25 : Warkop

4.3K 559 86
                                        

Disarankan mendengarkan lagu WINNER - Dont Flirt


Happy reading!



"Pas denger itu, gue kaya liat Wishaka 2.0 seriusan."

Si Empunya nama menoleh pada Naresh yang asyik berceloteh pada Jinan dan Hanif di hadapannya.

"Tuh cewek lagi nangis, berantakan banget pokoknya! Tapi di mata gue malah keliatan makin cantik banget! Alig nggak tuh? Mata gue rusak kayaknya."

Pemimpin Departemen Perusahaan itu menyesap lagi kopinya yang mulai mendingin.

"Artinya lo udah liat dia pake hati, bukan mata lagi," ujar Arya yang disetujui Naresha dengan menganggukan kepalanya semangat.

"Pas liat Wishaka dulu gue nggak bisa lah nge-gas dia, kalo yang ini bisa gue pepetin lah ya?" cengir Naresh girang.

"Jadi Wishaka pas nangis dulu tuh cantik di mata lo?"

Kopi Naresha sontak menyembur menghantam wajah Hanif di depannya yang hanya terhalang meja, Hanif refleks mundur, kursi plastiknya ikut mundur.

"Bangsat!"

"E—eh maaf Pak Boss, nggak sengaja!"

"Aye tahu ngambek tuh bocah lo ngomong kasar," sahut Wira.

"Ya namanya juga refleks. Awas aja kalo dibilangin," tatap Hanif. Wira tertawa, bucin banget bigboss mereka nih memang.

"Elo sih Resh ah!" kesal Hanif.

"Lo sih Nan ah! Nanyanya nggak mikir!" protes Naresh, Jinan berkedip polos.

"Loh? Gue kan nanya doang? Logikanya gitu dong?"

"Gue emang cantik, sih. enggak usah heboh gitu, norak," tatapan Wishaka melengos dari menatap Naresh jadi memperhatikan laju motor di jalan malam itu.

Anak–anak cowok Pers Kampus sekarang tengah asik ngopi di warung pinggir jalan depan kampus mereka.

"Apa sih lo!" sungut Jinan.

"Tenang aja Nan, gue nggak bakal rebut Wishaka dari lo kok," kekeh Naresha yang dibalas tatapan galak Jinan.

"Tapi asli sih, temen gue yang homo tuh, pernah minta kontak lo sama gue Shak. Di mata mereka katanya yang kaya lo gini tipe mereka banget."

Kini giliran Daniel yang duduk di samping Wishaka ikut bersuara,

"Terus? Lo kasih?" tanya Jaiz penasaran, duduknya ada di depan Daniel.

Daniel menggeleng,

"Nggak lah anjir, gue masih sayang nyawa nggak mau digorok si Jinan."

Yang lain sontak tertawa. Hanya Jinan yang melotot marah.

"Nggak jelas lo pada bangsat!"

Tapi ...

"Kamu cuman milik aku, jangan dengerin omongan cowok–cowok gatel itu ya," rangkul Jinan yang kini giliran Wishaka yang menatap galak.

"Lepas setan."

Dengan cepat Jinan melepaskan rangkulannya. Wishaka galak. Kaya maung. Jinan nggak suka. Mending galaknya si—eh. Hampir kelepasan nama.

"Jadi lo ini mau mengikrarkan diri suka sama si Thara apa gimana ngomong begini?" Wira yang daritadi hanya ikut tertawa bertanya pada Naresh, penasaran juga dia.

Pers Kampus ✔ [Open PO Pers Kampus 1.0 & 2.0 check IG allyoori]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang