Wattpad masih eror. Di profilku ceritaku tinggal 16, 17 cerita lainnya belum pada balik. Draft juga hilang 4. Banyak penulis yang kehilangan cerita. Mudah-mudahan segera normal lagi.
Alexa menangis di kamarnya. Ia bingung harus berbuat apa. Ia harap Danesh mau memperjuangkannya, tapi sewaktu bicara dengan Danesh, ia hanya mendengar nada putus asa darinya.
Dira mengetuk pintu kamar Alexa.
"Sayang..."
Alexa mengusap air matanya. Ia menoleh ke arah pintu.
"Masuk, Ma..."
Dira membuka pintu. Satu senyum terlukis. Dia duduk di sebelah Alexa.
"Kamu belum tidur?"
Alexa tersenyum tipis, "Belum ngantuk..."
Dira memperhatikan wajah Alexa lekat. Mata putrinya terlihat sembab.
"Kamu kenapa? Kamu abis nangis?"
Alexa menggeleng, "Nggak apa-apa, Ma..."
"Kamu nggak bisa bohong sama Mama. Mama tahu pasti ada masalah. Mata kamu sembab. Kamu bisa cerita sama Mama."
Alexa menghela napas pelan.
"Ma, Alexa sebenarnya udah ketemu lagi sama Danesh. Sekarang dia jualan pisang goreng. Alexa masih sayang Danesh, dia juga masih sayang sama Alexa. Dia kecewa karena mendengar rencana perjodohanku dengan Sagara. Sebenarnya Alexa ingin dia berjuang, Ma. Alexa ingin dia berusaha meyakinkan Papa dan Mama, tapi dia takut nggak bisa membahagiakan Alexa. Dia bilang Sagara punya segalanya dan pasti bisa membahagiakan Alexa." Setitik bulir bening itu jatuh.
"Tapi Alexa cuma ingin dia, Ma..."
Dira Tersenyum. Ia tahu gadis seumuran Alexa lebih mendengar kata hatinya. Perasaan cinta itu memang tidak bisa dipaksakan.
"Alexa, cobalah sholat istikharah, minta petunjuk sama Allah. Kalau memang setelah minta petunjuk, kamu semakin mantap memilih Danesh, tak ada keraguan, maka berdoalah agar kamu dan Danesh berjodoh. Jika memang Danesh benar-benar mencintaimu dan serius ingin menikahimu, dia pasti akan memperjuangkanmu."
Alexa sedikit lebih tenang mendengar nasihat Dira. Ia mengangguk pelan.
"Makasih, Ma. Mama selalu ada saat Alexa butuh. Alexa akan jalankan nasihat Mama."
Anak dan ibu itu saling berpelukan. Bagi Alexa, Dira bukan hanya seorang ibu, tapi dia juga seperti seorang sahabat.
******
Danesh termenung memikirkan pembicaraanya dengan Alexa. Ia tak sampai hati kala terbayang Alexa yang berderai air mata. Ia takut... Takut tak bisa membahagiakan Alexa. Ia takut membawa gadis itu pada kesulitan hidup yang tengah ia hadapi.
Elma mengernyitkan alis melihat Danesh termenung di ruang depan. Ia duduk di sebelah putranya.
"Ada apa, Danesh? Kamu belum tidur, malah kayak lagi melamun gitu. Apa lagi ada masalah?"
Danesh menatap sang bunda. Ia selalu bercerita apa saja pada bundanya. Dukungan dari sang bunda adalah segalanya untuknya.
"Bu, ibu masih ingat, kan? Dulu Danesh pernah cerita kalau Danesh punya mantan pacar waktu SMA dan Danesh belum bisa melupakannya."
Elma mengangguk, "Iya Ibu ingat..." Elma memutar bola matanya seolah berusaha mengingat sesuatu.
"Apa mantan pacar kamu itu Alexa? Dia yang dulu tersangkut kasus sama kamu?"
Danesh mengangguk, "Iya, Bu... Sejak kejadian itu, dia tinggal di pondok pesantren dan belajar di sana. Dan sampai detik ini kami masih saling mencintai, Bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullying Survivor (Completed)
Teen FictionTentang remaja bernama Tera, yang mencoba bertahan dari jerat bullying yang diselancarkan orang-orang di sekitarnya. Why do they bully you? Because they are only shallow-minded people who don't know the way to treat others as human. @archaeopteryx_ ...