukan gue..." Zayn mengeluarkan smirknya.
"Dasar bodoh! Lo gak tahu sedang berhadapan dengan siapa saat ini Zayn.." Batin Alfi yg menyunggingkan senyumnya...
..
..
..
Btw, Story MDMC ini sampai part berapa ya? Hayuk siapa yg kepo???
Kuy lah guys klik star nya supaya aku semakin semangat buat next ceritanya..
..
..
@lizakarennita01
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship Between Captain And Lecturer
HumorKisah cinta seorang dosen dengan kapten yang akan membuat para pembaca baper parahhhh!! Let's read!! No Copy Paste!! Versi lengkapnya tersedia di WEBNOVEL ya guys!! Peringkat 10 #TNI