9. Remuk Redam

35.8K 3.5K 570
                                    

Kalian tim Abimanyu-Tera atau Sagara-Tera? 😁

"Assalamu'alaikum."

Tera yang tengah menyisir rambut terkesiap. Pagi-pagi sudah ada tamu, siapa gerangan? Gadis bermata sendu itu menjawab salam lalu bergegas menuju ruang depan.

Ada rasa terkejut yang seakan menjalar dan untuk sesaat membekukan suasana. Bibir terkatup, kata-kata seakan membeku dan terkurung es padat yang tak jua mencair. Dia datang lagi? Setelah tiga hari ini, Abimanyu setia mengantarnya pulang, kali ini cowok yang di mata Tera begitu unik itu melangkah ke level yang lebih tinggi demi memenangkan hati sang gadis impian.

"Abim..."

"Berangkat, yuk, sekarang gue bakal jemput lo tiap pagi." Abimanyu tersenyum dengan rentetan kata bernada santai, yang ia sendiri tak mengerti bahwa kata-kata itu bermakna begitu serius bagi Tera.

"Kamu nggak usah repot-repot begini. Aku bisa naik angkot atau ojek." Tera sedikit gelagapan. Ia masih saja tak percaya, saat ini Abimanyu mematung di hadapannya dan mengajaknya berangkat bersama.

Sungguh, belakangan ini dunia serasa berbeda bagi Tera. Semesta seolah memberinya kesempatan untuk merasakan sesuatu yang dulu pernah ia khayalkan. Ia sering tercenung melihat teman-teman perempuan dibonceng oleh teman cowok lalu berangan Sagara menawarkan diri untuk menjemput dan mengantarnya pulang. Kini bukan sosok Sagara yang merealisasikan khayalannya jadi nyata, tapi Abimanyu Mahesa Priangga. Seseorang yang tak pernah terpikirkan akan menjadi teman yang paling dekat dengannya saat ini.

"Kok bengong? Gue antar adik lo sekalian, ya." Abimanyu mengayunkan telapak tangan ke atas dan bawah di depan wajah Tera untuk membangunkan Tera dari lamunan.

"Eh... Adikku udah berangkat," balas Tera.

"Ya, udah... Kita berangkat sekarang. Oya, gue pamitan dulu sama nenek lo." Abimanyu menerawang ke dalam sambil memicingkan mata mencari keberadaan nenek.

Ida keluar dari ruang tengah dan tersenyum menyambut kedatangan Abimanyu. Cowok yang dikenal urakan itu nyatanya tidak se-urakan seperti yang disematkan orang-orang padanya. Ia cukup tahu sopan santun dengan menjabat tangan wanita senja itu dan menciumnya.

"Nek, saya mau antar Tera ke sekolah, boleh tidak?"

"Iya silakan, langsung ke sekolah ya, jangan mampir-mampir." Ida mengulas senyum. Ia percaya Abimanyu tak akan mengkhianati kepercayaannya.

"Pasti, Nek."

Sepanjang jalan senandung lagu meluncur dari bibir sang "driver". Tera mendengarnya dengan seksama dan ia baru menyadari, Abimanyu memiliki suara yang enak didengar, tidak sehancur reputasinya.

Aku hanyalah manusia biasa
Bisa merasakan sakit dan bahagia
Izinkan ku bicara
Agar kau juga dapat, mengerti

Kamu yang buat hatiku bergetar
Rasa yang telah kulupa, kurasakan
Tanpa tahu mengapa
Yang ku tahu inilah cinta

Cinta karena cinta
Tak perlu kau tanyakan
Tanpa alasan, cinta datang dan bertahta

Cinta karena cinta
Jangan tanyakan mengapa?
Tak bisa jelaskan, karena hati ini telah bicara

Kamu yang buat hatiku bergetar
Senyumanmu mengartikan semua
Tanpa aku sadari
Merasuk di dalam dada

Cinta karena cinta
Tak perlu kau tanyakan
Tanpa alasan, cinta datang dan bertahta

Tera tahu lagu itu berjudul "Cinta Karena Cinta" yang dinyanyikan oleh Judika. Ia bertanya-tanya, apa lagu itu menggambarkan perasaan Abimanyu? Apa lagu itu ditujukan untuknya? Buru-buru ia mengerjap, meyakinkan diri bahwa bisa saja Abimanyu hanya asal bernyanyi atau mungkin lagu itu ditujukan untuk orang lain, yang spesial di hatinya. Meski dari sinyal-sinyal yang diberikan Abimanyu, Tera bisa menangkap jelas bahwa Abimanyu memiliki perhatian khusus padanya.

Bullying Survivor (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang