72 : Jenderal Kancil - Wakil Pemimpin Umum

2.9K 359 14
                                        




Wakil ya.

Tugasnya ya mewakilkan posisi ketika si Ketua berhalangan hadir. Mengambil alih pimipinan ketika ketua kewalahan.

Itu yang Jinan lakukan selama setengah periode kepemimpinan Hanif di Pers Kampus. Dirinya mengikuti Hanif ke sana ke mari, menjadi partner Mahasiswa Hukum 2016 tersebut.

Meski dirinya adalah junior Hanif di Pers Kampus, tapi Jinan sudah berhasil menjadi Wakil di tahun keduanya sebagai pengurus.

Thanks to Sian dan Wira, yang sudah membuat agenda setting. Hampir saja menjadikannya Pemimpin Umum. Namun Siddiq terlalu pintar, mereka bertiga berhasil kena trik dari Siddiq.

Kalau diingat lagi, dirinya merasa bersyukur saat Siddiq berhasil menggagalkan rencana Sian – Wira, oh tidak gagal juga, karena dirinya berhasil menjadi Wakil Pemimpin Umum atas hak perogratif Hanif yang memilihnya.

Lagian, Sian – Wira menjadikannya PU tanpa berdiskusi dengannya dahulu. Dikira jadi PU segampang jadi Ketua Murid sewaktu SD.

Sering dianggap sekretaris bahkan bayangan Hanif, tidak begitu mempengaruhi Jinan. Dia tipe cuek dengan omongan orang. Menjadi W.PU juga tidak membuatnya merasa terbebani. Jabatan itu memang memiliki tanggung jawab besar, tetapi Jinan tidak ingin menganggapnya beban.

Dia santai menjalani hari – harinya sebagai Wakil dari Hanif. Mungkin karena effect memiliki seorang Ayah seorang Rektor dan Ibu seorang Profesor, dia jadi merasa tenang saja. Setidaknya apapun yang dilakukannya di kampus, dirinya tidak akan diD.O. Hal itu membuat Jinan lebih berani untuk berlari bersama Pers Kampus.

Bukan berarti dia jadi seenaknya, Jinan hanya merasa kekuasaan yang dimilikinya itu bisa menjadi pegangannya dan kebebasan lebih untuk membantu Pers Kampus.

Padahal kedua orang tuanya merupakan Professor Hukum. Tapi dia malah memilih masuk Fikom, dan memiliki sikap begini. Orang – orang tak jarang menganggapnya anak pungut melihat perbedaan karakter antara dirinya dan kedua orang tuanya.

Sebenarnya, tidak ada masalah berarti bagi Jinan jika dikaitkan dengan jabatannya sebagai W.PU. Menempatkan seorang Siddiq Hakim sebagai panutannya, sampai mendapat julukan Jenderal Kancil saking inginnya seperti Siddiq, cukup membantu Jinan untuk tidak salah arah.

Kalau kalian bertanya, kenapa Jinan begitu menghormati Siddiq, bahkan menjadikannya rolemodel, itu bermula dua tahun silam.

Saat Siddiq adalah seorang Pemimpin Redaksi, dan Jinan masihlah anggota biasa Pers Kampus, tak sengaja Jinan melewati kantor Ayahnya. Jinan tengah meliput salah satu issue, dan butuh keterangan dari Kabag Kerjasama, jadi dia harus ke rektorat.

Tak sengaja bertemu sekretaris Ayahnya, Jinan diminta mampir ke ruangan, katanya sang Ayah ingin membicarakan sesuatu. Tapi begitu sampai, yang dilihat Jinan adalah Sididq yang dengan yakin mendebat Ayahnya.

Padahal Ayahnya adalah mantan Jaksa, seorang professor Hukum yang ahli. Tapi terbungkam begitu didebat Siddiq dengan segala macam fakta yang dipaparkannya. Padahalnya lagi, Siddiq bukan mahasiswa Hukum atau Fikom, dia jurusan Teknik Arsitektur yang saklek dengan angka dan garis.

Dirinya saja yang berkali – kali mendapat piala di kejuaran debat, dan sudah sering kali mencoba mendebat sang Ayah, tapi tidak pernah menang mutlak.

Jadi saat melihat Siddiq berhasil, Jinan langsung menjadikannya panutan. Siap belajar bagaimana bisa mendebat seorang rektor dan professor hukum sekeren itu. Namun selepas setengah periode dilalui periode ini, makin banyak pertanyaan yang secara langsung bertanya padanya.

Pers Kampus ✔ [Open PO Pers Kampus 1.0 & 2.0 check IG allyoori]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang