Melakukan kegiatan mahasiswa bukan hanya dalam bentuk unit, namun sebuah lembaga menjadi sebuah tantangan tersendiri. Karena bentuk Lembaga Kegiatan Mahasiswa (LKM) yang berbeda dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), menjadi kelebihan dan kesulitan tersendiri. Perbedaan terletak pada kegiatan yang dilakukan.
Jika dalam UKM bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa berupa suatu hobby, sedangkan di LKM selain kegiatan untuk menyalurkan hobby tetapi juga melakukan kegiatan organisasi layaknya lembaga kampus lain seperti BEM, DPM, dan sebagainya.
Salah satu LKM yang ada adalah Pers Kampus yang memiliki basis lingkup universitas. Menjadi anggota di dalamnya sangat melelahkan sekali, ditambah jadi seorang reporter lebih sangat menyita waktu sekali.
Kuliah saja sudah cukup sibuk dengan segudang tugasnya, apalagi ditambah memilih masuk organisasi mahasiswa dan sebuah departement yang menguras waktu dan tenaga seperti ini.
Orang – orang yang masuk dalam Departemen Redaksi sudah tak aneh lagi jika harus pulang malam, berlari ke sana – ke mari mengejar narasumber, bahkan sampai bermalam di sekre menuntaskan tugas. Semua itu demi sebuah berita yang bisa diposting dalam web setiap harinya.
Tak jarang, anak–anak yang sekarang terlihat betah di Sekre itu sebelumnya berkali – kali mendatangi Sian, Siddiq, Hanif dan Jinan untuk mewacanakan niatnya keluar dari Pers Kampus. Saking lelah dan tidak sanggup lagi mengemban tugas dan deadline menumpuk sebagai pers mahasiswa. Belum lagi harus menyeimbangkannya dengan kewajiban utama sebagai mahasiswa.
Tapi entah apa yang terjadi, seperti sihir, orang – orang yang sudah berwacana keluar itu tetap rajin datang ke Sekre. Tetap jalankan tugas, meski tiap hari harus berkeluh kesah dan mengeluarkan sumpah serapah.
Sekarang pukul 10 malam dan seorang Ayesha masih duduk di atas sofa sekre dengan laptop di pangkuannya. Matanya sudah terlihat lelah sekali, tapi otaknya masih harus terus dipaksa bekerja ekstra.
Dua hari ini, dirinya dan Rara mendapat tugas meliput sesuatu yang cukup besar. Sehingga membutuhkan liputan dua hari untuk menuntaskan beritanya. Kini, Ayesha tengah menulis bagian berita miliknya, setelah Rara selesai menulis bagiannya. Mereka melakuka collab, dan tersisa bagian Ayesha untuk dikerjakan.
Rara bermain ponsel di sofa tak jauh dari sana. Sekre sepi sekali, selain dua reporter redaksi itu, hanya Yohan yang tengah bermain game, dan Hanif yang sibuk di depan computer. Sebenarnya Rara dan Ayesha menunggu Jaiz untuk meredakturi tulisan mereka, tapi entah kemana redaktur senior satu itu yang tak kunjung terlihat batang hidungnya.
Di tengah keheningan sekre, ponsel Hanif berdering nyaring, ada sebuah panggilan masuk,
"Halo?"
"Masih pada di Sekre anak - anaknya."
Hanif melirik ke arah Ayesha di sofa yang masih sibuk mengktik.
"Yaudah, iya, santai."
Pemimpin Umum Pers Kampus itu kemudian menatap Ayesha dan Rara satu persatu.
"Jaiz nggak bisa ke Sekre, Ibu nya sakit. Dia harus ke UGD."
Ayesha dan Rara refleks menegakan tubuh dan melotot kaget.
"Sakit kenapa, Kak?" tanya Rara lebih dulu.
"Kaki Ibunya terkilir, tapi udah diobatin kok. Di UGD nggak ada keluarga lain, cuman Jaiz. Jadi dia minta tolong aku ngeredakturin kalian."
Untuk kedua kalinya Rara dan Ayesha kaget bukan main.
Diredakturi hanif sama saja artinya mereka akan lembur lebih dari lembur. Mantan Redaktur senior dan Pemimpin Redaksi periode sebelumnya itu terkenal sangat banyak maunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pers Kampus ✔ [Open PO Pers Kampus 1.0 & 2.0 check IG allyoori]
Художественная проза╰Pers Kampus ╮ • College life • Lokal • Semi baku Kisah mereka mencari berita hingga cinta. Dari nggak kenal, jadi kolega, katanya teman, kemudian sahabat, hingga jadi keluarga cemara. Prinsipnya, nyari berita sampe mampus! Mereka itu, • Peka sama g...
![Pers Kampus ✔ [Open PO Pers Kampus 1.0 & 2.0 check IG allyoori]](https://img.wattpad.com/cover/197855521-64-k128416.jpg)