Part 22

499 19 0
                                    

Calvin menikmati makan siangnya sambil menunggu pelayan tadi membersihkan dirinya.
"Tuh cewek lama bener dah.. Gue keburu mau meeting lagi nih.. " Gerutu Calvin. Tak lama pelayan itu datang dan berdiri di depan Calvin.
"Ma-maaf saya sudah membuat anda menunggu.."Pelayan.
Calvin tertegun. Ia menatap gadis di depannya dengan kagum. Gadis di hadapannya saat ini benar-benar cantik dan lembut.
"Hm.. Duduk."Perintas Calvin. Gadis itu duduk di kursi depan Calvin.
"Bagaimana? Sudah resign?" Tanya Calvin.
Gadis itu hanya mengangguk. Ia terus menunduk tanpa berniat menatap Calvin.
"Biasakan jika berbicara maka lihatlah orangnya. Apakah lantai itu terlihat lebih menarik daripada wajah tampan saya?" Sindir Calvin. Gadis itu terlihat gugup. Ia perlahan menatap Calvin.
"Ma-maaf... Saya ti-tidak bermaksud tuan."
"Hmm... Ikut dengan saya sekarang!" tegas Calvin.
"Ke-kemana?"
"Ikut saja. Ayo!" Calvin mengeluarkan 2 lembar uang 100 ribu dan menarik gadis itu ke luar cafe. Calvin membuka pintu mobil untuk gadis itu.
"Masuk. Jangan banyak tanya!" Calvin. Gadis itu hanya mengangguk. Calvin menutup pintu mobil sedikit kesal sambil menggerutu.
"Menyebalkan!" gerutu Calvin.
Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Setibanya di parkiran mobil, gadis itu menatap takjub sekelilingnya.
"Apa ini? Apakah ini sebuah perusahaan? Semewah ini?"-Batin gadis itu.
"Ayo keluar!" Calvin dan gadis itu keluar bersamaan. Ia lalu membawa gadis itu ke ruangannya.
"Kau membutuhkan pekerjaan bukan?"Calvin.
"Iya tuan.."
"Siapa namamu?"
Calvin sedikit duduk di pinggir meja kerjanya sedang gadis itu duduk di sofa ruangan.
"Irene tuan.."
Yes guys, dia Irene yuhuuu...
"Umurmu?"
"20 tahun tuan.."
"Sudah kukatakan dia masih begitu muda... Dan, cantik..."Batin Calvin.
"Kau bekerja saja atau?"
"Saya kuliah dan bekerja.."
"Hmm... Jurusan?"
"Manajemen bisnis.."
"Tepat sekali... Kau boleh bekerja denganku mulai besok."
"Sungguh?"
"Apa aku terlihat seperti bercanda nona?"
"Tidak tuan... Terima kasih.."
"Ya.. Apa kau senang?"
"Tentu.. Saya sangat membutuhkan pekerjaan untuk menafkahi diri saya dan kuliah saya tuan.. Terima kasih.. Ini sangat membantu saya."
"Kau hidup sendiri?"Calvin terkejut.
"Iya tuan.."
"Di mana keluargamu?"
"Mereka telah tiada tuan... " Irene menahan tangisnya. Calvin tahu, ini sangat berat untuk Irene.
"Di mana kau kuliah?"
"Di ------"
"Benarkah?"
"Iya tuan..."
"Kau tunggu aku 1 sampai 2 jam di sini. Setelah itu aku akan membawamu pergi. Dan, kau boleh makan semua yang ada di depanmu itu. Ingat, jangan kemana-mana."
"Baik tuan... Tuan..." Panggilnya saat Calvin akan membuka pintu.
"Ada apa Irene?"
"Apa aku boleh tahu, kerjaan apa yang akan kau berikan padaku?"
"Hmm.. Kau akan menjadi asistenku."
"Apa tuan yakin?"
"Tentu. Aku harus pergi Irene. Aku sudah terlambat. Jaga dirimu.."
"Baik tuan."
Calvin segera menuju ruang rapat.

Setelah acara makan siang tadi, Ivi membicarakan masalah Irene dengan Felix.
"Menurut kamu, apa yang bisa kita lakukan honey?"Ivi
"Kita temui saja dia.. Nanti kita bicara baik-baik dengannya.. Jika masalah materi, aku akan bantu." Felix.
"Aku gak tega lihat Irene seperti itu. Dia anak yang pintar dan sopan.. Aku khawatir jika saat ini ia sedang menanggung masalah yang besar. Seperti masalah keluarganya. Karena seingatku, dia hidup dengan orang tua angkatnya..."
Felix merangkul istrinya dan mengecup puncak kepala Ivi.
"Jangan khawatir... Nanti kita cari jalan keluarnya ya.. Kamu jangan terlalu memikirkan itu. Aku gak mau hal ini malah membuat kandungan kamu melemah karena kamu yang stress mikirin Irene."
"Iya maafin aku ya..."
"Iya sayang.. Yaudah lebih baik kamu istirahat ya..."












..












..











..










...










....









.....









































Hola guys... Part kali ini cukup pendek heheh... Yups... So guys, jangan lupa vote dan tinggalin komentar terbaik kalian ya..
Happy reading :)

Relationship Between Captain And LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang