Yg nggak sabar pengen baca lengkap. Versi cetak sdah ada di playstore atau plabook!
Akan di up sampai tamat kok😊
DUA PULUH DUA
Dengan langkah yang berat hati, Eva mengikuti langkah lebar Rehan dari belakang. Eva sudah terlanjur nyaman dengan Rifki. Dia tidak ingin kembali ke rumah kakaknya lagi. Tapi karena ancaman Rehan yang akan membocorkan siapa ayah dari anaknya pada kedua orang tua serta kakaknya membuat Eva takut. Eva tidak ingin hati kakaknya terluka karena suaminya mengkhinatinya, apalagi mama dan papanya pasti akan sangat membencinya, mengingat kedua orang tuanya lebih menonjol pada kakaknya dalam segala hal apapun.
"Cepat sedikit jalannya,"titah Rehan dengan pinggang yang berkacak.
"Perut aku berat, bodoh!"
"Ckck"decak Rehan kesal dan melangkah cepat kearah Eva.
"Aku sudah menawari kedua tanganku untuk mnggendongmu tapi kamu tolak. Jual mahal!" Ejek Rehan terkekeh.
Eva memutar bola matanya malas. Laki-laki di depannya ini sudah gila dan pelupa. Apa yang akan di katakan oleh orang kalau Rehan menggendongnya dengan mesra. Cukup perutnya saja yang mengembung besar, Eva tidak ingin telinganya panas karena gunjingan orang bahwa dia bla..bla..bla...dengan kakak iparnya. Cukup Eva menanggung malu karena kehamilannya yang di luar nikah dan melalu lalang tanpa tau malu di depan umum dengan perut seperti balon.
"Aaaa...lepaskan, aku mau jalan sendiri!"Eva meronta karena tubuhnya telah di gendong dari depan oleh Rehan.
"Jangan bergerak, Eva. Nanti kamu jatuh, atau kamu mau jatuh benaran?"tanya Rehan memincing.
Siapa tau Eva ingin membunuh anaknya, makanya wanita yang tengah berada dalam gendongannya sekarang meronta-ronta di dalam gendongannya.
"Lupakan! Jalan cepat aku kepanasan,"titah Eva dengan nada kasar.
Rehan hanya mendengus dan mempercepat langkahnya menuju mobil. Takut ketiga bapak-bapak tadi kabur. Bisa rugi dia!
****
"Bagaiaman mempelai wanita, apakah acaranya sudah bisa dimulai?"Tanya pak penghulu yang di sewa paksa oleh Rehan.
"Hah! Siap apa?"tanya Eva bingung.
"Kita akan menikah."beritahu Rehan datar.
Jelas Eva shokc dan kaget dengan mulut menganga. Otaknya terasa lumpuh dalam sesaat. Seperkian menit Eva hanya melamun dan hanya diam, tetapi...
PLAKKK
Satu tamparan yang sama sekali tidak di duga oleh Rehan melayang indah di pipi kirinya membuat pipinya memiliki stempel bekas kemerahan jari-jari Eva.
"Apa yang kau lakukakan?"geram Rehan menahan amarah dengan tangan yang mengelus-ngelus pipinya. Sakit sekali.
"Ekhem...Apakah acaranya sudah bisa di mulai?"tanya ulang pak penghulu lagi tak sabar. Laki-laki itu tengah ada pekerjaan lainnya yang menunggu.
Eva yang tengah menahan amarah dan geram yang begitu besar untuk Rehan memandng tajam pada bapak-bapak yang menyanykan kesiapannya untuk menikah. Siap apanya? siapa yang mau menikah.
" Tidak ada pernikahan! Laki-laki disamping saya adalah pasien yang baru saja keluar dari rumah sakit jiwa. Dia kakak ipar saya,"beritahu Eva tegas.
Mata ketiga bapak-bapak itu membulat mendengar informasi yang baru saja di ucapkan oleh Eva.
"Pantas saja, ternyata gila, toh."Ucap ketiga bapak-bapak itu secara bersamaan.
Pasalnya Rehan begitu memaksa mereka untuk menjadi panghulu dan saksi yang akan menyaksikan pernikahannya. Yang menjadi masalahnya, laki-laki yang ternyata gila di depan mereka ini bahkan membayar wali mempelai wanita sedikit lebih mahal, hei wali itu harus ada hubungan darah dengan mempelai wanita bukan orang asing.
"Kalau begitu kami pamit, mbak.. kasian bapaknya, jangan di lepas. Sayang uangnya soalnya."Ucap Azmi yang merupakan wali nikah bayaran Rehan.
Rehan masih shock dengan ucapan Eva.
Sampai pintu hotel yang di tutup sedikit kasar, baru Rehan sadar dari keterpakuannya akan ucapan Eva.
"Kamu memang benar-benar sudah gila, Kak. Tidak ada hukum atau apapun itu seorang laki-laki yang mempoligami kakak beradik."Ucap Eva tanpa sadar memanggil Rehan dengan embel-embel kakak tapi dengan nada prihatin yang mendalam.
Kemana semua ilmu yang kakak iparnya ini dapatkan di sekolah dulu? Kenapa begitu bodoh dan buta?
"Aku tidak perduli! Sepertinya kamu memang suka di sentuh olehku tanpa ada ikatan yang mengikat. Kamu terlihat rela apabila aku menyentuhmu tanpa ikatan,Eva"ucap Rehan dengan nada rendahnya.
Mata Eva membulat mendengar. Apakah laki-laki didepannya ingin menyentuhnya lagi? Tidak akan pernah terjadi!
"Dasar wanita tidak tau di untung!"
"Aku mau kamu sekarang..."Rehan menggeserkan tubuhnya dengan senyum yang menggoda kearah Eva.
Rehan merasa harga dirinya menurun drastis karena eva di depan ketiga bapak-bapak tadi. Untung ketiga orang tadi adalah orang kota, bisa habis dia kalau ketiganya tadi adalah orang kabupaten. Aib mereka akan terbongkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pregnat with BROTHER-IN-LAW
RomanceLAPAK DEWASA 21+ 28-08-2019 SINOPSIS STORY PREGNANT WITH BROTHER-IN-LAW Dia begitu baj*ngan ! brengs*k dan tak punya perasaan. Dia merebut kesucianku dengan dan menanam benihnya di rahimku sampai aku hamil di buatnya. Aku membeci diriku yang tak...