16

12.4K 519 19
                                    

ENAM BELAS

Rehan dan Eva bagai musuh yang telah berantam dan bersitegang selama berabad-abad tahun. Bagaimana tidak? Eva dan Rehan duduk dengan jarak yang sangat jauh, Eva berada paling depan sedangkan Rehan terdampar dibangku penumpang paling belakang padahal kursi banyak yang kosong di depan. Kesialan menyapa mereka berdua dan membuat mereka berdua menaiki bis kota-kabupaten. Ban mobil tiba-tiba pecah di tengah jalan.

Rehan terlihat mengelus-ngelus lembut pucuk hidungnya. Rehan merasa hidungnya telah patah didalam sana. Sungguh sakit sekali. Kaki Eva bagai kaki gajah! Kenapa dulu tidak menendang seperti tadi saat ia ingin menodainya di saat mabuk dulu. Fiiks ! Eva memang menginginkan mengandung anaknya. Rehan nggak geer, Rehan yakin Eva mungkin suka padanya atau Eva tergiur akan hartanya yang banyak. Hah! Rehan masih tidak tau dan bingung, kenapa ia bisa masuk ke kamar Eva dulu.

Kejadian ia yang melihat Aisyah yang tengah saling berangkul dengan laki-laki lain tadi terlupakan sejenak oleh laki-laki itu. Pikirannya terkuras akan masalah anak kembar sekarang.

Kalau kedua orang tuanya tau, tentang anak kembarnya dengan wanita yang haram baginya, Rehan yakin mama dan papanya akan tetap senang dan akan mengadakan syukuran sebulan penuh. Mereka sangat gila akan kehadiran cucu.

Bahkan kedua orang tua Rehan menyusulkan kalau Aisyah yang mandul Rehan boleh menikahi wanita lain. Tapi Rehan menolak keras usulan mama dan papanya.

Sedalam-dalamnya samudra dan seluas-luasnya langit, lebih luas cinta Rehan untuk isterinya, Aisyah seorang. Yang alim, baik, cantik, setia, yang penting nggak berandal kayak Eva yang main dengan hampir semua laki-laki.

"Hiiiih...mimpi apa aku? Sehingga bisa terlibat jauh dengan gadis seperti itu."desis Rehan kesal.

Rehan tengah memikirkan bagaimana cara ia untuk menyembunyikan anaknya nanti kalau sudah lahir kelak. Rehan takut anaknya itu akan mengkopi paste diriny alias wajahnya. Rehan berharap wajah Eva-lah yang diikuti oleh anaknya bukan wajahnya! Tapi jangan sifat murahan dan bodoh Eva di warisi anaknya. Dilarang keras! Itu akan membuat hidup anaknya kelam seperti Eva saat ini. Diusir dengan kejam oleh kedua orang tuanya.

Tapi bagaimana caranya agar Eva melahirkan anak yang mengikuti wajah gadis itu tapi otak anaknya harus mengikuti otak dan kepintarannya.

"Apa iyah ML terus sama Eva...hiii lebih enak sama Aisyah..ogah!"Rehan bergidik.

Untung saja suasana bis sepi dan hanya ada beberapa penumpang yang naik.

Rehan bagai orang bodoh dan gila karena mengomel dengan lirih pada diri sendiri sedari tadi.

Habis sudah citranya sebagai dosen apabila kelakuannya sedari tadi di lihat oleh salah satu mahasiswanya. Hancur sudah repotasinya yang baik dan cool di kampus.

"Aku nggak sengaja sentuh dia. Kalau dia lawan sekuat tenaga, nggak akan ada kejadian konyol dan memalukan seperti hari ini."desah Rehan lagi dengan nada geram.

Ia greget pada semua wanita yang menjadi korban pemerkosaan. Kenapa nggak lawan aja sekuat tenaga? Kenapa nggak pura-pura mau terus ajak ke kamar atau ke tempat lain sambil melihat benda tajam untuk digunakan meringkus sang pemerkosa? Kenapa nggak pura-pura rayu saja habis itu tendang sekuat mungkin alat kelamin pemerkosa, Rehan yakin pasti si korban akan berhasil selamat.

"Mas... sudah sampai dari tadi."kornet bis membuyarkan lamunan perandaian Rehan sedari tadi.

Rehan terlonjak kaget dari dudukannya dan memandang tajam pada orang yang mengagetkannya.

"Eva mana?"Mata Rehan memincing untuk melihat keberadaan Eva.

Tapi Eva sudah nggak ada! Bahkan penumpang lainnya sudah pada turun.

Pregnat with BROTHER-IN-LAWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang