Pers Kampus ✔ [Open PO Pers Kampus 1.0 & 2.0 check IG allyoori]

37 : Tentang Senin

Recomended Song : Day6 - My Day

Senin Agustrianda Walapan.

Lahir hari senin, bulan Agustus, tanggal dua puluh delapan.

Entah orang tuanya terlalu kreatif atau malas memberikan nama, tapi begitulah kenapa namanya Senin. Sering disebut Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu bahkan Minggu. Namanya berubah sesuai hari.

Ketika dirinya datang ke sekre, terkadang, Sian, Orion, dan Jaiz sering nyanyi,

"Senin Selasa," mulai Sian.

"Rabu Kamis," sahut Orion.

"Jumat, Sabtu, Minggu," lanjut Jaiz.

"itu nama – nama Senin," tutup ketiganya kompak.

Sial, Senin rasanya pengen ngamuk. Tapi pas itu ada Kak Siddiq di Sekre T___T

Dia harus jaga image.

"Hariiii!!"

Panggilan bersemangat yang selalu sukses bikin Senin semangat juga.

Hanya Jinan.

Ya. Seorang Jinan Melviano Pradipa seorang yang menyebutnya dengan begitu cantik.

Hari

"You are myday~ " genjreng Brian dengan gitarnya.

Senin salah tingkah. Jinan malah nyengir.

"So, How was your day in Monday? "

Jinan, selalu Jinan.

Yang menyapanya seperti itu tiap hari Senin.

"Hari Senin itu harinya Senin, jadi harus special dong."

Hanya Jinan yang begini.

"Jadi, pas lo mau confess dia malah cerita soal Jelita? Tuh anak serius demen Jelita?"

Sekre sore itu hanya berisi senior perempuan. Ada Salwa, Kanaya, Wendy, Hanna dan Senin tentu saja.

Senin mengangguk sedih. Hampir menangis. Hanna langsung memeluknya.

"Yakin Jinan suka Jelita?" tanya Wendy.

"Buktinya kemaren dia ngomong gitu soal Jelita. Aku denger langsung Kak," cerita Senin.

Wendy menatap prihatin. Yah, keadaan seperti ini membuatnya teringat masa lalu.

Jangankan baru kemarin seperti Senin, dirinya bahkan sudah setahun ini dan masih terjebak di rasa sakit yang sama.

"Apa ini tandanya gue harus nyerah aja ya?" sedih Senin masih dipeluk Hanna.

"Istirahat aja dulu, pikirin lagi deh, apa yang sebenernya lo mau. Jangan terburu – buru bilang ke Jinan juga. Takutnya hubungan baik kalian jadi rusak," nasehat Hanna.

Hanna teringat bagaimana Hanif – Ayesha yang kini jadi menjauh.

Gara – gara dia.

Duh, sampai sekarang dia masih bingung. Mana Ayesha menghindarinya lagi.