22. Akhir Cerita

41.1K 2.7K 113
                                    

Alexa membuka pintu ruang depan. Ia berjalan menuju pintu pagar. Diambilnya boneka dan satu kantong plastik berisi coklat kesukaannya. Gadis itu kembali masuk ke dalam dengan perasaan hancur. Ia berjanji untuk tak lagi menjalin hubungan dengan siapapun. Ia akan belajar sungguh-sungguh untuk memperbaiki diri bukan menjerumuskan diri dalam pacaran apalagi sampai bersentuhan fisik. Pada akhirnya dia lah yang menuai akibatnya.

Esoknya Alexa memberanikan diri untuk berangkat sekolah. Tera menggandeng tangannya. Mereka berjalan di sepanjang koridor dan menjadi pusat perhatian siswa yang lain. Alexa lebih banyak menunduk.

"Ckckck, cewek murahan ini masih berani datang ke sekolah. Masih punya nyali, ya?" Alvira tersenyum sinis. Ia puas melihat Alexa kembali jatuh.

"Kamu nggak punya perasaan, ya. Jangan ganggu Alexa, urusi saja urusanmu sendiri." Tera menatap Alvira tajam. Sedikit pun ia tak gentar menghadapi Alvira.

"Wow, adiknya ini sok jagoan banget. Mentang-mentang pacarnya Abim Lo jadi berani banget sama gue!" Alvira menaikkan sebelah sudut bibirnya.

"Aku berani sama kamu bukan karena aku pacarnya Abim, tapi karena aku emang nggak takut ngadepin kamu. Kamu perlu tahu, nggak ada orang yang suka ditindas dan dicaci. Suatu saat kamu bakal ngerasain, gimana rasanya jadi Alexa yang suka kamu bully. Mungkin dari sini mata hatimu bisa terbuka."

Alvira dan kedua temannya tercengang mendengar kata-kata Tera.

"Apa salah kalau gue ngomong kayak gitu soal kakak Lo? Emang gitu kenyataannya, kan? Dia berbuat mesum sama Danesh di toilet, artinya dia itu cewek murahan." Alvira bersedekap dan mengangkat sebelah sudut bibirnya. Tatapannya masih saja sinis dan meremehkan.

"Jaga kata-kata kamu Alvira. Aku tahu, kakakku sudah berbuat salah dan melanggar peraturan. Tapi dia juga punya hak untuk memperbaiki diri. Seharusnya kita support dia untuk memperbaiki kesalahannya, bukan malah mencemooh.

"Apa yang dilakukan Alexa udah mencemarkan nama baik sekolah, Ter. Berita ini udah viral sampai luar sekolah. Nggak semudah itu memaafkan dia. Dan gue nggak percaya dia bisa memperbaiki kesalahannya. Ujung-ujungnya dia bakal ngulang kesalahan yang sama." Alvira melirik Alexa yang mematung dengan tatapan kosong.

"Lo nggak usah koar-koar ngatain cewek lain murahan, nggak bener, segala macam." Tiba-tiba Aris bicara lantang dan menatap Alvira penuh benci. Abimanyu, Radith, dan Ardian juga datang bersamanya.

Alvira dan dua temannya terkejut dengan kedatangan keempat cowok itu.

"Gue emang ngomong fakta." Alvira membela diri.

"Belum tentu Lo lebih baik dari Alexa. Lo nggak usah sok suci. Mantan pacar Lo udah cerita semuanya sama gue. Apa yang Lo lakuin jauh lebih parah dari Alexa. Cuma beruntung aja Lo nggak ada yang mergokin dan merekam. Jadi nggak usah sok iyes. Di mata cowok yang punya otak buat mikir, Lo udah nggak ada harganya." Kata-kata Aris yang pedas dan menohok membuat Alvira mati kutu. Gadis itu kesal dengan sang mantan pacar karena membocorkan rahasia tentang apa yang pernah terjadi di antara mereka.

Kedua teman Alvira pun terkejut mendengarnya. Salah satunya pernah mengingatkan Alvira untuk berhati-hati dengan cowok. Cowok yang brengsek tak akan segan menceritakan apa yang sudah dia lakukan bersama sang pacar atau mantannya pada teman-temannya. Rasa-rasanya Alvira ingin mendatangi mantan pacarnya dan mencekeknya saat itu juga.

Alvira yang malu dan merasa direndahkan tak mampu berkata-kata untuk membalas. Ia segera berlalu diikuti kedua temannya.

Alexa masih tertunduk. Abimanyu dan teman-temannya turut prihatin dengan apa yang menimpa Alexa.

"Lo yang kuat, Lex. Semua ini pasti cepat berlalu. Yang penting Lo nggak mengulangi perbuatan Lo dan fokus buat masa depan Lo." Abimanyu menyampaikan dukungannya.

Bullying Survivor (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang