Bagian 3

175 14 0
                                    

Malam itu, di tengah dinginnya udara khas pedesaan yang menerpa kulit. Dua insan tak lagi merasakan dinginnya malam, namun hanya hangat terasa di hati dan menjalar ke seluruh tubuh.

[ Assalamu’alaikum, Ini aku, Zaviyar. Save ya.. ] Terlihat nomor baru yang masuk chat Whatsapp Ranum.

[Wa’alaikumuusalam. Iya, mas ]

[ Lagi apa? ]

[ Di kamar aja, mas. Ngetik ]

[ Ngetik chat maksudnya? ] Zaviyar menambahkan emot senyum.

[ Iya, salah satunya ]

[ Salah duanya apa? ]

[ Nih ] Ranum mengirim pesan gambar.

[ Oh, masih ada tugas? ]
[ Iya ]

[ Hmm ]

Tak ada lagi balasan, selang beberapa menit Zaviyar kembali mengirim pesan.

[ Besok aku mau balik ke Surabaya ]

[ Oh iya ]

[ Tapi bisa kan kalau kapan-kapan kita ketemu lagi ]

[ Insya Allah ]

Kembali hening…

[ Dan boleh gak aku terus chat sama kamu? Seperti sekarang ini, Ra ]
Lagi, Ranum tidak membalas. Dia masih saja bingung, takut salah. Kalau langsung bilang iya takut dikira gampangan, tapi mau nolak, sayang, cogan. Eh ……

[ Ra ] Pesan Zaviyar kembali masuk.

[ Ehm…. Gimana ya, mas? ]

[Gak boleh ya? ]

[ Bukan gitu, Cuma …… ]

[ Cuma apa? ]

[ Apa mas  gak sibuk? ]

[ Ya, kan aku bisa chat kamu kalau udah gak sibuk ]

[ Maksudku, apa sekarang mas gak sibuk siap-siap buat balik besok? ]

[Ra, gak usah ngalihin pembicaraan. Jawab dulu, boleh apa gak? ]

Cukup lama tidak ada jawaban..

[ Ehm …. Terserah mas Zaviyar aja ]

[ Kok terserah aku? ]

Meski begitu, hati Zaviyar sebenarnya girang bukan main karena itu berarti lampu hijau dari Ranum.

[ Iya, terserah mas mau chat apa gak ]

[ Oh gitu, bener nih? ]

[ Ya udah, kalau gak mau ]

[ Gak usah ngambek gitu dong, Ra. Aku kan cuma memastikan. Okey, kalau gitu aku akan chat kamu tiap kali aku ada waktu ]

[ Iya ]

[ Udah malam, kamu gak tidur ]

[ Gimana mau tidur, mas Zaviyar chat mulu dari tadi ]

[ Iya, maaf. Kamu sih gak jawab-jawab. Ya sudah, kamu tidur dulu. Aku mau siapin untuk besok ] Zaviyar menambahkan emot senyum pada pesannya.

[Iya. mas. Assalamu’alaikum ]

[ Wa’alaikumussalam ]

Zaviyar dan Ranum mengakhiri chat dengan perasaan yang sama-sama tidak bisa dijelaskan, ada rasa bahagia namun mereka tak berani menyimpulkan bahwa itu cinta karena perkenalan mereka yang masih sangat singkat.

***
Hari telah berganti, waktunya Zaviyar kembali ke Surabaya dan menjalani aktifitasnya. Sebelum Zaviyar keluar dari rumah Pak Tomo, dia menyempatkan untuk mengirim pesan pada Ranum untuk berpamitan. Sekedar basa basi sebenarnya, toh semalam dia sudah chat dengan Ranum dan berpamitan pula. Tapi apalah daya, hati Zaviyar tak mampu menghalang keinginannya untuk menghubungi gadis yang sudah membuat hatinya kini berbunga.

...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang