Audi merah itu melanju perlahan, meninggalkan halaman parkir resto dan sepasang manik mata yang memperhatikan dengan tatapan tajam. Bella mematung ditempatnya. Dua orang yang dilihatnya barusan, mereka adalah dokter Alan dan Louis. Tidak mungkin matanya salah lihat. Lagipula jarak antara Bella dan kedua orang itu tidak terlalu jauh. Keberadaannya hanya terhalang tiga mobil dengan Alan dan Louis. Bella bahkan melihat dengan jelas saat mereka sempat beradu mulut didepan resto hingga akhirnya Alan mengangkat dua tangan untuk menyerah dan Louis masuk kedalam mobil Alan dengan wajah kesal.Mereka bertengkar? For what? Bella kembali masuk kedalam mobilnya, membuat kedua teman yang sudah terlebih dulu berjalan menuju resto keheranan. Mood nya untuk makan sudah hilang. Pikirannya kacau dipenuhi pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban dalam kepalanya.
"Bell, mau kemana? Kok malah masuk lagi? Kan kita mau makan,"salah satu teman Bella mengetuk pintu kaca mobil.
Bella menurunkan kaca mobil."Aku mau pulang, ditelfon mendadak sama mama,"Bella beralasan. Menunjukkan muka menyesal karena acara makan siang kali ini harus gagal."Maaf yaa… Makannya ditunda lain kali gak apa-apa?"
Temannya mendengus keras."Ya udah deh, biar aku berdua aja sama Zela,"
"Maaf ya, aku beneran minta maaf,"ulang Bella.
"Iya gak apa-apa, hati-hati,"temannya itu melambai dan dijawab anggukan kepala oleh Bella.
Bella membawa mobilnya dengan sangat pelan, nyaris menyamai laju lamban odong-odong, berkali-kali mobil dibelakangnya membunyikan klakson karena tak tahan dengan kelemotan mobil Bella. Bella cuek. Separuh jiwanya sedang tidak bersama raganya sekarang. Apalagi bermacam rasa sedang menyelimuti hatinya. Resah, gelisah, curiga, takut, kecewa, perasaan itu bercampur aduk menjadi satu. Ia pun bingung harus pergi kemana. Ingin mencari jawaban tapi tak tahu harus mencari kemana. Ingin menemui dokter Alan dan bertanya langsung, siapalah dirinya dimata dokter Alan. Bella memukul setir kesal. Louis? Haruskah dirinya bertanya pada Louis? Bella menepikan mobil. Mengambil hape dan mendial nomer Louis. Tidak ada nada sambung terdengar. Bella berdecak kesal. Ditekannya lagi nomer Louis, nihil. Masih sama seperti panggilan pertama tadi. Akhirnya Bella memutuskan untuk pulang saja, melanjutkn mengorek informasi tentang kejadian yang baru dilihatnya setelah sampai rumah.
"Kok sudah pulang sayang?"sambut mama Wanda saat Bella menghempaskan tubuhnya di sofa sebelah mama."Katanya mau cari baju untuk wisuda?"lanjut mama tanpa mengalihkan pandangannya dari arah TV.
"Hmmm,"Bella tak begitu memperdulikan pertanyaan mama. Mata dan jarinya berselancar di sosial media. Tujuan pertama adalah IG dokter Alan tentu saja. Meski hampir tiap hari tidak absen untuk stalking akun itu, mungkin saja ada hal terlewat yang Bella tidak tahu. Benar saja. Mata Bella membelalak seketika melihat satu gambar di IG story Alan. Seperti ada beribu semut menjalar didalam aliran darahnya. Merinding. Itulah yang dirasakan Bella sekarang.
Disekian banyaknya postingan berisi gambar makanan dan keseharian dokter Alan yang berkutat dengan pekerjaan mengobati orang sakit, ada satu gambar yang memiliki like paling banyak diantara gambar lainnya. Sepertinya para netijen itu heboh mendapati dokter Alan tiba-tiba memposting foto menyangkut kehidupan asmaranya. Gambar itu berisi sepasang tangan yang saling menggenggam dengan background didalam mobil tepat diatas paha Alan. Ada cincin melingkar di jari manis si wanita. Lalu caption itu berbunyi 'Only one you, and still you'. Foto itu dibanjiri beribu-ribu like dan komen tanpa balasan satupun dari si pemilik akun.
Mata Bella terasa panas. Dadanya bergemuruh. Ini tangan siapa? Kenapa bisa ada cincin? Maksudnya apa? Jari Bella semakin cepat men scroll ke bawah. Membaca setiap komen. Siapa tahu dia menemukan titik terang tentang si pemilik tangan bercincin yang sudah berani menggenggam tangan dokter Alannya. Tapi usahanya sia-sia. Dicari kemanapun, ke atas ke bawah berkali-kali tak ada satupun info lengkap tentang gambar yang berhasil membuat Bella gusar. Komen itu hanya berisi kekepoan seperti yang tengah melanda dirinya. Bahkan teman sesama dokter yang Bella kenal hanya memberikan emo mata tertutup. Itu artinya mereka juga tidak tahu dan tidak mau tahu terkait foto itu. Hanya Arkan yang berkomentar 'kuch-kuch hota hai.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Ganteng Itu Milikku! (End)
Romance" Aku dokter, aku yang akan merawatmu. Kamu harus sembuh. Apapun yang terjadi, aku akan membuatmu sembuh." ~Alan Arkana Sp.BS~ " Justru karena kamu dokternya, makanya aku tidak ingin sembuh." ~Louis Aurestella Mahendra~ Follow dulu yess sebelum memb...