Happy reading!💙
Bagian 27
DissapointedMata Delia melotot lebar. Jantungnya makin berdegup kencang, dia berbalik lalu menatap Rey dengan senyum terpaksa.
"Ma-maaf, Rey. Gue tadi ngomong gitu karena terbawa emosi. Sorry," ucap Delia lirih. Gini nih, kalau hati sama mulut nggak sinkron! Delia merutuk dalam hati
Senyum kecil di bibir Rey perlahan pudar. Dia seperti baru saja diterbangkan tinggi-tinggi dan langsung jatuh begitu saja.
Sakit.
"Ohh gitu," ucap Rey akhirnya. Dia menelan ludah, "Tapi, andai lo tadi bilang perkataan lo itu serius, mungkin gue sekarang senang."
Delia mendongak, pipinya kembali merona, "Ehh?"
Rey tersenyum, namun kali ini terlihat dipaksakan, "Nggak. Nggak apa-apa, kok." Rey mengangkat tangannya menyentuh pipi Delia, "Lo kayak anak kecil, ya? Oles salep gini aja masih berantakan."
Delia meraba pipinya dan menunduk malu, "Tadi gue belum selesai ngolesnya."
"Mau gue bantuin?"
Mata Delia melotot, "Eh?! Gak usah, gue bisa sendiri!"
Delia berbalik kembali menghadap cermin dan meratakan salep di pipinya. Tangannya yang lain sibuk mengusap dadanya yang kini berdentum tak karuan. Ketika dia berbalik, Rey maju selangkah dan mengusap pipi Delia. "Sorry, karena gue pipi lo jadi gini."
"Nggak, seharusnya gue yang minta maaf, gara-gara gue, Adrian malah melampiaskan kekesalannya sama lo."
"Nggak, kok. Gue laki-laki, luka seperti ini masalah kecil doang, kok," Rey mengedipkan sebelah matanya lalu meringis kecil.
"Beneran masalah kecil? Lo baru aja meringis sakit," Delia tertawa namun kemudian langsung memekik pelan ketika merasa sakit dibagian pipinya.
"Satu sama," Rey tertawa melihat ekspresi kesakitan Delia.
Delia memajukan bibirnya namun sedetik kemudian tertawa bersama Rey.
"Woi, dilarang mesra-mesraan di UKS! " teriak Gery membuat keduanya berhenti tertawa lalu berdehem canggung.
"Bentar lagi, bel masuk. Gue kembali ke kelas, ya?" pamit Delia.
"Oh! Eh, iya, silakan!" Rey memiringkan badannya memberikan Delia jalan.
"Tan, A3, gue ke kelas, ya? Pelajaran udah mau mulai."
"Ehh, gue ikutan!" seru Kintan mendekati Delia lalu berbalik pada Alana, "Na, lo nggak apa-apa ditjnggal sendiri?"
"Nggak apa-apa, kok. Kalian harus masuk, ini udah jam pelajaran terakhir, gue tungguin kalian disini."
"Oke, nanti kita ijinin di Bu Ani."
"Gue temenin, Na, ya? Aww!" tawar Gery yang langsung mendapat pukulan keras dari Nathan.
"Enak aja lo! Bilang aja mau menghindar dari pelajaran Kimia, ya, kan?" tuduh Nathan.
Gery dengan watadosnya tersenyum lebar, "Tau aja lo, Nath."

KAMU SEDANG MEMBACA
I Luv U!✔
JugendliteraturKeseharian Delia dan dua sahabatnya selama bersekolah di SMA Pelita Unggulan Pengalaman Delia memiliki pacar pertama yang sukses membuatnya galau selama sebulan sehingga kedua temannya repot berpikir bagaimana cara membuat Delia move on. Dan ... P...