11

12.6K 493 6
                                    

SEBELAS

Melihat Aisyah yang telah memakai sepatunya rapi, Rehan dengan segera meneguk air minumnya banyak dan melap mulutnya terburu. Dia harus mengikuti Aisyah hari ini juga. Harus!

Eva membanting malas sendok yang berada ditangannya di atas piring. Nafsu makannya seketika hilang di kala ia di tinggalkan berdua dengan kakak iparnya oleh Aisyah.

Eva bangkit dengan semangat dari dudukannya. Untung saja dia telah mengirimi Rifki pesan tadi dan dengan senang hati Rifki mengiyakan permintaan tolongnya.

Mendengar kursi yang berderit kasar, reflek Rehan membalikan badannya lagi. Rehan baru sadar kalau Eva memakai pakaian rapi dan lumayan sopan kali ini. Mau kemana dia? Batinnya bertanya dengan mata yang memandang dalam pada Eva.

Baru beberapa langkah Eva melangkah, Rehan memanggil sinis namanya.

"Eva! Mau kemana kamu?"tanya Rehan penasaran.

Eva mendengus dan tetap melangkah tanpa menghiraukan panggilan Rehan sedikitpun.

"Aish ! Dasar keras kepala dan kepala batu!"geram Rehan tertahan.

Rehan melangkah lebar menuju Eva penuh penasran. Tumben wanita itu berdandan cantik selama masa kehamilannya empat bulan berjalan.

Dasar mulut laknat! Hanya Aisyah yang cantik. Rutuk batinnya menyesal karena barusan memuji Eva.

"Lepas!"desis Eva tak suka.

Cepat sekali laki-laki itu melangkah. Eva merengut bete, mood-nya yang secerah matahari tadi tiba-tiba mendung dan jelek.

"Mimpi apa aku? Kok bisa anak aku di kandung sama perempuan seperti kamu? Kepala batu!"Ucap Rehan dengan kedua tangan yang telah menggenggm tangan halus dan mungil Eva kuat.

Hei! Eva meronta kecil makanya dia menggengam tangan Eva . Jangan geer, ya. Secuil upil pun tidak ada yang namanya cinta atau rasa tertarik untuk Eva. Kalau benar itu terjadi, Rehan siap di lempari telur busuk oleh mahasiswanya kelak....heleh! Kuwalitas Eva terlalu rendah untuk menggeser posisi kakaknya di hati Rehan. Aisyah wanita dengan jiwa usaha yang tinggi dan mandiri, baik, lembut, cantik, sopan, di lawan!

"Mimpi apa aku karena di modusi dan di cabuli sampe di hamili oleh laki-laki mulut lambe kayak kamu."balas Eva tak kalah pedas ucapan pedas Rehan tadi.

"Jijik!"Sinis Eva kasar.

Rehan mengepalkan tangannya kuat. Hampir saja tangan besar dan panjangnya mampir di pipi Eva. Untung ia mampu menahan emosinya.

"Arrrggg...sial ! Aisyah telah pergi dari tadi."kesal Rehan frustasi dan tersadar bahwa ia berniat mengikuti Aisyah.

Reflek Rehan melepas tangan Eva membuat Eva sempoyongan, untung saja Eva mampu menahan bobot tubuh dan keseimbangannya.

"Kasar sekali."lirih Eva sedih tapi dengan cepat wanita itu kembali menerbitkan senyumannya cerahnya.

Tidak akan ada tangis dan air mata untuk prilaku Rehan padanya. Dia wanita kuat dan tangguh.

Rehan? Sampah KK!

****

Rehan yang hampir masuk ke dalam mobilnya untuk segera membuntuti Aisyah, urung di lakukannya melihat ada motor matic yang memasuki gerbang rumahnya dengan santai.

Mata tajam dengan manik hitamnya memincing tajam untuk melihat siapa gerangan yang bertamu di rumahnya di pagi buta seperti ini.

"Sial ! Anak berandalan itu."Geram Rehan tertahan dengan tangan yang telah mencengrkam kuat kemudi mobilnya.

Hatinya terasa panas, kok ia sedikit tidak rela melihat Eva yang akan keluar dengan laki-laki itu. Heleh ! Itu pasti karena Eva sedang mengandung anaknya. Jangan geer kamu Eva. Batin Rehan penuh ejek pada Eva.

"Sial ! Dia tersenyum ejek padaku! Beraninya dia! Ini rumah ku bodoh!"Rehan menjambak rambutnya frustasi dan marah.

Sial ! Si Rifki eh si jin Ifrit itu menjulurkan lidahnya ejek pada Rehan yang memandang sinis pada Rifki di balik kaca mobilnya, Rifki dengan santai memarkirkan motornya disamping mobilnya.

Dengan tergesa bahkan kepalanya terjedot dengan pintu mobil, Rehan keluar cepat untuk mengejar langkah Rifki yang dengan santai dan seperti anak-anak melangkah loncat memasuki rumah megah dan besarnya. Ingatkan Rehan untuk berpeasan pada satpam nanti, untuk tidak membukakan gerbang untuk laki-laki berandalan itu!

Mata Rehan rasanya ingin meloncat keluar dari rongganya melihat perut Eva yang di dalamnya ada anaknya di cium oleh mulut sampah laki-laki itu.

"Heiii! Lepaskan mulutmu dari perut Eva!"teriak Rehan membahana.

Wajah Rehan memerah, hatinya perih melihat anaknya di cium oleh orang asing. Ia saja yang membuatnya tidak pernah menciumnya!

"Kenapa?"tanya Rifki bingung.

"Jangan pernah mencium atau mengelus anakku lagi!"peringat Rehan spontan dengan nada tajam yang tersirat keposesifan yang mendalam.

Rehan membeku dengan mulutnya yang terbuka lebar.

Ia khilaf!

Oh astaga! Sial!

Tbc

Ebook ready di playbook. Bisa beli dan donlod di sana bagi yg mau baca cepat

Pregnat with BROTHER-IN-LAWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang