Bagian 8

112 18 13
                                    

Happy reading💙

Bagian 8
Liburan

Delia turun dari mobil setelah supir membukakan pintu. Dia menghirup udara dalam-dalam. Bibirnya melengkung, membuat wajahnya semakin manis. Supirnya yang memang masih berumur dua puluhan langsung memalingkan wajah, tak sanggup menatap wajah putri majikannya.

"Udara di Toraja gak ada perubahan, tetap dingin," ujar Delia. "Iya kan, Kak?" Delia menoleh pada Dedi—supirnya. Dedi hanya mengangguk kaku.

"Non, Nyonya udah nungguin di rumah. Gak langsung kesana aja? Nona kenapa mau singgah disini?"

Delia tak langsung menjawab rentetan pertanyaan Dedi. Dia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas lalu memotret kolam Makale yang sedari dulu ingin sekali dua sahabatnya kunjungi. Dia berencana membuat menangis dua sahabatnya disana. Hahaha.

"Cuma mau motret doang, Kak," jawab Delia akhirnya.

Dedi mengangguk paham. Saat Delia ingin masuk kembali kedalam mobil, dia dengan sigap membuka pintu untuk Delia. Namun Delia segera menahannya.

"Kak, Delia punya tangan sendiri kok buat buka pintunya. Kakak langsung masuk di kursi kemudi aja, Delia bisa buka pintu sendiri kok," ujar Delia cengar-cengir.

Dedi tersenyum kaku. Dia tetap berdiri di luar hingga Delia masuk kedalam mobil. Setelah Delia duduk rapi di dalam, Dedi segera masuk dan duduk di kursi kemudi. Mobil mereka perlahan maju, menuju kediaman keluarga Ayana.

***

"MAMA!"

Elena yang sedang duduk di sofa langsung melompat kaget saat mendengar suara cempreng yang tak asing di telinganya. Dia berbalik dan mendapati Delia sedang berjalan menuju kearahnya sembari menenteng koper besar.

"Akhirnya putri Mama datang juga. Mama kangen banget, udah dua tahun nggak pernah ketemu. Kamu makin cantik aja, Sayang," ucap Elena riang. Dia merentangkan tangannya, Delia langsung menghambur ke dalam dekapannya.

"Delia juga kangen, Ma. Mama juga makin cantik, padahal udah tua, hahaha!" canda Delia yang langsung mendapat toyoran dari Mamanya.

"Kamu ini, baru datang udah main ngeledek aja!"

Delia cengengesan. Dia menatap rumahnya yang sepi. Hanya beberapa pelayan yang bolak-balik ke dapur.

"Papa kemana, Ma?"

"Masih di hotel, besok udah acara peresmiannya jadi Papa harus kesana buat mastiin semuanya udah lengkap dan siap."

Delia mengangguk paham.

"Kalau Willo?"

"Kamu nyari aku?" sebuah suara anak laki-laki dari lantai dua membuat Delia mencibir. Willo perlahan turun dari tangga dan menghampiri Delia dengan senyum lebar.

"Napa lo?" tanya Delia curiga. Baru datang begini, adiknya langsung tersenyum lebar.

"Coklat," ucap Willo lalu menengadahkan tangannya didepan Delia.

Delia meringis. "Sorry, gue lupa."

Willo mencibir lalu duduk di sofa. "Halah, sudah aku duga. Kau pasti pura-pura lupa, kan? Biar uangmu gak melayang lagi."

I Luv U!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang