23

13.8K 520 8
                                    

DUA PULUH TIGA

Cupppp

Rehan mengecup begitu lama kening Eva yang menolehkan kepalnya ke samping. Wajah laki-laki itu terlihat bersinar dengan binar keringat yang membuat wajahnya terlihat basah. Eva kalah! Rehan menang karena dengan sedikit paksaan Rehan sekali lagi berhasil meniduri Eva dengan paksa.

"Kalian jangan ngikutin wajah, ayah. Ayah mohon semoga wajah kalian mirip, bundamu. "Gumam Rehan dengan nada penuh harapan.

Rehan ingin kedua anaknya dengan Eva memanggilnya dengan sebutan Ayah dan Eva di panggil Bunda. Panggilan itu terasa manis dan hangat.

Mata tajam Rehan menelisik dengan dalam pada perut buncit Eva yang begitu besar. Ada garis panjang yang berwarna hitam di tengah perut Eva tepat pada pusarnya, entah apa itu namanya Rehan tidak tau, yang jelas sangat menganggu pemandangan perut Eva yang begitu putih mulus dulu dan sekarang menjadi jelek dan tidak sedap di pandang.

"Dengarin ayah baik-baik, sayang. Otak dan sifat harus sama kayak, Ayah. Dilarang keras kalau kalian ikutin sifat bunda kalian. Kepala batu, kasian pasangan anak ayah kalau udah besar nanti."Rehan melirik kearah Eva gemas.

Ia ingin menggarap Eva lagi, tapi ia malu karena barusan mengejek Eva yang tidak mampu memuaskannya karena wanita itu cepat capek. Huh ! Padahal ia masih merasa haus karena hampir selama empat bulan belakangan ini ia jarang menyentuh isterinya karena sibuk mencari Eva.

"Ahhhh...ada yang gerak."pekik Rehan tiba-tiba dengan nada yang girang.

Matanya menatap tanpa berkedip kearah perut Eva yang terlihat bergerak pelan. Rehan merasa takjub. Dengan tangan yang gemetar laki-laki itu membawa tangannya ke atas perut Eva dengan tubuh telanjang yang masih menindih Eva tapi tidak menyaikiti Eva sedikit pun.

Awalnya Rehan merasa bersalah pada Aisyah tadi, tapi rasa bersalah itu sekejap hilang setelah ia melihat anaknya yang terlihat menyambut aktif dan mendengar curhatannya agar anaknya tidak menjiplak wajahnya.

"Semoga wajah kalian, ikutin wajah mama Aisyah kalau bisa. Biar ayah nggak bosan mandang dan main sama kalian."Ucap Rehan dengan mata yang berbinar takjub.

PLAKK

"Ini anak-ku, jangan bawa nama wanita lain,"desis Eva tidak terima dan menggeplak keras kepala Rehan.

"Minggir, aku mau mandi. Tubuhmu bau."Eva menutup mulutnya kuat. Tiba-tiba saja aroma tubuh Rehan yang tengah berada diatasnya terasa bau.

Melihat wajah Eva yang serius, Rehan menggulir tubuhnya kesamping dan melilitkan tubuh telanjangnya dengan handuk sebatas paha yang ia ambil di atas nakas.

Rehan dengan telaten membungkus tubuh telanjang Eva dengan selimut tebal dan membopong tubuh Eva munuju kamar mandi. Eva merasa lemas, kakinya terasa gemetar dan ia merasa tidak akan sanggup berjalan untuk satu jam kedepan. Rehan begitu kalap, untung saja anaknya tida apa-apa di dalam sana.

"Kita mandi bersama,"

Eva hanya pasrah. Perutnya sangat berat dan dia tidak kuasa untuk melawan Rehan. Sekali lagi dia melakukan zina dengan kakak iparnya. Entah azab apa yang akan ia dapatkan nanti. Eva hanya bisa memohon ampun pada yang maha kuasa, agar anaknya kelak tidak menerima karma atas apa yang ayah dan ibunya lakukan sekarang.

****

"Aku melihat Eva dan Rehan memasuki hotel Marina,"Ucap Aisyah dengan nada tenang memberitahukan kepada mama dan papanya yang baru saja berkunjung ke rumahnya.

Mendengar ucapan anaknya, Edi dan Rosi serempak menatap penuh selidik kearah Aisyah. Bukannnya bertanya, kedua pasangan paru baya itu malah melemparkan pernyataan pada Aisyah.

"Jangan bilang kamu pake hotel itu untuk melakukan hubungan terlarangmu dengan Iwan?"Edi menatap tajam kearah Aisyah.

Harus memakai bahasa apa agar anaknya yang sangat nakal dan sedikit murahan ini di nasehati agar jangan berbuat maksiat dan selingkuh lagi. Edi pusing mencari-cari cara agar Iwan tidak menganggu anaknya lagi dan memanfaatkannya.

Aisyah hanya diam, tidak membantah apa yang di ucapkan oleh mamanya. Memang benar ia juga menggunakan hotel itu untuk hal intim dengan iwan.

"Sial ! Andai saja Rehan tidak mencintaimu, dengan senang hati papa bakal menjodohkan Eva dengannya, adikmu gadis yang lugu dan polos. Kasian dia, Aisyah. "Ucap Edi frustasi.

"Terlanjur basah, Pa. Semoga anak yang dikandung oleh Eva sehat dan selamat. Kalau bisa setelah Eva melahirkan Rehan mandul supaya tidak ada keturunan lainnya yang akan menjadi saingan cucu kita."timpal Rosi dengan nada tenang dengan pandangan yang menerawang.

Aisyah bisa saja diceraikan oleh Rehan, entah itu kapan. Tapi yang Rosi tau sepandai apapun kamu menyimpan rahasia akan tetap terbongkar juga.

Kuncinya anak Eva harus selamat. Tujuan Eva dan Rosi datang ingin menjemput Eva agar anak mereka tinggal bersama mereka lagi. Eva harus mendapat perhatian penuh sampai ia melahirkan dan anaknya tumbuh dengan sehat.

Tujuan mereka mengusir Eva dengan Aisyah yang menampungnya agar Eva dan Rehan bisa dekat. Rosi berharap Rehan bisa jatuh cinta pada Eva agar setiap saat bahkan sampai akhir hayat mereka, mereka tetap merdeka dengan segala pemberian dan pinjaman dari keluarga Rehan.

Dengan skenario yang telah di susun rapi, mereka berakting mengusir Eva dan aisyah menjadi malaikatnya. Rencana mereka terlihat berhasil, Rehan sudan menanam cinta pada Eva sepertinya. Aisyah tidak akan menyesal, Rosi dan Edi sudah ribuan kali menanyakan apakah kamu tidak akan menyesal nantinya? TIDAK! Selalu di jawab tegas oleh Aisyah bahwa ia tidak akan menyesal.

"Setelah Eva pulang dari Singapura, mama dan papa ingin Eva kembali di rumah. Barangnya akan mama dan papa bawa hari ini."Ucap Edi tenang dengan mata yang memandang dengan sinar tegas kearah Aisyah.

Pasalnya Aisyah tidak setuju kalau Eva pergi dari rumah ini. Rehan akan rese dan selalu mengusiknya apabila hanya mereka berdua yang tinggal di rumah.

"TIDAK BOLEH!"

Pregnat with BROTHER-IN-LAWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang