Atmosfer di jam istirahat pertama menjadi berbeda dengan hari-hari sebelumnya karena mendadak semua murid dikumpulkan di aula. Semua bertanya-tanya, ada apa gerangan?
Bapak Kepala Sekolah mengedarkan pandangan ke semua sudut seakan tak ada satu pun bagian yang lepas dari tatapannya. Murid-murid tampak tenang, menunggu sang kepala sekolah bicara.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."
"Selamat pagi semuanya," ucap Pak Taufik seraya menyapu pandangan ke seluruh murid-murid yang hadir di aula.
"Selamat pagi, Pak."
"Tujuan Bapak mengumpulkan kalian di sini adalah Bapak ingin membahas skandal kondom yang kemarin sempat menggegerkan sekolah." Mata Pak Taufik berubah lebih tajam dan serasa menghunjam hingga dasar hati.
Alexa deg-degan. Ia takut Pak Taufik mengetahui bahwa dialah dalang di balik peristiwa yang menggemparkan itu. Tera tampak tenang. Ia tak gentar karena ia tak bersalah.
"Bapak nggak paham dengan kelakuan siswa yang menjadikan kondom sebagai bahan lelucon untuk mengerjai temannya. Entah siapa pelakunya tapi ini sangat keterlaluan. Sama sekali nggak lucu. Sama sekali nggak bagus. Ini namanya perbuatan tidak bermoral." Suara Pak Taufik terdengar begitu menggelegar.
Semua murid seolah larut dalam kata-kata yang meluncur tegas itu hingga tak ada satu pun yang berani berbicara atau memalingkan wajah. Semua mata tertuju pada kepala sekolah yang dikenal disiplin itu.
"Kasus ini akan terus diusut, diselidiki sampai ditemukan pelakunya. Yang jelas pelaku sudah tahu sebelumnya bahwa sekolah akan mengadakan razia. Padahal informasi razia ini dirahasiakan pada siswa mana pun tanpa kecuali!" Perkataan Pak Taufik masih bernada tegas.
Alexa gugup dan cemas. Ia takut jika perbuatannya akan terbongkar. Tera bisa bernapas lega karena sekolah bertindak tegas pada orang yang telah tega menjebaknya.
"Selain mengusut siapa pelakunya, saya juga akan berbicara lebih mendalam tentang kasus ini, terutama informasi alat kontrasepsi yang dilarang digunakan oleh pasangan yang belum menikah. Karena kalau kalian belum menikah, kalian tidak boleh berhubungan intim. Alat kontrasepsi seperti kondom ini hanya boleh digunakan pasangan sah yang sudah menikah untuk mengatur jarak kelahiran atau menunda kehamilan. Sama sekali tidak direkomendasikan untuk pasangan yang belum menikah. Kita hidup di negara beragama dan bermoral. Zina itu dilarang dan dosa besar." Pak Taufik melayangkan tatapan tajam ke segala penjuru.
"Bapak menyadari sosialisasi tentang bahaya seks di luar nikah dan seks bebas memang masih kurang di sekolah ini. Karena itu, Bapak beserta para guru berencana untuk mengundang pakar parenting, ahli agama, serta tenaga medis untuk menyampaikan sosialisasi bahaya dari seks bebas ini pada kalian semua."
Suasana begitu tenang. Tak ada satu pun yang berani bicara.
Pak Taufik menatap Tera yang berdiri di pojok kanan barisan depan. Wajah gadis itu tampak tenang tapi juga pucat. Sebelumnya Nadia, guru BK bercerita banyak tentang Tera, salah satu murid pintar dan tak pernah melanggar peraturan. Ia bersekolah di SMA Angkasa melalui jalur beasiswa. Ibunya sudah meninggal dan ia tinggal di daerah kumuh bersama nenek dan adiknya. Katanya baru kali ini Tera terjerat kasus pelik dan mengarah ke bullying. Namun Nadia curiga bahwa Tera sudah lama mendapat perlakuan tak menyenangkan di sekolah dilihat dari sikapnya yang menarik diri dari pergaulan dan tertutup.
Pak Taufik merasa bersalah karena tak mengantisipasi akan hal-hal buruk yang bisa menimpa siswa mana pun. Ia ingin Tera maju ke depan dan mengungkapkan perasaannya karena ia pun yakin Tera hanyalah korban di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullying Survivor (Completed)
Teen FictionTentang remaja bernama Tera, yang mencoba bertahan dari jerat bullying yang diselancarkan orang-orang di sekitarnya. Why do they bully you? Because they are only shallow-minded people who don't know the way to treat others as human. @archaeopteryx_ ...