Bagian Lima

6.6K 307 2
                                    


Alan mengecek navigasi di mobilnya. Lalu melihat kedepan, memastikan bahwa ia berhenti ditempat yang benar. Sebuah coffe shop minimalis. Nama coffe shop itu L coffe shop. Seperti pernah dengar. Tapi dimana? Ting. Satu notivikasi whatssap masuk.

RaditCurut.

Dimana lo?? Udah diambil bunganya?? Cepetan. Ditunggu Bunda dirumah.

Alan berdecak sekali. Sudah nyuruh-nyuruh masih banyak maunya. Padahal hubungannya dengan Radit tidak begitu baik. Sejak kejadian teman makan teman yang terjadi diantara mereka saat tahun pertama menjadi dokter spesiali di Rs siloam, ada jurang besar diantara mereka. Lebih tepatnya Alan sendiri yang menciptakan jurang itu. Hari ini saja Alan mau berbesar hati disuruh-suruh rival abadinya itu karena Bunda Ayu berulang tahun. Sejak kematian Bundanya, Bunda Ayu memang sudah meng hak patenkan sebagai Bunda kedua untuk Alan. Selain karena Bundanya dan Bunda Ayu adalah teman sejak kecil, Radit adalah anak tunggal, jadi begitu Bundanya dipanggil menghadap yang maha kuasa Bunda Ayu langsung menggantikan posisi kosong itu. Hanya sebagai pengganti Bunda saja bukan merangkap sebagai istri Ayahnya.

Alan tak membalas chat Radit. Ia turun dari mobil Audi merah R8 nya, bergegas memasuki coffe shop itu. Coffe shop sekaligus jualan bunga gitu maksudnya? Namun langkahnya terhenti saat dirasakannya ada tetes-tetes air membasahi kepala dan bajunya. Alan celingak celinguk panik. Eh ini hujan? Tangannya menengadah keatas diikuti kepla yang juga mendongak keatas. Shit. Bukan air hujan tapi air dari sisa-sisa bunga anggrek yang merambat di rooftoop coffe shop itu yang membuat basah rambut dan bajunya. Memang tidak basah kuyup, tapi itu cukup membuat mood Alan rusak. Dia kan masternya kerapihan dan kebersihan.

Alan berjalan mundur dengan posisi badan menghadap kearah toko dan kepala mendongak keatas. Ingin tahu siapa penyebab kekacauan yang terjadi pada rambut dan bajunya. Ia membuka mulut, hendak menegur si pembuat onar. Namun tidak jadi setalah melihat siapa yang ada diatas rooftoop.  

Wanita itu berjongkok menghadap kearahnya. Tapi sama sekali tidak menyadari keberadaanya. Ditangannya ada teko kecil yang digunkan untuk menyiram mawar. Rambut coklat sebahu tergerai menutupi sebagian wajahnya. Tapi Alan melihat itu, senyum tipis yang menghiasi wajahnya kala menyentuh mawar merah yang merekah sempurna. Hatinya berdesir aneh. Love at first sight kah?

Alan tertawa sumbang. Ia menggeleng sekali. Lalu berjalan masuk. Menyadari tujuan awalnya datang ke tempat ini.

Sesampainya didalam, suasana coffe shop itu cukup ramai. Hampir semua meja terisi. Alan mengedarkan pandangan sebelum menuju meja kasir. Tempat yang nyaman buat sekedar ngopi-ngopi cantik memang. Nilainya.

"Selamat sore, ada yang bisa saya bantu?" Pelayan dengan seragam berwarna hitam pink bertanya ramah.

" Mau ambil pesanan atas nama Bapak Radit."Alan menyerahkan selembar nota pada pelayan. Pelayan itu menerimanya lalu mulai mencocokkan dengan data di komputer.

"Satu buket mawar merah atas nama Bapak Radit. Saya ambil sebentar ya pak, silahkan duduk dulu."

Alan hanya mengangguk. Lalu matanya tertuju pada etalase disebelah kiri kasir. Ada berbagai macam kue disana. Cake, donat, waffle dan cheesecake strawbwrry. Alan tersenyum. Kesukaannya. Kayaknya pernah lihat model cheesecake yang seperti ini. Alan mencoba mengingat-ingat. Ia memang sedikit payah dalam mengingat sesuatu. Dan ingatannya jatuh pada seminggu yang lalu, saat Bella datang keruangannya dengan membawa cheesecake ini. Oh, jadi Bella beli disini. Alan memasukkan sebelah tangan pada saku celana, memanggil pelayan yang menjaga etalase tersebut dan menunjuk beberapa kue yang ingin dibeli.

"Ibu Louis!! Astaga, Masya Allah, ibu kenapa?!"
Terdengar suara gaduh dari arah dapur. Membuat beberapa pengunjung menoleh kearah dapur. Begitupun dengan Alan. " Ristaa!! Cepat kesinii, bawa inhaler ibu!!" suara dari dapur terdengar panik. Rista, pelayan yang sedang melayani pesanan Alan meminta maaf lalu berlari menuju dapur.

Dokter Ganteng Itu Milikku! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang