"Ini resepnya, jangan lupa di tebus ya pak,"Alan menyodorkan resep yang ia tulis dikertas dengan logo apotek rumah sakit ini pada pasien terakhirnya. Bapak itu mengangguk mengerti, berterimakasih lalu pamit pergi."Semoga lekas sembuh,"doa Alan kemudian.Si Bapak menghilang dibalik pintu, berganti dengan wajah Arkan dengan tangan mendekap map biru. Tesis yang tak kunjung selesai. Alan berdecak sambil menggantung jas putihnya.
"Mukanya jangan masam gitu dong dok, kalau saya gak di rumah sakit ini lagi, nanti dokter kelimpungan nyari saya,"cerocos Arkan."Iya kan Ceess? Pagi mbak inceess yang cantik,"Arkan melambai-lambai pada si cupang yang mangap-mangap didalam air.
Alan berdecih. Malas menanggapi ocehan Arkan. Membuka lembar demi lembar kertas dihadapannya dengan wajah serius.
Kepala Arkan tolah-toleh. Seperti sedang mencari sesuatu. Namun alisnya bertaut saat sesuatu yang dicari itu tak nampak dimanapun diruangan ini."Mbak Louis gak kesini dok?"
Mendengar nama Louis disebut, kepala Alan mendongak seketika."Nggak. Memang kamu ketemu Louis dimana?"
"Tadi sempat papasan di koridor, kayaknya mau ketemu dokter Radit. Tapi setelah saya perhatikan, mbak Louis malah berdiri lamaaaaa banget didepan ruangan dokter Radit, seperti sedang ragu dan menimbang sesuatu,"
Dahi Alan berlipat."Dia berdiri saja disana?"
Arkan mengiyakan.
"Kamu gak lihat dia masuk kedalam?"
Arkan menggeleng."Malah akhirnya balik arah dok, gak jadi masuk ketemu dokter Radit."
Lengkaplah sudah rasa penasaran Alan. Ia langsung melancarkan aksi mengirim pesan pada yang bersangkutan. Louis memang mengatakan kalau sedang tidak enak badan. Alan juga menerima laporan dari Linda kalau Louis tidak masuk kerja selama beberapa hari ini. Alan pikir Louis tidak enak badan karena terlalu lelah seperti yang dikatakannya saat Alan bertanya tentang kondisinya. Tapi, kalau sampai datang menemui Radit dan ujungnya malah tidak jadi bertemu karena Louis berubah pikiran, pasti ada sesuatu yang sedang dia sembunyikan. Karena memang begitulah sifat wanitanya, selalu memendam semua sendiri, selalu merasa bisa melakukan semua seorang diri.
"Yaah,"Arkan mendengus kecewa."Dikacangin deh gue,"gumamnya membuang muka masam dari dokter sarap yang sudah sibuk dengan handphonenya.
Sementara itu, dikamar luas dengan cat dinding warna purple, tirai panjang menjuntai menutupi semua jendela. Lampu dibiarkan tidak menyala, hanya gelap menyelimuti. Louis berbaring diatas kasur dengan rambut acak-acakan. Dilantai berserakan kertas dan amplop cokelat berlogo RS Graha Medika. Pandangannya kosong. Sorot matanya menyiratkan kecewa yang amat dalam.
Kecewa? Apa itu kecewa? Kekecewaan adalah semacam kebangkrutan, kebangkrutan dari sebuah jiwa yang bertaruh terlalu banyak pada keyakinan dan harapan. Saat kita merasa kecewa, perasaan kita tertuju pada orang yang membuat kita merasakan perasaan tersebut. Ia adalah penyebab dari rasa sedih ini. Bagaimana jika penyebab dari rasa sedih ini bukan orang melainkan Tuhan? Dosakah ia jika menyalahkan Tuhan? Terkutukkah jika ia menyalahkan Tuhan karena sudah mempermainkan hati dan hidupnya untuk kedua kali?
Flashback,
Siang tadi di ruang pemeriksaan dokter umum di RS Graha Medika.
"Sudah berapa hari gejala ini berlangsung bu?"tanya dokter yang menangangi pemeriksaan Louis.
"Sudah hampir seminggu dok,"
"Mimisannya?"
"Hanya dua kali dok, selebihnya tidak ada. Hanya sedikit sakit di dada bagin bawah dan tulang di lengan nyut-nyutan."Louis mengutarakan prihal sakit yang hampir seminggu ini tak mau hilang dari tubuhnya. Ia pikir hanya sakit karena kelelahan. Tapi badannya malah terasa semakin lemas meski sudah istirahat cukup. Bukan hanya lemas, sakit kepala, mimisan, dada sakit, dan tulang di bagian lengan dan lutut memaksanya untuk segera menemui dokter. Louis sengaja tidak memilih RS tsmpat Alan bekerja karena tidak mau membuat Alan khawatir berlebihan. Ia hanya butuh resep obat dari dokter untuk penyakit dadakannya itu, karena jujur sudah beberapa bulan ini ia sama sekali tidak mengunjungi dokter Radit untuk check up rutinnya pasca operasi beberapa bulan lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Ganteng Itu Milikku! (End)
Romance" Aku dokter, aku yang akan merawatmu. Kamu harus sembuh. Apapun yang terjadi, aku akan membuatmu sembuh." ~Alan Arkana Sp.BS~ " Justru karena kamu dokternya, makanya aku tidak ingin sembuh." ~Louis Aurestella Mahendra~ Follow dulu yess sebelum memb...