Cara terbaik untuk menghilangkan rasa bersalah adalah dengan memaafkan diri sendiri terlebih dulu. Berhenti menyesal. Berhenti mengasihani diri sendiri dan berhenti membenci diri sendiri. Kemudian, barulah meminta maaf pada orang yang kita sakiti hatinya. Dan itulah yang sedang dilakukan Louis sekarang. Wajah dibalik kemudi itu menghadap serius kedepan, pada jalan raya yang tampak lengang pagi itu. Matanya melirik sekilas pada laki-laki yang duduk disebelahnya. Mulutnya membisu sejak pertama kali duduk di mobil Louis. Louispun sama, tak berniat memulai pembicaraan. Rasa kaku dan tidak nyaman masih melekat setelah lima hari berlalu dari pertengkaran mereka. Biarlah kebisuan yang menemani perjalanan ini, setelah sampai ditempat tujuan barulah kita tahu apa yang akan terjadi. Laki-laki itu masih betah untuk membisu atau malah sebaliknya.Alan memejamkan mata di jok mobil depan samping Louis. Membiarkan wanita itu menyetir, karena memang dia yang diajak disini. Jadi ia membiarkan si empunya rencana mengambil kendali. Sebenarnya Alan tidak tega mendiamkan Louis seperti ini. Tapi ia harus tegas. Ia harus melakukan ini. Supaya Louis sadar bahwa yang dilakukannya itu salah, supaya ia menurunkan sedikit saja ego nya. Benar saja, beberapa hari ini Alan mendiamkannya tanpa kabar, tanpa perhatian seperti biasa. Ia hanya memainkan trik tarik ulur seperti yang dilakukan kebanyakan pasangan lainnya. Terhitung sejak lima hari dari pertengakaran itu, pagi tadi Louis muncul di rumah sakit, menunggunya di ruangan praktek kerjanya. Kata maaf terucap dari bibir manisnya, rasanya saat itu juga Alan ingin melumat habis bibir itu, tapi ditahannya sekuat tenaga. Alan juga ingin berteriak pada dunia betapa bahagianya ia hari ini, Louis datang mencarinya, Louis wanita angkuh itu mengaku kalah di hari kelima pertengkaran mereka. Alan serasa diterbangkan ke atas langit ketujuh. Namun ia tetap berusaha bersikap cool dan keren. Jangan lagi terlalu murah dihadapan Louis.
Alan membenarkan posisi duduk yang sudah benar ketika mobil Maserati putih yang dikendarai Louis memasuki kawasan tol Cipularang. Wanita itu pun menambah kecepatan, membelah ruas jalan tol yang mulus itu.
"Menepi dulu, aku yang nyetir,"tak tahan, Alanpun bersuara.
"Gak usah, aku ingin menebus kesalahanku yang kemarin."
"Dengan ngebut seperti ini?"
"Supaya cepat sampai,"
"Memangnya kita mau kemana?"hening kemudian. Louis tak menjawab pertanyaan Alan. Ini jalan menuju Bandung. Alan bergerak gelisah dalam duduknya, sesekali matanya melirik Louis. Tidak mungkin Louis tahu tentang Kyra. Alan menepis kemungkinan yang tidak akan mungkin terjadi dalam kepalanya. Bisa saja Louis ingin mengajaknya ke suatu tempat di Bandung. Lalu dilihatnya beberapa bungkus kardus dan sebuah gitar di jok belakang. Kemana tujuan Louis sebenarnya?
Ada rasa haru, sedih, tak percaya juga bahagia ketika Louis menghentikan mobilnya didepan gerbang hitam menjulang gagah yang sangat Alan kenal. Panti Rehabilitas Mental Prima Harapan. Tempat dimana Kyra nya berada.
"Kamu… Bagaimana kamu bisa…"Alan tak mampu berkata-kata lagi. Dipeluknya wanita yang baru saja keluar dari mobil dengan erat. Aroma ini, rambut halus ini, desiran lembut dihati Alan saat bersentuhan dengan Louis, Alan sungguh merindukan ini semua.
"Pardon me,"bisik Louis dalam pelukan Alan."Aku akan memperbaiki semuanya, i promise,"
Kalau sudah seperti ini bagaimana Alan bisa bersikap sok cool dan keren lagi? Ditangkupnya kedua pipi Louis, lalu diciumnya bibir itu dengan perasaan cinta membuncah di dada."Believe you,"
Louis tersenyum. Merekapun masuk, menuju kamar Kyra dengan membawa kardus berisi coklat dan gitar yang sengaja Louis bawa dari Jakarta. Bahkan Louis pun tahu makanan kesukaan Kyra. Alan tak bisa menyembunyikan senyum berseri-seri diwajahnya.
"Gitar ini untuk apa?"tanya Alan sambil berjalan beriringan dengan Louis.
Louis tak menjawab, hanya tersenyum pada Alan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Ganteng Itu Milikku! (End)
Romance" Aku dokter, aku yang akan merawatmu. Kamu harus sembuh. Apapun yang terjadi, aku akan membuatmu sembuh." ~Alan Arkana Sp.BS~ " Justru karena kamu dokternya, makanya aku tidak ingin sembuh." ~Louis Aurestella Mahendra~ Follow dulu yess sebelum memb...