"Alexa ayo berganti baju dulu, nanti duduk di sini. Ada yang ingin ayah bicarakan." Farhan tersenyum menatap putri sulungnya.
Alexa memberi salam pada kedua orang tua Sagara. Dia menuruti permintaan ayahnya. Masih saja bergemuruh tanda tanya dalam benaknya, apa maksud kedatangan Sagara dan kedua orang tuanya?
Alexa duduk di sebelah Dira. Ia merasa ada sesuatu yang sangat penting yang ingin orang tuanya bicarakan hingga melibatkan orang tua Sagara juga.
"Begini Alexa, Sagara dan keluarganya datang ke sini dalam rangka silaturahmi untuk mengakrabkan hubungan. Tadi kami bicara banyak hal sampai akhirnya tercetus keinginan Papa dan orang tua Sagara untuk lebih mempererat persahabatan keluarga ini. Alexa dan Sagara kan sama-sama masih single. Gimana kalau kami berniat menjodohkan kalian? Apa Alexa bersedia? Kalau dari Sagara sih dia tidak keberatan."
Alexa tersentak mendengar penuturan sang ayah. Ia melirik Sagara yang tersenyum padanya. Alexa mengamati wajah sang ayah yang berseri-seri. Alexa tahu, ayahnya sangat berharap Alexa menerima perjodohan ini. Selama ini ia merasa telah banyak menyakiti dan mengecewakan sang papa. Ia tak ingin menorehkan kekecewaan di hati Farhan. Namun ia juga tak bisa memaksakan diri menerima perjodohannya dengan Sagara karena di hatinya masih tertinggal nama Danesh. Bahkan setelah pertemuannya kembali dengan mantan kekasihnya itu, hatinya kembali menghangat. Ia seolah jatuh cinta kembali pada Danesh.
"Bagaimana Alexa?" tanya sang ayah penuh harap.
"Apa Alexa boleh minta waktu untuk mempertimbangkan soal perjodohan ini?" Alexa merasa tak enak hati. Apalagi saat satu per satu senyum dari papa dan orang tua Sagara perlahan memudar. Raut wajah Sagara pun seketika berubah datar.
"Oh, silakan Nak Alexa. Tante paham banget, untuk urusan menikah memang butuh pertimbangan yang matang." Lani mengulas senyum ramah. Ia berharap Alexa mau menerima Sagara. Ia menyukai pembawaan Alexa yang sopan dan kalem.
"Iya, Alexa, kamu boleh mempertimbangkan dulu. Sagara insya Allah bersabar menunggu jawaban kamu. Iya, kan Sagara?" Romi melirik sang putra.
Sagara mengangguk dan tersenyum. Ia menatap Alexa yang diam membisu. Gadis itu tak menampakkan ekspresi berarti. Ia bertanya-tanya, apakah Alexa belum siap untuk mengubah status persahabatan mereka menjadi lebih dari sekadar sahabat? Atau ini terlalu cepat?
"Mudah2an kamu bisa mengambil keputusan tepat ya. Sagara laki-laki yang baik. Lihat kebaikan hatinya, sayang. Papa akan sangat bahagia kalau kamu mau memberi Sagara kesempatan." Farhan tersenyum menatap Alexa.
Alexa masih bingung dengan semua ini. Rasanya ini begitu janggal jika tiba-tiba persahabatan antara dirinya dan Sagara berubah jadi cinta.
******
Alexa galau tak menentu. Ia tak bisa memejamkan mata karena memikirkan rencana perjodohannya dengan Sagara. Pikirannya terus berkelana memikirkan Danesh. Padahal ia sendiri tak tahu apakah Danesh masih menyimpan perasaan untuknya atau tidak.
Satu pesan WhatsApp meramaikan ponsel yang sedari tadi tenang.
Assalamu'alaikum, Alexa. Mungkin rencana perjodohan kita membuatmu kaget. Aku juga nggak menyangka kedatangan kami yang sebenarnya untuk silaturahmi berujung pada pembicaraan perjodohan. Apapun keputusanmu aku akan menerimanya.
Alexa tak tahu harus membalas apa. Dia memang merasakan ada yang berbeda dari cara Sagara menatapnya atau berbicara dengannya. Namun semua ini begitu aneh. Sagara di matanya masihlah anak laki-laki yang dulu selalu menghiburnya dengan memberinya es krim, yang ketika SMA selalu melindunginya kala ia mendapat serangkaian bullying dari teman-temannya. Sagara yang selalu ia sebut best friend...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullying Survivor (Completed)
Teen FictionTentang remaja bernama Tera, yang mencoba bertahan dari jerat bullying yang diselancarkan orang-orang di sekitarnya. Why do they bully you? Because they are only shallow-minded people who don't know the way to treat others as human. @archaeopteryx_ ...