DUA

27.1K 707 12
                                    

DUA

Rehan mengacak rambutnya gusar dan frustasi. Oh astaga ! Isterinya sudah gila ! Ide konyol isterinya akan membuat ia mati secara perlahan! Bagaimana bisa isterinya itu meminta ijin padanya agar mau menampung adiknya, adik iparnya juga di rumah mereka.

Rehan tidak sudi menampung Eva di dalam rumahnya, Eva adalah bahaya pertama untuk saat ini yang akan mengancam keutuhan rumah tangganya dengan isterinya.

Rehan memandang tajam pada Eva yang terlihat duduk lemas di sofa dengan kedua tangan yang melingkari perutnya yang masih terlihat rata. Rehan bisa melihat ada gurat sakit yang di tahan wanita muda itu. Oh astaga! Ada anaknya di dalam perut wanita itu. Anaknya! Entah Rehan harus sedih atau bahagia, tapi dia merasa hambar saat ini. Karena bukan isteri dan wanita yang ia cintai yang menampung benihnya.

"Mas nggak bisa kasih ijin untuk yang satu ini, Aisyah! Menampung adik atau kakak dalam sebuah keluarga hanya akan menimbulkan masalah nantinya! Banyak godaanya! Banyak fitnah, Aisyah!"pekik Rehan frustasi.

Rehan tidak bohong tentang hal ini! Banyak contoh di luar sana pasangan yang bercerai karena orang ketiga dan orang ketiga itu adalah orang terdekat kalau kita menampung daur muda dalam sebuah rumah tangga, akan ada yang di goda dan tergoda. Cukup satu kali Rehan melakukan kesalahan fatal. Ini adalah realita yang kejam.

Bahkan masalah telah muncul tanpa wanita itu tinggal di rumahnya. Terkutuklah ia yang datang pada saat mabuk karena suatu masalah di rumah mertuanya ini dua bulan yang lalu.

Mata Aisyah memandang memincing kearah Rehan.

"Jangan bilang mas akan mudah tergoda dengan adik kandung aku? Kamu tega?"Tanya Aisyah dengan mata memincing dan memandang tidak percaya pada suaminya.

Rehan menjambak rambutnya kasar.

"Oh astaga...aku bisa gila!"pekiknya frustasi.

"Kalian jangan berantam ! Aku akan mencari tempat tinggal lain!" Ucap Eva yang telah berada tepat di samping Rehan dan Aisyah.

Telinga eva sakit mendengar penolakan Rehan akan dirinya. Seharusnya Eva yang menolak laki-laki itu !

"Kamu nggak perlu khawatir! Aku akan cari tempat tinggal yang nggak ada orang bajingan di sana. Aku juga tidak sudi dan najis untuk menggodamu apabila aku akan jadi tinggal di rumahmu yang terhormat dan megah itu"Sinis Eva tak suka pada Rehan.

"Auh..."ringis Eva sakit dan memeluk perutnya kencang.

Reflek Rehan melangkah maju menuju Eva. Tangannya melayang di udara. Ia ingin membantu Eva tapi dengan kekuatan cepat, akalnya kembali normal dan melayangkan tatapan benci sebencinya lagi pada Eva.

"Aku sudah putuskan, Mas. Eva adalah adik aku satu-satunya !" Putus Aisyaj final.

Aisyah memandang lembut pada Rehan yang terlihat terdiam membisu setelah mendengar ucapan final isterinya.

"Aku mohon, mas. Eva adalah adikku. Aku tidak mau dia kenapa-kenapa!"ucap Aisyah lagi, tapi dengan nada lembut kali ini.

Rehan mengangguk kaku.

Eva menggeleng, Eva tidak setuju dan sudi untuk tinggal satu rumah dengan laki-laki itu. Dia hanya akan menginap semalam disana. Dan esoknya ia akan angkat kaki.

"Ayok kita pulang, kasian mama sama papa karena suara kita yang keras sedari tadi"ucap Aisyah lembut.

Aisyah menyingkirkan helai rambut yang menutui wajahnya. Sedang Rehan memandang terpaku pada wajah isterinya yang terlihat cantik dan ayu. Putih mulus dan tinggi, sholeha, selalu memakai baju sopan walau belum berhijab, Aisyah adalah paket complete yang Allah berikan untuk dia.

"Aduh..."rintih Eva sakit.

Wajah Rehan terlihat tegang, karena suara rintihan Eva.

"Mas...kamu gendong Eva. Nggak papa, Eva adalah adik aku" Instruksi Aisyah pada Rehan.

Rehan memandang tak suka pada isterinya.

"Aku nggak sudi, Kak!"bantah Eva cepat.

"Eva kamu lagi hamil dan kesakitan, jangan keras kepala!"Ucap Aisyah lelah sambil memijat keningnya yang terasa pening.

Rehan ingin memijat kening isterinya tapi Aisyah mengangkat tangannya tak setuju. Aisyah ingin pulang cepat dan ia ingin segera istrahat.

"Gendong"desah Aisyah lelah.

Rehan mengangguk kaku dan menatap kearah Eva yang terlihat acuh dengan pandangan mematikan. Rehan berjanji akan membenci gadis nakal dan selempangan di depannya ini sampai ketulang-tulangnya.

"Jangan modus!"bisik Eva sinis.

Rehan semakin menebar benci dalam hatinya karena ucapan lancang Eva yang mengatakan dirinya modus.

"Mimpi saja kamu wanita sialan!" Desis Rehan sinis.

"Aku bisa jalan sendiri"tepis Eva kasar tangan Rehan yang ingin mendarat di punggung dan paha-nya. Bahkan Rehan sudah berjongkok sedikit agar ia bisa membawa Eva ke dalam gendongannya.

"Wanita sialan! Aku sudah berbaik hati tapi kamu dengan lancang menolakku? Awas saja kalau kamu berbuat murahan di rumahku nanti!."Ucap Rehan tegas dengan mata yang memerah memendam amarah.

Tangan Eva mengepal mendengarnya.

"Jauhkan tangan kotormu dari tubuhku, sialan!"pekik Eva histeris.

Untung saja Aisyah telah melenggang dulu menuju mobil.

Rehan geram dan amarahnya sudah berada di puncak.

PLAKKK

Wajah Eva tertoleh kesamping. Perlahan tapi pasti air mata wanita itu merembes deras. Pipinya terasa ngilu dan sakit. Sakit sekali tapi hatinya yang lebih sakit.

Reham memandang tangannya yang bergetar. Oh astaga ! Tamparan pertama yang pernah di layangkan oleh dirinya pada wanita.

Matanya semakin merah dan rahangnya semakin kaku dengan otot leher yang semakin terlihat jelas. Dengan kasar Rehan menggendong paksa Eva.

Eva meronta tapi tidak berhasil. Rehan terlalu erat memegangnya.

Di dalam mobil mewah yang berwarna hitam. Aisyah memandang suaminya dalam diam yang tengah menggendong adiknya. Ada senyum tipis misterius yang terbit di bibir wanita itu. Setelah suaminya mendekat kearah mobil, ia dengan cepat membuka pintu mobil.

Rehan memasukan Eva dengan kasar ke dalam mobil.

"Auh..mama"lirih Eva sakit.

Eva reflek memegang pipinya.

"Kamu kenapa?"khawatir Aisyah pada Eva.

Eva menggeleng lemah.

Rehan, hatinya takut, entahlah, dia bingung, bagaimana dia harus memperlakukan bayi yang tujuh bulan lagi akan hadir di dunia ini, dia tidak yakin akan dapat menerima bayi tak berdosa itu begitu saja.

Mobil telah melaju dengan sedang. Eva yang sangat lelah karena menangis dan digampar oleh mamanya tadi tertidur pulas di kursi penumpang. Rehan melirik sekilas pada Eva. Melihat wajah polos Eva pada saat tidur, entah kenapa semakin membuat laki-laki itu benci pada wanita itu.

Rehan bimbang. Apa jalan terbaik yang harus ia pilih, melenyapkan atau menjauhkan Eva dengan calon anaknya di kehidupannya dan keluarga besar Eva. Rehan bingung dan kalut dan takut !

Eva dan anaknya adalah marahbahaya yang dapat membuat ia gila, apabila rumah tangganya hancur karena Eva dam bayi yang tak pernah ia harapkan itu. Ada bisik-bisik iblis yang mempengaruhi dirinya, gugurkan saja.!

TBC!

Pregnat with BROTHER-IN-LAWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang