12 : Peristiwa

5.7K 644 22
                                        

Jadi seorang jurnalis harus lah siap sedia dalam keadaan apapun. Stand by ketika issue datang dan waktu liputan tiba. Meski hanya berstatus Persma, tapi Pers Kampus juga memegang etika dan cara kerja dari seorang jurnalis sesungguhnya. Yah, meski masih banyak bolong karena terbentur status dan kewajiban mereka sebagai mahasiswa.

Entah ini sebuah musibah atau hal yang patut disyukuri, hari itu di sekre hanya ada Aye, Arya, Brian, Jelita, dan Wishaka. Tiba–tiba saja, dari arah pintu Sian, Daniel, Hanif dan Dana ribut–ribut masuk ke dalam Sekre.

Semua memandang tanya pada mereka berempat.

"Telfon Naresh, Orion sama Kanaya. Suruh mereka ke sekre. Jaiz udah di lokasi kan?" Hanif memberi titah pada Daniel.

Daniel mengangguk. Ia segera menghubungi rekan–rekannya.

Sementara itu Wishaka memandang tanya, Sian segera menghampiri Wishaka.

"Cepet, kumpulin semua anak redaksi. Kita briefing. Ada peristiwa."

Wishaka melotot kaget. Tentu dia paham, ketika Pemimpi Litbang itu menyebut kata peristiwa. 

Itu merupakan level tertinggi dari tiga level yang ada.

Di dalam Pers Kampus sendiri dikenal 3 level situasi.

1. Penting : artinya issue yang harus segera di publikasikan, karena momentum. Redaksi yang banyak bergerak, karena meliput dan menulis secara cepat. Misal, ada dosen atau pegawai kampus yang meninggal. Mahasiswa kecelakaan, diculik, dsb.

2. Kejadian : artinya ada hal mendadak yang terjadi secara tidak terduga. Harus segera diliput, dan melibatkan tiga departemen. Kasus korupsi internal, melibatkan penyalahgunaan wewenang atau bahkan pembubaran suatu badan/organisasi kampus.

3. Peristiwa : Ini tingkat teratas, seperti badai yang tidak bisa diprediksi. Tahu – tahu ada didepan mereka, secara luar biasa menyedot perhatian. Tidak hanya internal kampus tapi juga eksternal. Tidak hanya tiga departemen, bahkan melibatkan Persma kampus lain.

Terhitung, baru dua kali Wishaka mengalami hal ini semenjak dia masuk Pers Kampus. Pertama saat masuk dulu, saat MayDay tahun itu berakhir ricuh. Kedua, saat salah satu Persma kampus lain terkena banned oleh kampus mereka sendiri, dan ketiga ini.

Wishaka dengan cepat bergerak diponselnya, menghubungi siapapun yang terkait hal ini. Dia harus mencari bahan liputan secara cepat.

Selepas selesai dengan ponselnya untuk menghubungi beberapa kenalannya, Hanif menepuk tangannya tiga kali. Meminta atensi seluruh penghuni sekre.

"Semua, sekarang di rektorat ada kejadian luar biasa. Salah seorang mahasiswa tiba – tiba naik ke atas gedung untuk bunuh diri, lalu ada yang ngeplay video pelecehan seksual salah satu pejabat kota sekaligus Guru Besar kampus kita di billboard. Polisi datang dan malah melepaskan tembakan ketika mahasiswa berkumpul."

"Ada ancaman untuk para mahasiswa, ngebuat keadaan semakin panas. Semua mahasiswa sekarang pergi ke Rektorat, ada kabar anak kampus lain juga ikut buat aksi di balai kota terkait hal ini. "

Semua orang di sana melongo tak percaya. Di tengah keheningan tiba – tiba badai menerjang.

"Kejadian baru berlangsung 30 menit. Kita harus gerak cepat sebelum terlambat. Ini bisa jadi kekacauan."

Hanif menatap Wishaka dan Sian yang berdiri di dekat computer.

"Hubungin semua anak Pers Kampus. Terutama Naresh, Para Ketua 5 menit lagi kita kumpul. Sian, segera atur strategi, hubungin semua kenalan yang bisa kita dapet. Sebar anak – anak buat nyari para petinggi ormawa, mereka pasti punya rencana. Wishaka, secepat mungkin gerak nyari narasumber, bagi tim untuk stand by di sekre dan di lapangan. Arya sama Brian kasih tau Naresh, bantu redaksi buat konten bridging info, atur laju gerak media sosial dan website kita, juga media mainstrim lainnya. Buat laporan ke gue ..."

Pers Kampus ✔ [Open PO Pers Kampus 1.0 & 2.0 check IG allyoori]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang