1. First Time

2K 68 15
                                    

- selamat membaca -

Sudah bukan sesuatu yang aneh mendengar sayup-sayup kendaraan di pagi hari, seakan orang-orang terlalu sibuk dengan duniawi yang fana ini.

Pagi yang cerah Raina tengah duduk santai sambil menikmati angin pagi yang sangat sejuk, ditemani segelas teh hangat yang dibuat lengkap menemani lamunannya, kali ini dia bingung memilih kemana dirinya harus pergi, bukan karena tidak memiliki jadwal melainkan terlalu bingung untuk memilih menghadiri salah satu, meski seorang pemalu gadis itu tetap siswi aktif di sekolahnya.

Bicara mengenai Raina, dia merupakan siswi berprestasi yang selalu masuk pada peringkat 3 besar di kelas, bahkan hampir tidak pernah tergeser dalam peringkat tersebut, menjadi siswi berprestasi yang bukan hanya dalam bidang akademik pun membuatnya selalu menjadi salah satu siswi yang paling sibuk meski di hari libur.

Ya, saat lima hari berlalu gadis itu habiskan di sekolah, di hari libur dia tetap diharuskan untuk berkegiatan di sana. Entah acara organisasi, ekskul atau mungkin hal lainnya.

"Raina," panggil Ibunya.

"Apa Bu?" tanya gadis itu, dia menghampiri Ibunya di dalam.

"Sayang, maaf tolong siram tanaman di depan ya, Ibu lagi rapikan baju Ayah."

"Iya Bu," jawab Raina patuh sembari bergegas keluar untuk menyiram tanaman.

Waktu sudah menunjukan pukul 06:40, dan Raina harus berangkat ke sekolah pukul 07:30. Setelah selesai menyiram tanaman Raina merapikan gelas yang berada di teras, Raina masuk dan menyimpan gelas tersebut di dapur, lalu dia bergegas menuju kamar untuk mengganti pakaian karena dia harus pergi ke sekolah.

Sambil merapikan bajunya Raina terus saja memikirkan Raka.

Ah ... Tentang lelaki itu, kemarin sore saat sebelum Raina pulang setelah menyelesaikan rapat bersama teman-teman osisnya, Raka dengan cepat mengajaknya berangkat bersama untuk rapat di hari libur ini, lelaki yang semua orang tahu adalah wakil ketua osis dengan percaya diri mengatakan bahwa ia akan menjemput Raina dan tidak ada penolakan yang akan diterimanya, sangat otoriter bukan.

Yang diherankan mengapa Raina terus-menerus memikirkan hal tersebut? Ya itu semua karena untuk pertama kalinya seorang laki-laki berani datang menjemputnya.

Iya ... Pertama kali, karena selama ini Raina tidak pernah mengizinkan siapapun mengantarkan ia pulang, kecuali sahabat perempuannya.

Bagaimanapun, Raina terus berdoa agar Raka tidak jadi datang ke rumahnya. Karena gadis itu bahkan belum berani membawa laki-laki datang meski hanya menjemput. Ayo lah, Raina tidak diizinkan pacaran, bahkan dia pun tidak memiliki niat seperti itu, jadi kehadiran Raka mungkin akan sedikit membuat Raina tidak enak bernapas.

Tok .. tok .. tok ..

"Iya Bu?" Raina membuka pintu dan menggendong tasnya, gadis itu keluar dari kamarnya

"Udah selesai?" tanya Ibunya sembari melempar senyum.

"Udah Bu, ini mau langsung berangkat, soalnya udah jam 07:25," sambungnya.

"Oh iya, di luar ada teman kamu, katanya mau ada acara nyate sama anak Osis di sekolah?"

Apa yang didengarnya barusan? Jujur saja Raina mulai tak enak hati, jangan-jangan benar Raka menepati ucapannya.

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang