Hari ini Tera dan teman-teman sekelasnya mendapat tugas untuk membuat resensi buku. Ia ingin meminjam salah satu buku di perpustakaan. Guru Bahasa Indonesia membebaskan murid-muridnya meresensi buku apa saja, entah fiksi maupun non fiksi selama buku tersebut tidak mengandung unsur pornografi.
Tera hendak mengajak Alexa, tapi kakaknya itu malah pergi ke kantin bersama Danesh. Saat berjalan menuju perpustakaan, Tera berpapasan dengan Sagara.
"Mau kemana, Ter?" Sagara tersenyum ramah.
"Aku mau ke perpustakaan."
"Bisa nggak ya kita bicara sebentar?" tanya Sagara lagi.
Tera mengangguk. Ia menerka-nerka apa yang hendak Sagara katakan. Sagara mengajaknya ke taman tengah. Rasanya Sagara tak bisa lagi menutupi semuanya. Ia ingin mengungkapkan rasa yang telah lama terpendam.
"Kamu mau ngomong apa?" Tera menoleh ke arah Sagara.
Cowok satu itu menimbang kembali keputusannya untuk bicara jujur. Ia tak peduli apa reaksi Tera nanti. Sekalipun Tera akan menjauhinya setelah ia terbuka tentang perasaannya, ia tak akan menyesal. Lebih menyesal lagi jika ia tak pernah menyampaikan perasaannya.
"Ter, aku mau jujur sama kamu. Terserah kamu mau bereaksi apa. Ini ungkapan dari hati aku yang paling dalam."
Tera semakin penasaran sekaligus deg-degan. Ada gerangan apa Sagara ingin mengungkapkan isi hatinya? Tera tak mau berspekulasi macam-macam.
Keduanya tak tahu, Abimanyu yang sudah mencari keberadaan Tera sedari tadi, melihat kekasihnya tengah bicara dengan Sagara di taman. Ia memutuskan untuk menguping pembicaraan keduanya dari balik pohon. Ia cemburu melihat Sagara mendekati Tera.
"Ter, sebenarnya udah lama aku punya rasa sama kamu. Aku jatuh cinta sama kamu." Sagara menatap Tera tajam.
Gadis itu membeku, spechless, benar-benar bingung untuk menanggapi. Sagara mengungkapkan perasaannya di saat sudah ada Abimanyu yang mengisi hatinya.
"Aku tahu mungkin aku terlambat. Kamu udah punya Abimanyu. Nggak seharusnya aku buat kamu bimbang. Aku nggak bermaksud untuk mengganggu kamu dan Abimanyu. Aku cuma ingin mengungkapkan apa yang aku rasain. Aku juga nggak mengharapkan jawaban apapun dari kamu. Sumpah, aku nggak ada maksud untuk merebut kamu dari Abimanyu..." Sagara berusaha merangkai kata yang tepat. Ia tak ingin Tera salah paham.
"Aku nggak mau terus-terusan menahan rasa ini. Semua ini bikin aku tersiksa, Ter. Aku lega udah ngungkapin semua. Aku nggak peduli setelah ini kamu bakal ngejauhin aku... Yang pasti aku cuma pingin kamu tahu tentang perasaanku." Sagara masih menelisik wajah Tera yang mendadak mendung. Gadis itu menunduk.
Dulu Tera memang mengharapkan Sagara. Dulu ia begitu mencintainya. Akan tetapi, sekarang keadaannya berbeda. Bibirnya terkatup. Lidahnya serasa kelu untuk berucap.
Abimanyu tercenung. Jauh di lubuk hatinya, ia sangat takut kehilangan Tera. Melihat sikap diam Tera, Abimanyu menduga bahwa kekasihnya mungkin masih memiliki perasaan untuk Sagara.
"Sekali lagi aku minta maaf. Terima kasih udah mau dengerin kata-kataku." Sagara berdiri dan segera berlalu dari hadapan Tera.
Abimanyu berjalan mendekat ke arah Tera. Gadis itu terkesiap melihat langkah tak asing itu mendekat. Abimanyu menatap Tera datar.
"Bim..."
"Lo masih cinta sama Sagara, kan?"
Tera mengernyitkan alis, "Kenapa kamu nanya gitu?"
"Gue denger apa yang Sagara bilang. Dia cinta Lo. Dan sepertinya Lo juga punya rasa sama dia."
Tera beranjak dan menatap Abimanyu lebih tajam, "Aku nggak mengatakan apa-apa. Aku nggak bilang kalau aku punya rasa sama dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullying Survivor (Completed)
Teen FictionTentang remaja bernama Tera, yang mencoba bertahan dari jerat bullying yang diselancarkan orang-orang di sekitarnya. Why do they bully you? Because they are only shallow-minded people who don't know the way to treat others as human. @archaeopteryx_ ...