Happy reading!💙
Bagian 10
Pakar CintaTak terasa, sudah memasuki bulan Juli. Itu artinya, Delia sudah berada di Toraja hampir sebulan dan hari ini akan bersiap kembali ke Pinrang untuk sekolah. Satu bulan bagi Delia rasanya tak cukup untuk mengobati kerinduannya pada keluarganya.
Hubungannya dan Rey juga semakin dekat. Sejak kejadian malam itu, mereka mulai akrab dan saling tukar nomor WA yang sempat tertunda. Walaupun dekat, tapi Delia belum merasakan apapun jika berada di sisi Rey.
Eh?
Delia membuang pikiran aneh itu dari kepalanya dan melanjutkan kesibukannya, yaitu memasukkan barang-barangnya kedalam koper.
Ponselnya yang berada di nakas tiba-tiba menyuarakan lagu After the After Party menandakan ada orang yang meneleponnya.
Dia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang meneleponnya.
Alana.
Delia mengangkat alisnya heran. Padahal tadi pagi dia baru saja melakukan video call bersama Alana dan Kintan.
Delia men-slide ke ikon hijau untuk menerima panggilan tersebut.
"Halo?"
"Halo? Lo dimana, Del?"
"Gue masih di rumah, Na, ntar siang baru berangkat. Kenapa?"
"Oh oke. Gue cuma mau ingetin, ole-ole buat gue dan Kintan jangan dilupakan, ya. Tadi gue lupa bilang pas video call tadi."
"Kampret, gue kira ada yang penting. Udah tenang aja, udah tersimpan rapi di koper gue."
"Oke sip. Hati-hati di jalan, ya? Perasaan gue nggak enak."
"Nggak enak kenapa? Pengen berak?"
"Lagi sakit hati dia, Del." terdengar sahutan samar. Itu suara Kintan.
"Loh, sakit hati napa? Perasaan lo nggak punya pacar, deh. Hahahaha!" ejek Delia.
Alana mendecak di ujung telepon. "Bodo amat, dari pada lo di putusin gegara kere."
"Cih, gue mah santuy di putusin. Itu artinya dia nggak pantas buat gue," bela Delia pada dirinya sendiri.
"Oh gitu? Padahal galau juga sebulan."
"Udah, Alana. Gue putusin teleponnya, oke?"
Delia segera memencet ikon merah untuk mengakhiri panggilan dari Alana. Lalu segera melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda masih dengan mulut yang menggumamkan kata-kata kasar karena Alana telah mengingatkan Adrian padanya.
Tok tok tok
"Masuk!"
Pintu kamar Delia terbuka lebat. Disana berdiri Mamanya membawa segelas susu diatas nampan. "Kamu abisin ya susunya."
"Makasih, Ma," Delia tersenyum manis. Dia langsung mengambil susu itu dan meminumnya hingga habis. Elena tersenyum kecil dan menggerakkan tangannya mengelus puncak kepala putrinya.
"Mama boleh bilang sesuatu?"
"Iya, Ma."
"Mama sebenarnya pengen kamu sekolah disini aja. Mama sepi disini, nggak ada perempuan lain yang temenin Mama ngobrol. Papa kamu juga keseringan lembur, bahkan sampai dua hari gak pulang-pulang kerumah," Elena mulai mencurahkan isi hatinya.
"Ada Willo kan, Ma. Lagi pula, sekarang Delia tinggal setahun lagi, terus itu lulus. Delia janji bakal lanjut perguruan tinggi disini," ucap Delia sembari mengeluh pipi Elena.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Luv U!✔
Teen FictionKeseharian Delia dan dua sahabatnya selama bersekolah di SMA Pelita Unggulan Pengalaman Delia memiliki pacar pertama yang sukses membuatnya galau selama sebulan sehingga kedua temannya repot berpikir bagaimana cara membuat Delia move on. Dan ... P...