28-08-2019-RABU
SATU
Wanita cantik dengan rambut sebahunya terlihat tengah bersujud bahkan mencium kaki kedua orang tuanya secara bergantian, tapi naas, hanya tendangan kasar yang ia dapatkan. Berulang kali ia mencium kaki kedua orang tuanya, berulang kali pula tendangan kasar yang ia dapatkan dari kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya murka bahkan hampir ingin membunuhnya karena ia telah melakukan dosa besar.
Orang tua mana yang tidak murka dan kecewa apabila anak gadis yang sangat di jaga dan di percayanya bisa hamil di luar nikah dan tidak mau memberitahu siapa bapak dari anak dalam kandungannya?
"Mama....Eva mohon ampun, Ma. Eva nggak salah!" Lirih wanita itu pilu dan menyedihkan.
Penampilannya kacau, wajahnya memerah dengan kedua mata yang merah dan bengkak. Bahkan air hidungnya keluar tapi di tarik lagi oleh wanita yang sedang putus asa itu agar tidak merembes dan masuk kedalam mulutnya.
"Nggak salah gimana? Kamu sudah membuat keluarga besar ini malu! Apanya yang nggak salah...Eva!"teriak wanita paruh baya yang kecantikannya masih terpancar.
Eva menggeleng kuat dan berusaha menjangkau kaki mamanya yang ingin melangkah pergi. Eva berhasil menahan langkah mamanya.
Rosi mama Eva memandang tajam dan penuh kecewa pada Eva yang tengah mendongak menyedihkan untuk memandang wajahnya.
"Eva di perkosa,Ma."lirih Eva pelan.
Hembusan nafas kasar keluar dari mulut Rosi. Dadanya juga terlihat naik turun karena amarah yang sedang melandanya ada di atas puncak. Di perkosa tapi siapa yang memperkosanya ! Ini lah permasalahannya.
"Tapi siapa yang merkosa kamu? Kasih tau kami supaya kami menjobloskan laki-laki biadab itu ke dalam penjara Eva. Kasih tau Papa dan Mama!"Teriak suara lainnya dingin, Edi papa Eva memandang wajah eva putus asa dengan tatapan setajam silet.
Bapak mana yang tidak geram kalau anaknya melindungi bahkan tidak mau menyebutkan nama laki-laki mana yang telah memperkosanya. Ini pembodohan! Anaknya bukan anak Sd atau Tk yang tidak tau dan mengingat bagaimana paras wajah orang yang telah menodainya.
Eva menggeleng pelan dan menundukkan kepalanya dalam. Eva galau dan bimbang. Eva ingin berteriak.
"Kakak ipar-lah yang telah memperkosaku!"
Tapi suara Eva hanya tertahan di tenggorokkannya.
Banyak pertimbangan yang eva pertimbangakan. Kalau ia memberitahu siapa laki-laki yang memperkosanya, bagaimana nasib kakakknya, nasib mama dan papanya. Pasti mereka akan syok berat dan Eva tidak mau itu terjadi. Tapi bagaimana dengan nasibnya?
"Dasar anak bodoh! Enyahlah dari sini kalau kamu masih bungkam, Eva!"murka Edi dan mendorong Eva kebelakang membuat Eva terduduk meringis dilantai dingin.
"Auhhh"rintih Eva pelan menahan sakit.
"Papaaaa...jangan ! Kasian Eva!"Aisyah, kakak Eva berjongkok dan membantu Eva bangkit dari dudukannya.
"Terserah kamu Eva! Kalau kamu masih bungkam, pergi tinggalkan kami dan jangan pernah menginjakkan kaki di rumah ini lagi!"Ucap Edi lelah dan melenggang pergi meninggalkan Eva yang semakin terisak kuat.
"Kamu bukan anak papa dan mama, mulai detik ini"Putus Edi final. Tanpa mau menoleh sedikitpun.
Aisyah ikut menangis setelah ia mendengar keputusan besar papanya. Hatinya sakit melihat kondisi adiknya yang mengenaskan seperti ini.
"Papa...."Panggil eva lirih.
Langkah Edi dan Rosi terhenti. Kedua orang paru baya itu, berharap agar Eva mau buka mulut tentang siapa laki-laki yang telah menodainya. Apakah anak abg? Orang gila?preman? Atau orang terdekat? Atau anaknya di ancam?
"Apa yang bakal papa lakukan kalau aku memberi tahu siapa laki-laki yang telah memperkosaku?"tanya Eva lirih.
Edi membalikan badannya cepat dan memandang dalam pada anaknya yang terlihat menyedihkan di sana.
"Menikah-kan kalian."Ucap Edi tegas.
Mata Eva melebar mendengarnya. Eva tidak sudi menikah dengan laki-laki itu apalagi laki-laki itu adalah suami kakaknya.
Seorang laki-laki yang hanya menonton dalam diam kejadian yang berlangsung sedari tadi terlihat menegang, tapi tidak di sadari oleh semua orang kecuali Eva.
Eva tersenyum sinis melihatnya. Mati kau!
Eva mengangkat pandangannya dan memandang penuh benci pada sesosok laki-laki tinggi tegap dengan wajah indo-bercampur arabnya.
Laki-laki yang tak lain adalah Rehan, Kakak ipar Eva menatap tajam dan penuh ancaman pada Eva setelah laki-laki itu berhasil menguasai dirinya.
Jangan buka mulut !
Eva mengenal bisikan tanpa suara yang barusan dilakukan oleh kakak ipar biadabnya.
Eva memberikan senyuman sinis pada Rehan dan mengangkat tangannya pelan dan menunjuk Rehan bagai mata panah.
"Eva apa yang kamu lakukan!"bentak papa Eva di kala Eva menunjuk Rehan dengan telunjuknya.
"Dia memang nakal dan sangat beda dengan Aisyah."Sinis Rehan setelah sekian lama terdiam membisu.
"Kalau dia tidak mau mengaku, usir saja, Pa. Aku akan membantu finasialnya sampai seumur hidupnya. Dari pada Eva membuat kita malu dengan perutnya yang semakin hari semakin besar."Ucap Rehan lagi dengan tanang.
Aisyah tidak suka mendengar usulan suaminya, Aisyah memandang tajam pada Rehan tapi tak membuat Rehan takut akan kemarahan isterinya nanti. Dia mau mengurusi ini sampai selesai. Rehan juga tidak ada niat dan tak ada ketertarikan sedikitpun pada Eva, Eva hanyalah gadis nakal dan pembangkang menurut penilaiannya selama ini, sangat berbeda dengan Aisyah 1000%. Dan terkutuklah ia pada waktu malam itu, yang mabuk dan menyelinap masuk kedalam kamar adik iparnya. Bagaimanapun caranya adik iparnya itu harus pergi jauh dan enyah dari hidupnya atau keluarga kecilnya akan hancur.
"Mas...!"tegur Aisyah tak suka.
"Diam Aisyah!"bentak Edi.
Edi dan Rosi terlihat berpikir tentang ucapan yang baru saja di lontarkan oleh Rehan.
Sedang Eva memandang penuh benci pada Rehan. Eva bersumpah bahwa ia akan membenci Rehan sampai ke tulang-tulang, dan dagingnya. Mustahil Eva bisa memberi maaf pada laki-laki itu suatu saat nanti, kecuali laki-laki itu memohon begitu menyedihkan nantinya atau bahkan Eva tetap tidak bisa memaafkannya!
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pregnat with BROTHER-IN-LAW
RomanceLAPAK DEWASA 21+ 28-08-2019 SINOPSIS STORY PREGNANT WITH BROTHER-IN-LAW Dia begitu baj*ngan ! brengs*k dan tak punya perasaan. Dia merebut kesucianku dengan dan menanam benihnya di rahimku sampai aku hamil di buatnya. Aku membeci diriku yang tak...