Part 23

547 19 0
                                    

Calvin membawa Irene ke apartemen miliknya.

#Side of Irene.
Siang itu aku tak sengaja menumpahi sedikit minuman ke baju seorang gadis kaya. Sehingga ia memarahiku habis-habisan. Orang-orang di sana hanya menatapku tanpa berniat menolongku. Ya, aku tahu aku memang miskin dan gadis itu? Dia adalah gadis yang cerdas dan kaya. Aku harus sadar akan itu. Tak akan ada orang yang berani membela gadis miskin sepertiku.
"Hey! Bagaimana bisa kau menumpahkan jus ini ke gaun mahal ku bitch?!" Bentak gadis itu dan langsung menyiram jus yang ada di mejanya ke hijab Irene. Aku hanya bisa menunduk. Sungguh aku tak sengaja melakukan itu. Ia mencengkram Daguku sehingga membuatku menatapnya.
"Apakah seperti ini cara pelayan di sini dalam melayani pelanggan?! " Bentaknya. Aku hanya diam. Tak kuat melawannya. Sekuat apapun aku melawan, aku akan tetap kalah. Aku kembali menunduk. Menahan jatuhnya air mataku.
Gadis itu kembali mengangkat daguku.
"Apa kau bisu?!! Dasar miskin! Kau hanya menjadi benalu di mana pun kau berada! Di mana manajermu?!" Gadis itu semakin mengeraskan volume bicaranya.
Aku mengedarkan pandanganku ke penjuru ruangan, hingga mataku tertuju pada manajerku. Aku menghentikan tatapan tepat pada manajer itu tanpa suara. Gadis itu mengerti. Ia langsung menarik ku pada manajerku.
"Apa seperti ini caramu melayani customermu tuan?!" bentak gadis itu pada manajerku.
"Maaf nona.. Apa yang terjadi?" pura-puranya.
"Kau sedang berdrama tuan?! Apa kau buta sehingga kau tidak bisa melihat apa yang terjadi di depan matamu?! Manajer macam apa kau ini?! Customernya dalam masalah dengan pelayannya dan kau hanya berani menatap dari jauh?! Pengecut!" gadis itu.
"Maaf nona... Bukan maksud saya begitu-"
"Diam! Kalian semua di sini..." gadis itu menunjuk semua orang di situ.
"Siapapun yang berani menyentuh saya walau seujung kuku, maka saya tidak akan segan-segan meluluh-lantahkan orang tersebut! Camkan itu!!" gadis itu.
Mereka semua hanya menunduk.
"Dan kau pelayan sialan! Kau benar-benar sudah mengotori gaun mahal ku!! Kau-" gadis itu akan menampar Irene, namun...

Calvin telah tiba di sebuah Cafe. Saat baru saja memarkirkan mobilnya, ia melihat seorang pelayan yang tengah dimarahi oleh customernya.
"Kenapa ya? Kok sampai disiram jus gitu pelayannya? Wah main fisik tuh orang. Kok mereka semua malah diam aja sih?! Gak bisa di biarin nih!" Calvin menghampiri meja tersebut.
Calvin menyangkal tangan gadis itu ketika gadis itu melayangkan tangannya ke udara untuk menampar Irene. Lalu ia menghempaskan tangan itu begitu saja. Hal itu tentu membuat semua orang disitu tertegun. Calvin seolah tak melakukan kesalahan.
"Maaf, ada apa ya?" tanya Calvin enteng. Pelayan itu benar-benar kacau sekarang. Ia menangis sesenggukan dengan kondisi hijabnya yang sudah basah akibat siraman jus.
"Dia bekerja tidak beres! Siapa kau beraninya menyangkal tanganku?!" ucap gadis itu.
"Saya?! Tentu saya adalah orang yang lebih baik dari anda. Apa yang ia lakukan sampai anda bertindak seperti ini? Apa anda bukan orang yang berpendidikan?" tanya Calvin formal.
"Hey! Anda menghina saya? Saya adalah mahasiswi kedokteran. Sebentar lagi saya akan menyandang gelar dokter. Dan perlu anda tahu, bahwa saya akan segera mengirim lamaran di sebuah RS ternama."
"Oh ya? Masih calon kan? Belum jadi kan? Saya bisa saja membatalkan mimpi anda itu wahai nona cantik."
"Jangan sombong anda! Siapa anda? Berani sekali anda berkata seperti itu pada saya?! Perlu anda tahu, saya adalah keturunan keluarga Alder. "
"Dan saya tidak menanyakan hal itu nona.."
"Kau! Ini bukan urusanmu !"
"Ini urusan saya nona! Nona telah memancing kesabaran saya. Jadi, jangan salahkan saya jika nanti saya ikut campur dalam urusan anda!"
"Sialan kau!" gadis itu langsung pergi begitu saja. Semua orang di cafe hanya menonton tanpa berani ikut campur, termasuk manajer cafe itu sendiri.
Sementara pelayan itu masih menangis. Calvin menepuk pundaknya.
"Hey, are you okay?" tanya Calvin.
Pelayan itu menatap Calvin.
"Terima kasih tuan.. Jika tidak ada tuan, mungkin semuanya belum selesai." Pelayan itu kembali menunduk.
"Ayo ikutlah denganku.. Bersihkan dirimu dulu dan bicara denganku."
"Tapi tuan.. Saya harus kembali bekerja."
"Berhenti dari pekerjaan ini. Kau lihat? Tak ada yang peduli denganmu di sini. Bahkan bosmu sendiri, membiarkan mu dipermalukan oleh wanita tadi. Apa yang ingin kau pertahankan?"
"Tapi jika saya tidak bekerja, saya tidak bisa hidup tuan. Saya sudah tidak punya siapapun.. Hiks.."
"Maka dari itu, ikutlah denganku nona.." Pelayan itu mengangguk.
"Baik tuan. Saya permisi dulu..."
"Saya tunggu di meja no 10.."
"Iya.."

Setelah itu aku dibawa olehnya ke perusahaan miliknya.
"Kau membutuhkan pekerjaan bukan?"Calvin.
"Iya tuan.."
"Siapa namamu?"
Calvin sedikit duduk di pinggir meja kerjanya sedang gadis itu duduk di sofa ruangan.
"Irene tuan.."
Yes guys, dia Irene yuhuuu...
"Umurmu?"
"20 tahun tuan.."
"Sudah kukatakan dia masih begitu muda... Dan, cantik..."Batin Calvin.
"Kau bekerja saja atau?"
"Saya kuliah dan bekerja.."
"Hmm... Jurusan?"
"Manajemen bisnis.."
"Tepat sekali... Kau boleh bekerja denganku mulai besok."
"Sungguh?"
"Apa aku terlihat seperti bercanda nona?"
"Tidak tuan... Terima kasih.."
"Ya.. Apa kau senang?"
"Tentu.. Saya sangat membutuhkan pekerjaan untuk menafkahi diri saya dan kuliah saya tuan.. Terima kasih.. Ini sangat membantu saya."
"Kau hidup sendiri?"Calvin terkejut.
"Iya tuan.."
"Di mana keluargamu?"
"Mereka telah tiada tuan... " Irene menahan tangisnya. Calvin tahu, ini sangat berat untuk Irene.
"Di mana kau kuliah?"
"Di ------"
"Benarkah?"
"Iya tuan..."
"Kau tunggu aku 1 sampai 2 jam di sini. Setelah itu aku akan membawamu pergi. Dan, kau boleh makan semua yang ada di depanmu itu. Ingat, jangan kemana-mana."
"Baik tuan... Tuan..." Panggilnya saat Calvin akan membuka pintu.
"Ada apa Irene?"
"Apa aku boleh tahu, kerjaan apa yang akan kau berikan padaku?"
"Hmm.. Kau akan menjadi asistenku."
"Apa tuan yakin?"
"Tentu. Aku harus pergi Irene. Aku sudah terlambat. Jaga dirimu.."
"Baik tuan."
Calvin segera menuju ruang rapat.

Bagiku dia adalah lelaki yang baik. Tapi, aku belum mengetahui namanya. Aku tak berani menanyakan hal itu. Malam ini, ia mengajakku ke sebuah apartemen. Entahlah aku tak tahu apa tujuannya. Semoga bukan hal yang buruk.

#Side of Irene end.

Calvin membawa Irene ke apartemen miliknya. Ia memencet password-nya dan mereka masuk.
"Duduklah di situ. Aku akan bersih-bersih terlebih dulu. Apabila ada tamu yang datang, panggil aku. Aku tidak akan lama." jelas Calvin.
"Baik tuan." Irene.
Calvin segera menuju kamarnya. Ia membersihkan dirinya. Sementara Irene, ia menunggu Calvin sambil memainkan ponselnya. Terlihat teman-temannya mengirim foto di grup kelas mereka.
"Apa mereka menemui miss Ivi tadi? Sungguh, aku telah melewatkan momen berharga ini. Ya Tuhan.. Tolong beri aku petunjuk untuk semua ini.." gumam Irene.
Calvin yang baru keluar dari kamar menatap Irene sedikit iba.
"Ada apa dengan dia? Sepertinya ia sedang tidak baik-baik saja." gumam Calvin.











..











..











..











...












....











.....





















Yeay... Kita masuk ke part baru... Kali ini spesial untuk Calvin dan Irene dulu ya...
Thank you...
Happy Reading :)

Relationship Between Captain And LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang