15

12.9K 544 10
                                    

LIMA BELAS

Edi memandang kecewa kearah puterinya yang tengah menunduk dalam didepannya. Begitupun dengan Rosi. Mata Rosi memerah karena amarah melihat aksi melanggar moral anaknya di depan umum.

Oh astaga...bagaimana kalau Rehan melihatnya? Matilah sudah mereka!

"Pergi kamu sialan!"usir Edi kasar pada iwan yang terlihat menggenggam erat tangan Aisyah.

"Tidak! Jangan usir Iwan lagi dalam hidupku, pa."jerit Aisyah tidak terima akan usiran kasar papanya untuk laki-laki yang teramat sangat ia cintai.

Aisyah memeluk erat perut kurus Iwan. Melindungi iwan apabila papanya menghajar Iwan seperti dulu-dulu lagi.

"Lepaskan Aisyah. Jangan mempermalukan keluarga. Apa-apaan ini? kamu menyelingkuhi Rehan? Oh astaga! Memalukan!"geram Edi tertahan.

Edi dan Rosi memandang tajam pada Iwan yang terlihat tak gentar menerima usiran mereka sedari tadi.

Cuih! Iwan tak pantas untuk anak mereka! Laki-laki itu terlalu bejat untuk Aisyah, anak mereka yang baik dan lembut. Tapi sial! Aisyah malah bertingkah seperti wanita murahan dibelakang suaminya.

"Aku tidak selingkuh! Iwan adalah kekasih Aiysah sedari SMA. Rehan yang perusak, Pa."geram Aisyah tertahan dengan mata yang telah basah karena menangis.

"Anak bodoh! Kamu sangat gila kalau kamu menerima laki-laki pengkhianat seperti dia. Ikut kami pulang atau kamu tidak akan pernah bisa membantu laki-laki sampah itu dengan uang suamimu."ucap Edi tegas.

Aisyah sedikit takut mendengar ucapan tegas papanya. Tidak ! Dia masih ingin membantu kekasih hatinya. Kasian dia apabila Aisyah tidak menolongnya.

"Pulanglah dengan ibu dan bapakmu."bisik Iwan lembut dengan mulut yang mencium hangat puncak kepala Aisyah.

Edi dan Rosi ingin muntah melihat perlakuan murahan antara Aisyah dan Iwan. Seoarng isteri menerima ciuman mesra dari laki-laki lain. Itu haram !

Edi sangat marah pada puteri sulungnya. Kenapa dia tega melakukan hal ini pada suami dan keluarga besarnya. Memalukan sekali!

"Ayo pulang!"edi menarik kasar tangan Aisyah.

Niat hati ingin melakukan cek up kesehatan. Malah ia disuguhi pemandangan yang amat memalukan didepan umum.

Kedua anaknya tidak ada yang benar. Oh Tuhan...kenapa kedua anaknya bisa dikatakan murahan?

****

"Selamat Pak. Isteri anda mengandung anak kembar."

Duar!

Bagai petir menyambar, Rehan reflek berdiri dari dudukannya karena kaget akan ucapan yang baru saja di lontarkan oleh dokter muda didepannya.

"Astaga..tidak mungkin, dok. Bagaimana bisa? Kami tidak memiliki gen kembar!"bantah Rehan tak terima dengan raut wajah yang membuat dokter didepannya bingung.

"Berarti ini rezeki bapak dan ibu. Banyak sekali yang menginginkan anak kembar dan bapak salah satu orang yang beruntung."ucap Dokter itu lagi dengan senyum profesional yang ia lempar untuk Rehan.

Rehan masih terpaku.

Bagaimana bisa ia memiliki dua anak dengan Eva. Satu anak saja bagaimana cara ia menyembunyikannya didepan umum. Rehan takut anaknya akan begitu mirip dengannya. Hal itu akan membuat ia berada dalam masalah berat. Aisyah! Ia tidak ingin Aisyah terluka dan meninggalkannya.

"Keluar sebentar, dok. Saya butuh ruangan dokter sebentar."usir Rehan halus pada dokter yang masih memandang bingung kearahnya.

Dokter muda itu sebenarnya tidak ingin menuruti perintah Rehan. Tapi seperti ada masalah antara suami isteri ini. Dokter itu dengan baik hatinya bangkit dari kursinya dan melangkah keluar ruagannya.

"Ini nggak mungkin."lirih Rehan tak percaya.

Rehan bangkit dari dudukannya dan melangkah menuju ranjang Eva dimana Eva tengah terbaring diatas sana.

Eva terlihat tengah memegang payudara-nya. Sial! Eva seperti tengah menggodanya. Oh shit! Murahan.

"Kenapa kamu meremasnya? Kegatelan?"ucap Rehan ketus.

Jakunnya terlihat naik turun. Sial Eva begitu menggoda.

"Gatal."lirih Eva pelan.

Kedua puting payudara-nya terasa sangat gatal. Ia sangat ingin menggaruknya tapi Eva takut putingnya luka. Jadilan Eva mengelus dan meremasnya pelan.

Rehan meneguk ludahnya kasar. Libodonya terasa naik sampai puncak dalam sekejap.

kakinya reflek melangkah dengan pikiran kosong dan terpaku pada tangan Eva yang masih mengelus payudara-nya dibalik bajunya. Rehan melangkah semakin dekat pada Eva.

"Apakah sangat gatal?"tanya Rehan serak.

Eva reflek mengangguk. Ini sungguh gatal dan menganggu.

Rehan menyingkap tanpa ijin baju Eva. Eva hanya terpaku melihat Rehan dengan gerakan tangan Rehan yang begitu lancang menyingkap pakaiannya.

Rehan menaikkan bra Eva diatas, membuat dada Eva tereksos sempurna. Rehan meneguk ludahnya berkali-kali. Sial dia sangat ingin mencicipi puting merah muda yang menegang itu!

"Arggg kepalaku mau pecah!"geram Rehan tak tahan.

Rehan dengan cepat melahap puncak payudara Eva secara bergantian dengan rakus. Eva masih terpaku. Rasa gatal yang tadi ia rasakan telah hilang entah kemana. Hanya rasa sakit dan ngilu yang ia rasakan sekarang. Rehan begitu kuat menyesap dan menghisapnya.

"Ssttt..sakit"lirih Eva pelan.

"Stop!"Eva mencoba mendorong kepala Rehan. Rehan masih sibuk menghisap payu darah Eva dengan tangan yang ikut bekerja meremas pinggul montok Eva.

Dokter yang memiliki ruangan tadi ingin masuk tapi urung setelah dokter muda itu mendegar suara aneh dibalik tirai brangkar pasien.

Sial! Laki-laki tadi tengah berbuat mesum dengan isterinya.

"Astaga...apa yang aku lakukan?"kaget Rehan dan segera laki-laki itu mengangkat kepalanya diatas dada Eva.

Rehan memandang memincing kearah Eva.

"Kamu menggodaku?"

"Oh sial aku kelepasan. Maafkan aku Aisyah."lirih Rehan dengan rasa bersalah yang besar.

"Kamu memang penggoda! Kenapa harus remas didepan aku?"tanya Rehan ketus.

Kalau iman kamu kuat, walau aku telanjang kamu gak bakalan tergoda. lirih Eva dalam hati.

"Stop Rehan! Jangan menghinaku lagi."ucap Eva pelan.

Eva menurunkan bajunya yang tersingkap tapi ditahan oleh Rehan.

"Kamu hamil anak kembar?"tanya Rehan memincing.

Eva terkejut mendengarnya.

Rehan melangkah dekat kearah Eva. Laki-laki itu menundukan kepalanya diatas perut buncit Eva. Rehan menelusuri dengan teliti perut Eva.

"Rifki punya saudara kembar?"bisik Rehan bertanya.

"Ada apa dengan dia?"tanya Eva tidak mengerti dengan raut wajah yang masih terkejut akan ucapan Rehan barusan.

"Kita nggak punya gen kembar! Atau anak ini anak Rifki?laki-laki lain?"Rehan bertanya memincing.

BRUKKK...

Eva menendang wajah Rehan kuat sampai Rehan terjatuh mengenaskan dilantai dengan hidung yang telah memerah hampir ingin mengeluarkan darah.

Hati Eva sakit mendengar tuduhan tadi.

Dengan kasar Eva bangkit dari baringannya dan melangkahi melewati tubuh Rehan yang masih terpaku akan tindakan kurang ajar Eva barusan.

"Sial ! Hanya laki-laki yang boleh memukul perempuan!" Rehan merasa harga dirinya sudah berada di dasar jurang.

Pregnat with BROTHER-IN-LAWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang