3. Her Sad Life

43.4K 4.9K 361
                                    

Ide lagi lancar di sini meski peminat cerita ini masih sedikit. Pembaca ceritaku sebagian besar suka yg genre romance, kalau fiksi remaja emang jarang. Tapi nggak apa-apa, aku akan tetap melanjutkan.

Alexa dan tiga temannya berbincang di taman belakang. Mereka membicarakan nasib apes yang baru dialami Tera.

"Gue puas banget udah ngasih dia pelajaran. Alexa dilawan. Siapa suruh dia laporan ke guru BK. Rasain sekarang, semua warga sekolah udah nge-judge dia cewek nggak bener." Alexa tersenyum miring.

"Lo emang jagonya kalau udah balas dendam." Dela tertawa.

Seketika mereka terdiam kala Sagara berjalan mendekat. Cowok tenar satu itu langsung duduk di antara Revina dan Velma, membuat kedua gadis itu bergeser agak jauh.

"Apaan sih lo dateng-dateng langsung nyempil aja." Revina menggerutu kesal.

"Huuh...gue udah pewe juga. Dasar lo!" Velma menyikut lengan Sagara yang cuek saja telah membuat dua temannya kesal.

"Bosen gue. Pingin cari angin aja." Sagara mengibas-ibaskan kerah kemejanya. Cuaca begitu gerah.

"Udah tahu gosip tentang cewek lo, belum?" Dela menaikkan alisnya dan menatap Sagara seraya tersenyum penuh arti.

"Cewek siapa?" Sagara melirik Alexa dan teman-temannya satu per satu.

"Ah, lo sih nggak sekelas sama kita, jadi nggak tahu. Cewek lo bikin geger tahu." Revina tertawa cekikikan.

"Lo semua lagi ngomongin siapa? Gue nggak ngerti, nih." Sagara menunjukkan tampang bengongnya.

"Pura-pura nggak tahu nih. Cewek yang kemarin lo tembak." Revina tertawa ngakak diikuti teman-temannya.

Sagara kini mengerti, cewek yang mereka maksud adalah Tera. Entah kenapa bayangan wajah Tera yang bersimbah air mata begitu melekat.

"Dia itu bawa kondom di tasnya," jelas Dela.

"Dia beneran bawa kondom itu?" Sagara menanyakan kembali tentang kasus yang sedang viral itu.

"Gue yang ngerjain dia." Alexa tersenyum.

Kini Sagara tahu kebenaran yang sesungguhnya. Ia pun tak menyangka gadis yang terlihat polos itu membawa barang seperti itu ke sekolah. Kini keraguannya terjawab. Alexa adalah dalang di balik semua ini.

******

Sagara bermain basket bersama teman gengnya setelah jam pelajaran sekolah berakhir. Bola yang dilempar olehnya menggelinding ke tepi lapang. Saat ia hendak melangkah ke tepian, ia melihat Tera berjalan seorang diri di koridor. Ia tercenung sesaat dan baru menyadari, gadis itu mungil, kurus, terlihat kurang gizi dengan wajah yang selalu pucat.

Dua temannya mendekat ke arahnya dan ikut menatap Tera yang semakin jauh.

"Kenapa lihatin dia segitunya, Bro? Jangan bilang kalau lo pingin pakai jasanya." Cowok berambut ikal bernama Henry itu tertawa renyah diikuti oleh Daffa yang juga tertawa tanpa beban.

"Dia bukan cewek kayak gitu," balas Sagara datar.

"Terus kondom dalam tasnya?" Daffa mengernyit.

"Ada yang menjebaknya." Sagara memungut bola itu lalu kembali ke tengah lapang.

"Siapa ya jebak, Ga?" tanya Henry penasaran.

"Ada, lah." Sagara tak mau menjawab. Ia melemparkan bola ke arah ring. Bola berhasil menembus ring.

"Siapa, Ga? Gue penasaran." Daffa mendekat ke arah Sagara.

"Udah lah, nggak usah dibahas." Sagara kembali melempar bola.

Bullying Survivor (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang