13

12.8K 565 15
                                    

TIGA BELAS

"Tidak akan ada pernikahan antara Eva dengan siapapun selama dia mengandung anakku! Aku tidak mau benih-benih orang lain mencampuri benih unggulku."sinis Rehan tajam kearah Rifki.

Mata Eva melebar mendengarnya. Begitpun dengan Rifki. Rifki memberikan senyuman yang begitu sinis dengan pandangan ejek pada Rehan.

"Dasar otak selankangan!"ejek Rifki sambil tersenyum santai, tidak takut sedikitpun bahwa orang yang ia tantang sedari tadi adalah dosennya. Masa bodoh dengan nilai! Rifki yakin kalau orang kampus tau hal ini, Rehan akan di pecat dengan tidak terhormat dan nama baikknya tercoreng walau kampus itu adalah yayasan keluarga Rehan sekalipun.

Rehan mendesis kesal dengan amarah yang telah berada di puncak.

"Aku menegaskan sekali lagi, tidak akan pernah ada pernikahan antara Eva dengan siapun selama ia mengandung anakku."

"Kamu juga tidak bisa mengancamku bocah! Aku akan dengan senang hati memberitahu kedua orang tuaku tentang hal ini. Mereka tergila-gila akan cucu. Isteriku? Ia wanita baik pasti akan memaafkanku dan aku akan menahan sekuat tenaga agar isteriku tidak meninggalkanku karena hal ketidaksengajaan yang terjadi antara aku dan Eva."Ucap Rehan menggebu dengan mata yang memincing tajam pada Rifki yang terlihat menertawakannya ejek didepannya.

Rehan melangkah maju kearah Eva dan Rifki dan mengambil Eva paksa agar Eva berdiri didekatnya.

"Anda begitu yakin sekali bahwa isteri anda tidak akan terluka tentang hal ini?"

Rehan terdiam bingung. Oh astaga dia sudah gila. Pasti isterinya akan terluka atau kemungkinan terburuk akan pergi meninggalkannya pada saat isterinya itu tau tentang hal ini.

"Langkah terbaik, saya akan menikahi Eva. Walau anak yang dikandung oleh Eva adalah anak anda. Eva adalah tipe orang yang sangat mudah di cintai. Tenang saja, anak anda sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri. Tidakkah anda lihat? Selama kehamilan Eva saya yang selalu menuruti keinginan dan ngidam yang Eva inginkan selama empat bulan ini."Ucap Rifki panjang dengan raut wajah yang serius.

Eva memandang takjub kearah Rifki. Tidak menyangka Rifki akan mengucapkan hal itu. Eva merasa terharu. Eva memandag Rifki dalam dengan mata yang telah memerah menahan tangis haru.

Rehan memandang Eva tajam melihat tatapan penuh puja dan takjub Eva untuk Rifki.

"Tidak bisa!"

"Eva...aku akan dengan senang hati membagi kabar bahagia ini untuk keluarga besar kita. Menikahlah dengan Rifki tapi orang tuamu dan orang tuaku akan mengetahui siapa ayah anak itu yang sebenarnya, Eva. Aku tidak melarangmu untuk menikah! Menikah saja dengan laki-laki manapun. Aku tidak peduli. Tapi menikahlah setelah engkau melahirkan anakku."Rehan memandang dalam pada Eva.

Sesekali tangan besar Rehan menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Eva.

Rifki memandang dalam diam kearah Rehan yang terlihat sangat posesif pada Eva. Mungkin Rifki sudah gila! Rifki melihat antara Eva dengan Rehan begitu cocok dan serasi. Ia merasa baper melihat tatapan yang diberikan oleh Rehan untuk Eva begitu dalam dan penuh harap agar Eva tidak menikah dengan orang lain. Ah, Rifki jadi ingin memiliki pacar dan ingin menemukan wanita yang sangat beruntung karena mendapat cinta pertama dan menjadi pacar pertamanya.

Eva dan Rehan masih dalam mode saling menatap dalam diam.

"Kok aku baper, ya, Va. Lihat kamu sama pak dosen tatapan. Kayak cocok gitu."celetuk Rifki tiba-tiba membuyarkan dan memutuskan tatapan antara Eva dan Rehan yang begitu dalam.

Rifki menampilakan senyuman yang begitu jahil pada Eva dan Rehan. Sinar matanya yang penuh amarah tadi sudah lenyap dalam seketika dari matanya. Kini hanya sinar jahil yang terlihat disana.

Pregnat with BROTHER-IN-LAWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang